"Sudah makan Ji?"
Suara rendah itu menyapa indera pendengarannya saat dia memasuki mobil.
Seungyoun disampingnya sedang berkutat dengan ponsel, entah memainkan apa.
"Belum, apa anak anak sudah?"
"Mereka belum makan, Dohyon sedari tadi mengirimi ku pesan untuk membeli banyak makanan karena besok senin"
"Bukankah libur tahun baru mereka masih panjang?"
"Iya, tapi Dohyon tetaplah Dohyon, Ji"
Ujar Seungyoun sambil mematikan ponselnya lalu menyalakan mobil.
Yeji merasa bahwa Seungyoun masih salah paham atas kejadian kemarin. Karena lelaki ini sama sekali tidak menatapnya.
"Hari ini kau libur kak?"
Lelaki itu mengangguk.
"Maafkan aku tidak bisa menemani kalian. Maaf jika aku lebih memilih bersama mayat mayat itu daripada bersama kalian"
Seungyoun menoleh kearah Yeji. Memberikan senyuman hangatnya lalu menggenggam jemari lentik sang istri. Memberinya usapan lembut seakan berkata tak apa, memberi sedikit ketenangan untuk perempuan itu.
"Kau sudah bersumpah untuk itu, kau tak boleh mengingkari sumpahmu"
Perjalanan kali ini tidak sesepi kemarin kemarin. Dengan alunan lagu lagu dari album Entropy Day6 yang berasal dari playlist di ponsel Yeji membuat suasana semakin nyaman. Yeji bernyanyi dengan riang sementara Seungyoun tertawa melihat istrinya yang merasa bebas.
Sudah lama mereka tak seperti ini,
Mereka dulu sering sekali melakukan hal ini. Berkendara berdua ditengah malam dan bernyanyi riang. Mampir ke restoran cepat saji dan memakannya didalam mobil.
Berkeluh kesah atas segala hal.
Waktu begitu cepat berlalu.
Dulu Yeji adalah gadis sekolah menengah dengan jiwa bebasnya. Sekarang perempuan itu menjelma menjadi seorang ibu yang hebat dari dua anak lelaki dan 7 ekor kucing serta menjadi seorang tenaga medis spesialis forensik.
Pencapaian yang tak pernah dibayangkan oleh Yeji sendiri. Apalagi setelah dia memilih pergi dari Seungyoun dan tau bahwa dia mengandung Dohyon. Dia seakan ingin mengakhiri hidupnya di titik itu.
Jika saja Yena tak ada.
Mungkin Yeji tak pernah bisa sampai dititik ini.
Yeji melangkah mendahului Seungyoun untuk masuk kerumah.
Saat pintu terbuka ia bisa melihat Dohyon yang sedang telentang dilantai tanpa alas dengan Enzy dan Viy yang mengelilinginya. Ada juga Junho yang sedang berkutat dengan kertas kertas lebar duduk tak jauh dari Dohyon.
"Mengapa kalian memilih tempat disini?"
Demi apapun. Ini masih awal januari, udara belum sehangat itu untuk tiduran dilantai tanpa alas.
"Ayo bangun, bersihkan semuanya lalu kita makan"
Dohyon seketika bangun saat mendengar kata makan.
"Apa papa membeli banyak makanan?"
"Lihat saja ini"
Seungyoun masuk dengan tiga tote bag besar ditangannya. Semua itu berisi makanan makanan untuk mereka.
Dohyon dengan cepat melompat namun tangannya ditahan Yeji dan menyebabkan anak itu tak sengaja berbalik memeluk ibunya.
"Mama"
"Bereskan dulu lalu makan okay? mama mau mandi dulu"
Dohyon menunduk lesu dan mau tak mau membereskan kekacauan yang telah kakaknya perbuat. Dia hanya telentang sambil bercerita pada kakaknya, dia tak ikut membuat kertas kertas itu berserakan dilantai.
Setengah jam berlalu.
Kini mereka duduk berdampingan dimeja makan dengan berbagai macam makanan diatasnya.
Seungyoun dan Yeji mampi ke 3 restoran berbeda demi mendapatkan semua makan ini. Demi menyenangkan Dohyon tentunya.
Mereka baru memulai makan malam, bahkan belum sempat menyendok makanan kedalam mulutnya namun bel rumah berbunyi.
Siapa yang datang saat jam makan malam seperti ini?
Yeji menyuruh mereka untuk tetap makan, dia yang akan membuka pintu.
Setelah Yeji membuka gerbang rumahnya.
Terdapat sosok perempuan yang sedang menunduk. Rambut panjangnya menutupi wajah namun Yeji terlampau hapal dengan porsur tubuh perempuan ini.
Yena dengan bahu bergetar dan suara isakan.
"Hei kau kenapa?"
Yena menggeleng lalu mengusap air matanya dengan punggung tangan.
Salju turun perlahan.
Yeji dengan cepat menarik Yena masuk kedalam rumah.
Menyelundupkannya kekamar Dohyon lalu memberi waktu pada gadis itu untuk sendiri.
"Siapa yang datang Sun?"
"Yena"
"SUNFLOWER? aaaa Delan rinduuuu"
Dohyon hilang kontrol. Anak itu berlari menuju kelantai dua guna menemui Yena.
Tapi belum ada semenit anak itu sudah kembali lagi.
"Sunflower dimana ma?"
Yeji terkekeh.
"Dia dikamarmu"
Dohyon kembali berlari meninggalkan ruang makan.
"Apa tak akan menganggu Yena?"
"Tidak, dia akan memeluk sunflowernya dan membuat sunflower kembali tersenyum"
Inilah sisi yabg Seungyoun suka dari Yeji. Perempuan ini bijak dan selalu tenang. Menyusun semuanya dengan matang dan tak pernah gagal.
Dia mengusap punggung tangan Yeji lalu mengecupnya lembut.
Melupakan fakta bahwa diruangan itu juga ada Junho yang menatap jengah pada keduanya.
"Ma, Pa, Junho masih disini"
Seungyoun dan Yeji berpandangan lalu tertawa.
Yeji memindahkan banyak makanan kepiring Junho dan memberinya wejangan jika harus makan yang banyak agar pintar.
Astaga, Junho itu 17 tahun!
______________
_______________________
Gue pengen punya temen yg kyk Yena, selalu ada pas gue butuh, berbagi segala hal, selalu ngebantu, selalu disamping gue pas gue down banget. Selalu percaya sama gue walaupun dunia blg gue pembohong.
btw.
STAN DAY6 Y'LL!!!!
Lagunya bagus bagus, apalagi di album entropy ini. Buat yg suka lagu ngegas cocok banget deh sama kalian.
dan, another broken heart
Hwall left The Boyz! plz, gue tau tbz itu dari Hwall. Dia yg bikin gue suka tbz!!!
love and peace.
Dukung selalu X1 apapun keadaannya.
tunggu aku nanti malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melepas Rembulan [Cho Seungyoun & Hwang Yeji]
FanfictionSepuluh tahun berlalu, banyak yang berubah dari mereka. Book 1 : Begini Adanya Book 2 : Melepas Rembulan