Sebagai calon pewaris tunggal Arcadion, Caius tidak perlu mencemaskan saingan maupun politik kotor memperebutkan kursi kepemimpinan. Tetapi, bukan berarti ia memang mengharapkan kedudukan tertinggi di Arcadion. Kehidupan serbakecukupan, bergelimang perhatian, serta kehormatan; hampir saja ia merasa apatis lantaran tiadanya persaingan dalam jalannya. Raja memberikan segala yang dibutuhkan Caius sebaik orangtua pada umumnya. Lagi pula, Caius bukan anak penuntut. Ia mengerti dan paham posisi ayahnya. Raja merupakan simbol sekaligus pelindung. Ia mengayomi serta membimbing rakyat menuju kemakmuran. Hampir setiap hari dihabiskan Raja demi menyelesaikan kewajiban utama.Azarenth, ayah Caius, raja Negeri Arcadion. Orang-orang memanggilnya sebagai "Yang Mulia". Lelaki ini memiliki satu rahasia, dan Caius mengetahuinya, bahwa wanita pertama dan sampai akhir yang akan dicintainya hanyalah Inocia. Theodora, istri Azarenth, sebelum berpulang sempat menceritakan kegamangannya kepada Caius. "Ayahmu tidak menginginkanku," katanya suatu hari di musim gugur. "Satu-satunya wanita yang dicintai olehnya hanya Inocia seorang, bukan aku."
Pernikahan politikal. Sebatas kepentingan. Simbiosis mutualisme. Azarenth membutuhkan dukungan keluarga Theodora demi menyingkirkan pewaris lain. Sebagai seorang wanita Theodora mendapatkan privelese dibanding yang lain. Urusan dalam istana, posisi kabinet menteri, dan kemudahan perniagaan bagi kerabatnya; benar-benar dimanfaatkan oleh keluarga Theodora.
Akan tetapi, pihak yang menjalani pernikahan tidak seindah gambaran dongeng. Tidak ada pangeran berkuda putih. Tidak ada janji sehidup semati. Seluruh impian gadis yang dahulu Theodora bayangkan pun perlahan mati.
Caius ialah putra yang lahir atas dasar kesepakatan. Azarenth berjanji akan menjadikan keturunan Theodora sebagai pewaris tunggal. Cinta takkan memberikan kebahagiaan bagi wanita yang diinginkan sebatas kontrak kepentingan. Theodora bertahan menyembunyikan perasaan hingga jiwanya turut layu seiring cinta yang tak pernah bersambut. Sekeras apa pun usaha Theodora menunjukkan kesungguhannya, jarak di antara dirinya dan sang suami kian merenggang hingga tiada mungkin disatukan.
Mencintai dalam diam.
Menginginkan tanpa sanggup menerima realitas.
Cinta, namun Theodora seorang yang berharap.
Oleh karenanya, Theodora pun tak sanggup bertahan. Api cinta telanjur membakar seluruh sumbu kehidupan milik Theodora. Ia ingin dicintai sebagaimana dirinya mencintai Azarenth. Kesungguhan tidaklah cukup bagi Azarenth. Sampai maut menjemput, Theodora tidak pernah mendengar kata cinta terucap untuknya.
Kenangan seorang ibu yang diingat Caius terlampau buruk. Ia bersumpah akan menikahi wanita atas dasar cinta agar nasib pasangannya tidak berakhir nelangsa seperti Theodora.
"Aku ingin menjenguk putri Inocia."
Saat itu Caius tidak sengaja mendengar percakapan antara Azarenth dan sekretaris istana. Bahkan, meski Inocia sudah dimiliki pria lain pun tak membuat Azarenth gentar. Lelaki itu diam-diam mencari tahu kabar Inocia. Cinta tak mudah padam di hati sang raja.
Cinta yang diinginkan ibuku, pikir Caius, murung.
"Yang Mulia, Anda tidak boleh seperti itu. kerjaan Anda masih-"
"Aku ingin melihat putrinya," Azarenth bersikukuh, tidak ingin kalah. "Katanya dia manis sekali."
"Yang Mulia, Anda bahkan tidak seperti itu saat Pangeran lahir."
"Itu karena Caius terlalu sopan. Seharusnya dia sedikit membangkang agar aku memiliki alasan membelanya saat ia berbuat salah."
"Anda ingin Arcadion hancur?"
"Aku ingin putraku memanggilku, 'Ayah!' Suaranya harus lucu dan manja."
Caius sontak merinding, tidak sanggup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Rose (TAMAT)
FantasyMemori yang bisa kuingat ialah rasa sakit luar biasa. Seluruh tubuh terasa berat. Sangat berat. Hingga akhirnya aku jatuh tak sadarkan diri. Begitu terjaga kukira aku akan langsung dilempar ke mulut neraka, tetapi.... "Nona Alina, apakah hari ini An...