Kesempatan kedua. Selama ini aku tidak percaya semua manusia mendapatkan pencerahan. Setidaknya aku tidak percaya bila aku mungkin diberi kesempatan hidup kedua. Penyakit yang selama ini menggerogoti tubuhku tampak makin garang. Seluruh obat dan terapi tidak membantu penyembuhan. Seolah monster rakus terus menggigit secuil demi secuil kesadaranku hingga akhirnya aku menyerah.
Jangan tanya neraka atau surga. Aku tidak tahu.
Memori yang bisa kuingat ialah rasa sakit luar biasa. Seluruh tubuh terasa berat. Sangat berat. Gelap. Kukira aku akan langsung dilempar ke mulut neraka, namun....
"Nona Alina, apakah hari ini Anda ingin jalan-jalan?"
Terbangun sebagai orang lain!
Duduk di depan cermin rias, kubiarkan pelayan menyisir rambutku. Tangan-tangan ramping mulai mengepang rambut yang merahnya menyerupai kelopak mawar. Ia memilih pita hijau yang serasi dengan gaunku.
"Tolong kepang rambutku secantik mungkin."
"Nona, tanpa kepang pun Anda memang cantik."
Segalanya kulewati dari nol. Bayi hingga usiaku menginjak angka sepuluh. Bila ini kehidupan kedua, maka beruntungnya aku masih bisa mengingat pengalaman hidup sebelumnya. Bahasa, adat, keluarga. Semua berbeda jauh dari kehidupan lamaku. Di sini aku terlahir sebagai anak tunggal dari bangsawan Joseph dan Inocia. Seluruh ketidakmungkinan yang tidak bisa kumiliki kini kudapatkan. Kulit putih mulus. Hidung mancung. Mata cokelat madu. Terlalu indah. Jelas mustahil! Akan tetapi, masalah terbesar bukanlah reinkarnasi menjadi cantik melainkan aku terlahir sebagai tokoh jahat novel Crimsom Rose!
Novel romansa percintaan murahan. Alina tokoh antagonis yang iri kepada Yuna, si tokoh utama. Walau memiliki segalanya, namun ia tidak rela Yuna mendapatkan perhatian pangeran mahkota dan penyihir rupawan. Parahnya Alina sangat jahat. Dia tidak segan menyakiti siapa pun. Keserakahan melahirkan monster haus darah dalam diri Alina. Tipu muslihat, siasat busuk, dan segala jebakan ia kerahkan guna melukai Yuna. Meskipun telah melakukan segala usaha yang bisa ia upayakan, di akhir cerita dia dipaksa minum racun. Tamat.
"Sudah selesai. Nona, Tuan dan Nyonya menunggu Anda sarapan bersama."
Setelah mengucapkan terima kasih, aku bergegas menuju ruang makan. Joseph duduk di ujung meja, di samping kanan duduklah Inocia. Mereka tengah menikmati roti dan langsung tersenyum begitu melihat putrinya (andai aku bisa berkata, "Maaf, aku bukan putrimu. Jiwa putrimu yang asli entah berada di mana.")
"Alina, duduk di samping Ibunda."
Dibantu pelayan aku duduk di dekat Inocia. Sama sepertiku Inocia memiliki rambut merah mawar. Wanita ramping itu tampak cantik dalam balutan gaun ungu muda. "Bolehkah aku jalan-jalan?"
"Setelah kau menghabiskan sarapanmu," kata Joseph.
Kuhabiskan sarapan yang dihidangkan pelayan. Omong-omong, berpura-pura sebagai anak kecil ternyata melelahkan. Harus tersenyum saat bertemu siapa pun. Pasang wajah manis. Aku berencana memperpanjang hidup. Tidak perlu cinta. Aku tidak butuh cinta bertabur tragedi. Terima kasih. Biarkan Yuna mendapatkan pangeran mahkota. Dia bisa memiliki lelaki mana pun. Misiku hanya satu: Bertahan hidup.
"Selesai!"
"Anak Nakal," kata Inocia. Dengan lembut ia bersihkan sisa makanan di pipiku. Inocia, kali ini putrimu akan berbakti dan berjanji tidak akan menjadi antagonis biadab. Aku akan berusaha melindungi reputasi keluarga. "Nox akan menemanimu."
Tak lama kemudian datanglah bocah lelaki yang usianya lima tahun di atasku.
"Nox, tolong temani Alina."
"Baik, Tuan."
Nox. Rambut pirang emas dengan mata sewarna lavendel. Beberapa tahun kemudian dia akan menjadi salah satu penyihir sekaligus pengagum Yuna. Iya, kalian tidak salah tebak. Dia merupakan penyihir ganteng yang kumaksud. Alina di novel senang menindas Nox. Dia bahkan mempermalukan Nox karena status yatim piatu. Sungguh Alina bodoh, seharusnya dia berhati-hati karena di kemudian hari Nox-lah yang menyarankan hukuman mati kepada pangeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Rose (TAMAT)
FantasyMemori yang bisa kuingat ialah rasa sakit luar biasa. Seluruh tubuh terasa berat. Sangat berat. Hingga akhirnya aku jatuh tak sadarkan diri. Begitu terjaga kukira aku akan langsung dilempar ke mulut neraka, tetapi.... "Nona Alina, apakah hari ini An...