5

1.7K 391 93
                                    

Hari ini dia duduk dibawah pohon maple dengan riang. Bibirnya tak henti menyenandungkan lagu favorit ibunya dan sekarang menjadi favoritnya pula.

Daun daun yang berguguran dibiarkan mengenai kepalanya. Seolah tak mengganggu sama sekali.

Biasanya pukul 2 mamanya sudah datang menjemput. Menggandengnya menyusuri jalanan penuh daun maple dan menangkapkan 1 untuknya lalu dia akan menyimpannya di saku dan dimasukkan kedalam buku saat mereka sampai dirumah.

Sudah banyak daun daun ia koleksi dibuku tebalnya.

Sebenarnya itu buku fiksi tebal entah milik siapa namun ia ambil saja, toh buku itu ada di rumahnya berati buku itu juga miliknya.

Namun hari ini mamanya telat menjemput lagi, atau bahkan lupa menjemputnya karena banyak pertemuan dengan mayat?

Dia tau bahwa mamanya sering berurusan dengan mayat.

Hal itu membuatnya sedikit ngeri tapi dia menganggap pekerjaan mama paling keren.

"Delan belum dijemput?"

Kepalanya mendongak menatap pemilik suara manis yang menyapanya.

Miss Sara, wali kelasnya saat ia kelas 2.

Miss Sara orang yang baik, terlampau baik malah. Miss Sara sering menemaninya makan siang dan memberinya buah Semangka setiap hari.

"Mama sedang sibuk, mungkin sebentar lagi"

"Mau Miss temani menunggu mama?"

Dohyon mengangguk semangat lalu menggeser duduknya.

"Miss kenapa tidak pulang?"

"Miss menemani Delan, Miss tidak mau Delan menunggu sendirian"

"Tapi mama akan lama, Miss tidak apa apa?"

"No problem"

Kini anak itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Daun maple yang sudah dilapisi laminasi.

"Ini untuk Miss Sara, mama menangkapnya sebelum daun ini jatuh ke tanah"

Perempuan berambut brunette itu menatap terharu pada Dohyon, bagaimana seorang anak 10 tahun semanis ini?

Dia lalu memeluk muridnya dan mengusap kepala itu dengan lembut.

"Thank You Delan, Miss akan menyimpannya-

"Selamat sore"

Sebuah suara menginterupsi mereka membuat perhatian mereka teralih.

Seorang lelaki dengan setelan jas rapi berdiri disana, tersenyum manis menatap kearah Dohyon.

"Iya Sore, anda siapa ya?"

"Cho Seungyoun, saya yang menjemput Delan hari ini"




********

Yeji kalang kabut sekarang ini.

Setelah melakukan prosedur kedokteran guna mengoutopsi mayat dia bergegas ke sekolah Dohyon, dan tak menemukan anaknya disana.

Dia menelfon Yena dan Yunseong karena yang biasa menjemput anak itu selain dia adalah Yena dan Yunseong tapi keduanya menyatakan tidak menjemput putranya. Entah dimana sekarang Dohyon berada.

Dia mendudukkan dirinya di bangku taman tempat biasa Dohyoh menunggunya. Tangisnya pecah diasana, bagaimana jika ia kehilangan anaknya?

Yunseong telah menelfon guru Dohyon dari tadi dan tak ada yang tau dimana anak itu.

"Tenanglah Ji"

"Bagaimana aku bisa tenang Yen? anakku hilang"

Ya benar, Yena pasti akan melakukan hal yang sama jika anaknya hilang. Hey, tapi Yena sudah menganggap Dohyon anaknya sendiri. Tapi rasanya pasti berbeda. Memang ikatan ibu dan anak tak bisa diragukan.

"Dohyon dimana kamu"

Gumamnya sambil melihat kesekeliling berharap anaknya muncul sekarang juga.

"Kau sudah mengecek tempat yang sering didatangi Dohyon, Seong?"

Yunseong mengangguk, dia mendatangi semua tempat yang sering didatangi anak itu.

Kedai ice cream, kedai wafle, bahkan kedai kopi yang sering didatangi Yeji.

Namun nihil, anak itu tak ada dimanapun.

"Apa Seungyoun mengambilnya?"

Ucapan Yena membuat Yeji dan Yunseong sontak menoleh kearahnya.

Ya, mereka mendengar kabar bahwa lelaki itu sedang ada di Australia sekarang dan tak menutup kemungkinan bahwa lelaki itu mencari Yeji, jika dia tau bahwa Yeji punya anak tak menutup kemungkinan pula Seungyoun akan mengambilnya.

Tidak tidak.

Tidak boleh

Seungyoun tidak boleh melakukan itu.

Air matanya kembali luruh memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Anaknya, segalanya bagi Yeji.

Pusat dunianya.

Pusat hidupnya.

Dohyon begitu berarti untuknya.

Sosok itu membuatnya kuat menghadapi hidup.

Sosok kecil itu yang membuatnya ingin tetap hidup saat dia juga ingin mati.

Dohyon alasan kenapa dia bertahan sampai saat ini.

"Ashleen, Delan ada di rumah sakit"

Tubuh Yeji melemas seketika.

Rumah Sakit

entah baik entah buruk.


********

"Mama, sesaaak"

"Dohyon kenapa pergi tak bilang mama? lain kali jika mama belum menjemput maka ikutlah Miss Sara pulang kerumahnya, mama akan menjemputmu dirumahnya. Jangan pulang sendiri, jangan membuat mama khawatir"

Air mata Yeji kembali luruh.

Dia tak peduli jika putranya akan melihat itu.

"Sunshine jangan menangis, Delan baik baik saja"

"Delan kemari dengan siapa?"

"Naik taksi"

Cengiran lebar ditunjukkan anak itu untuk ibunya. Seolah berkata bahwa dia baik baik saja dan berharap ibunya tak cemas lagi.

"Oh tuhan syukurlah"

Sekali lagi Yeji merengkuh anak itu.

Memeluknya dengan erat seakan tak ada hari esok baginya.

Dia berjanji akan menjemput anak ini setiap hari.

"Dohyon harus janji pada Sunshine, kau tidak boleh pulang selain dijemput mama, aunty Yena atau uncle Yunseong oke?"

Dohyon mengangguk.

"Jika seperti ini aku tak bisa main dengan papa lagi"

_____________
_______________________

Ada yang inget kucingnya Yeji?

Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang