76

782 158 27
                                    

Yeji mencoba terlihat profesional pada morning report pagi ini.

Pertengkarannya dengan Seungyoun semalam membuatnya sedikit tidak fokus. Dia langsung meninggalkan rumah dengan dalil harus segera melakukan morning report hingga tak bisa sarapan bersama anak anaknya.

Dia hanya ingin menghindari Seungyoun. Dia tak bisa menahan amarahnya saat berhadapan dengan suaminya itu.

Yeji hampir saja meluapkan emosinya pada Minju saat dokter residen yang baru seumur jagung itu menabraknya di lobby. Untung Hyunjin datang dengan cepat dan menahannya agar tak memarahi Minju.

"Dokter Yeji ada tambahan?"

Jujur saja, dia sama sekali tak menyimak apapun yang diucapkan Dokter Chungha. Dia terlalu asyik berkutat dengan pikirannya.

"Tidak ada, saya rasa sudah cukup"

"Baik kalau begitu, mari kita kembali bekerja"

Tatapan Yeji terpaku pada sosok Minju. Gadis itu terlihat lelah, terdapat lingkaran hitam dimatanya.

Yeji segera membereskan barang barangnya dan menyusul Hyunjin yang tengah berjalan disebelah Minju.

"Dokter Minju, kau sakit?"

Bukan Yeji yang melontarkan kalimat itu, melainkan Dokter Hyunjin.

"Ah tidak, saya hanya sedikit lelah"

"Kudengar ayahmu masuk ke poli Syaraf pukul 3 tadi"

Yeji terdiam.

Ayah Minju?

Ayahnya?

"Dokter Hyunjin, aku duluan"






***********





Yeji menyugar rambutnya yang kali ini kembali berwarna cokelat setelah sebelumnya berwana hitam legam. Matanya menatap kosong pada cup kopi didepannya.

Pikirannya kalut, emosinya sangat tidak stabil. Dia bahkan memarahi Dohyon sebelum pergi ke rumah sakit pagi tadi. Dan dia tak meminta maaf pada putranya itu.

"Kau kembali meragukan Seungyoun?"

Mata tajam itu menatap datar pada sahabatnya yang sedang memakan cake Red Velvet dengan tenang. Padahal mereka baru saja melangungkan makan siang bersama beberapa saat lalu.

"Apa yang kau ragukan darinya Ji? dia bahkan menunggumu, menunggu kalian selama 10 tahun"

"Dia berpaling beberapa kali"

"Itu hanya kesalah pahaman Ji"

"Yena"

Desainer muda itu mengarahkan garpunya kearah Yeji. Seakan mengisyarakatkan pada perempuan itu untuk diam sebelum dia menusukkan garpu pada wajah Yeji.

"Berapa tahun kalian terikat? akan kuingatkan, 20 tahun. Kalian terikat sudah 20 tahun. Kalian berpisah 10 tahun tapi kalian bisa melaluinya. Seungyoun melakukan segala cara untuk menemukanmu dan Dohyon. Sekarang kau meragukannya, nyonya Cho?"

Yena kembali menyuapkan potongan Red Velvet kedalam mulutnya.

Dia tak habis pikir dengan Dokter Forensik ini. Bagaimana bisa Yeji berpikir jika Seungyoun akan meninggalkannya demi perempuan lain setelah perjuangannya mendapatkan Yeji.

Yena berani bersumpah tak akan ada orang yang berani mengusik rumah tangga keluarga Cho.

Seungyoun hampir sempurna begitu juga Yeji. Dengan empat anak yang juga rupawan. Tak ada lelaki yang melebihi Seungyoun untuk merebut hati Yeji. Begitupun sebaliknya.

Yena kembali bersumpah jika jalang manapun akan minder terhadap sahabatnya itu jika dia nekat merebut Seungyoun dari Yeji.

"Kim Minju bukanlah hal yang besar Ji, percayalah padaku. Jika dia berani merusak hal yang bukan ranahnya, aku yang akan membereskan dia. Aku selalu menepati ucapanku"

Yeji terdiam. Dia tak tau harus mengatakan apa. Otaknya dipenuhi dengan pemikiran negatif mengenai Seungyoun. Apalagi setelah Seungyoun mengantar Kim Minju kerumah sakit dan membelanya saat Yeji memarahi Residennya itu.

Bayangan ayahnya kembali hadir.

Bagaimana sosok itu pergi dan tak mau mengakuinya di usianya yang masih remaja. Hingga akhirnya mereka bertemu dan sosok itu benar benar tak mengenalinya.

"Kau menemui ayahmu?"

Yena terkekeh menyadari pertanyaannya.

"Kau pasti tak mau masuk kedalam kamar rawatnya dan hanya melihat dari jendela pint-

"Aku masuk"

Perempuan yang sudah menyandang status sebagai nyonya Hwang itu tersedak cakenya. Dia kaget mendengar jawaban Yeji yang sangat tiba tiba.

"Baguslah, tapi itu mengagetkan Ji"

"Aku masuk, dia tidur. Jadi dia tak melihatku"

Yena mengangguk.

Sahabatnya ini belum memiliki nyali sebesar itu untuk berbincang dengan ayah yang telah melupakannya. Jangankan berbincang, menatap matanya saja Yeji tak bisa.

"Kau harus berbicara dengannya saat kau siap"

"Apa aku harus Yen?"

"Kau punya dua pilihan. Membiarkan semuanya dan kau memilih berdamai dengan keadaan atau meluruskan semuanya dengan segala konsekuensinya nanti"

Yeji diam. Dia tak tau harus melakukan apa. Dia tak tau harus bicara dengan siapa lagi untuk memberinya masukan.

Ya, mungkin nanti setelah hubungannya dengan Seungyoun membaik. Dia akan meminta saran suaminya. Mau bagaimanapun sekarang Seungyoun lah tempatnya untuk pulang dan beristirahat. Seungyoun lah rumahnya.

Bunyi lonceng dari cafe menyita perhatiannya. Membuyarkan lamunannya.

Matanya menajam dan Yena berhasil menangkap kilatan amarah dari mata tajam Yeji.

"Bajingan"

Yena tak kuasa untuk tidak mengumpat saat tau objek yang ditatap Yeji dengan tatapan ingin menerkam.

Mereka ada di cafe depan rumah sakit tempat Yeji bekerja agar Yeji tak kesusahan saat Dokter Sehun ataupun Dokter Chungha menyuruh untuk kembali kerumah sakit secara tiba tiba karena ada autopsi mendadak.

Dan memungkinkan jika Dokter lain atau staff rumah sakit juga kesini untuk menghabiskan waktu makan siang.

Sangat memungkinkan bagi Kim Minju untuk kesini.

Tapi untuk apa Cho Seungyoun datang bersamanya?











_________________
___________________________________

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang