Dahulu kala Dewi Bulan menganugerahi benih sihir kepada manusia. Kekuatan itu berupa cahaya sebesar kunang-kunang. Tertanam di kedalaman sanubari, menunggu panggilan; agar bertumbuh, memekarkan kuntum pengetahuan, dan menjelma sebagai eksistensi. Namun, benih sihir terkadang tidak mampu bertunas dalam diri seseorang. Perlahan-lahan mengendap kemudian terlupakan; turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lalu, pada salah satu wadah, benih sihir menerima panggilan dan mewujudkan diri menjadi kekuatan. Sebagian menyebut para benih sihir sebagai penyelamat, sementara yang lain dianggap titisan dewa karena digdaya.
Tidak semua memahami keberadaan benih sihir, mereka-para manusia-pun mengandalkan pengetahuan lain. Pengetahuan ini bukan sembarang ilmu. Informasi tersebut merupakan hasil barter antara raja manusia dengan Sang Kegelapan. Raja tersebut menginginkan kekuasaan dan berkatalah ia kepada Sang Kegelapan, "Akan kuberikan apa pun yang engkau syaratkan asal diriku lebih sakti daripada siapa pun." Dalam diri manusia tersebut, Sang Kegelapan bisa mengendus harum kebatilan. Apa pun bisa terjadi asal diniatkan, termasuk menumbuhkan kegelapan dan menularkannya kepada jiwa-jiwa malang yang tidak mengerti harga atas perjanjian terkutuk.
Oleh karena itu, Sang Kegelapan pun mengabulkan keinginan si Raja Lalim. Bahwa sihir bisa dipatahkan. Bahwa sihir bisa dilucuti. Bahwa sihir bisa dicuri. Lalu, sihir pun bisa disirnakan. Seseorang bisa menjadi sakti, teramat sakti, asalkan dia sanggup menggorbankan satu hal yang paling ia sayangi.
Raja Lalim, atau begitulah orang menyebut lelaki tersebut, memiliki seorang yang amat ia cintai, yakni seorang gadis desa. Gadis itu tidak mempunyai kekayaan, kasta, bahkan jabatan. Dia kaum rendahan, seorang buruh yang diharuskan melayani tuan tanah mana pun yang menyewa jasanya. Akan tetapi, Raja Lalim mencintai gadis tersebut melebihi cintanya kepada kekuasaan.
Sang Kegelapan tidak peduli kepada lelaki yang dimabuk cinta. Ketika ia berkata, "Berikan satu hal yang paling kaucintai." Hal tersebut haruslah dilaksanakan. Tidak boleh didebat. Raja Lalim membulatkan tekad dan mengamini perintah Sang Kegelapan.
Gadis itu pun dikorbankan kepada Sang Kegelapan. Satu per satu unsur kemanusiaan dalam diri Raja Lalim pun turut sirna beserta lenyapnya si gadis. Sebagai ganti, dia mendapatkan kekuatan tanpa tanding. Kekuatan dahsyat yang sanggup mengalahkan benih sihir mana pun.
Bibit kegelapan telah tumbuh dan menjangkiti Raja Lalim dengan nafsu berdarah. Tidak hanya membantai musuh, dia pun tidak ragu memangsa hati dan jantung lawan. Dengan begitu, kekuatan akan berlipat ganda. Dia bisa memiliki kesaktian siapa pun. Segala keinginan terpenuhi, Raja Lalim tidak mampu menguasai kewarasan. Dimabuk kegilaan, dia menghancurkan apa pun jadi ketiadaan. Tidak ada cinta, keluarga, bahkan kawan.
Satu-satunya yang tersisa hanyalah dirinya sendiri, Raja Lalim.
Begitulah dongeng yang diketahui Jenin. Sang Kegelapan.
Jenin menginginkan pembalasan atas ketidakadilan yang ditimpakan keluarga Caius terhadap dirinya. Deor, lelaki yang dihapus namanya. Ayah yang tidak terselamatkan. Berkat campur tangan pengikut Deor-lah yang mampu menyelamatkan Jenin dari kematian. Kebencian dalam dirinya telah mendarah daging, meresap hingga ke sumsum tulang. Tiada satu hari terlewat tanpa memikirkan cara menghancurkan musuh. Benih sihir dalam diri Jenin pun berkembang tidak wajar; kekuatannya bersifat merusak, menyerap energi apa pun ke dalam dirinya, dan menimbulkan kehancuran pada lawan. Dia pun belajar memanfaatkan kekuatan dalam dirinya. Diawali dari mengenali energi batuan sihir. Beberapa energi batu sihir bisa digunakan sebagai pengubah wujud, sementara yang lain mampu meningkatkan energi seseorang. Tentu saja tidak semua penyihir mahir memanfaatkan energi karena energi sihir bersifat layaknya manusia; mereka bisa menerima maupun menolak kehendak sang pemilik. Namun, Jenin berbeda. Dia bisa merampok energi batu sihir dan memanfaatkannya sesuai keinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Rose (TAMAT)
FantasyMemori yang bisa kuingat ialah rasa sakit luar biasa. Seluruh tubuh terasa berat. Sangat berat. Hingga akhirnya aku jatuh tak sadarkan diri. Begitu terjaga kukira aku akan langsung dilempar ke mulut neraka, tetapi.... "Nona Alina, apakah hari ini An...