Jadi, bagaimana sebaiknya kujelaskan permasalahan ini? Oke, bukan masalah besar. Tidak ada masalah besar maupun kecil. Menurut salah satu penulis (yang bukunya pernah kubaca) menyatakan bahwa besar kecilnya suatu masalah terletak pada cara kita memandang. Begitu. Namun, ada baiknya bila kujelaskan keadaanku. Maksudku keadaanku SAAT INI! Siap? Dengarkan.
1. Penyihir Rugal mendatangiku (yah aku tahu sudah dijelaskan di bab lima belas, tetapi aku hanya ingin mengingatkan kalau kalian lupa). Aku tidak siap bertemu pembunuh berdarah dingin. Reaksi tubuh tidak bisa menolerir kehadiran Penyihir Rugal seakan ribuan jarum sedingin es menembus tanpa ampun. (Aku berlebihan? Coba kalian rasakan sendiri dan jangan salahkan aku bila tubuhmu dicacah Penyihir Rugal.)
2. Penyihir Rugal jelas tidak tahu malu. Dia tidak memedulikan pendapat dan kesediaanku menemaninya. (Yah, sebenarnya dia memang tidak peduli kelangsungan hidupku. Siapa aku? Tokoh sampingan. Tidak penting.) Mungkin dia berpikir aku dengan senang hati menemuinya. Bisa jadi, mengingat dia bukan tipikal lelaki yang memikirkan pendapat orang lain. Ada ataupun tiadanya kesediaanku tidaklah penting. (Setidaknya aku berharap dia membeli beberapa produk di tokoku, dengan begitu dia memberikan sumbangsih dalam kelancaran bisnisku. Kan, sungguh kurang ajar. Dia bahkan tidak melirik jejeran boneka keluaran terbaru. Dasar pelit!)
3. Perbincangan di antara kami hanya berjalan sejenak. Aku bahkan belum sempat melontarkan pujian maupun basa-basi. Yup, tidak ada kata-kata picisan sebab Penyihir Rugal tiba-tiba memutuskan mengirim Emily pulang. "Katakan kepada majikanmu bahwa aku meminjam putrinya," begitu perintahnya kepada Emily.
4. Dia menculikku!
Oh aku lupa. Maafkan aku, akan kujelaskan masalah hidupku secara runut dan terperinci. (Semoga kalian berbaik hati memihakku. Kali ini saja, tolong abaikan wajah tampan dan fokus pada keselamatanku. Siapa saja, tolong dengarkan jerit hatiku!) Tanpa kesediaanku, Penyihir Rugal membawaku pergi (secara sihir). Puff! Aku tidak ada di toko. Secara sihir kami berdua pindah ke....
Padang tulip merah membentang sejauh mata memandang. Angin bertiup lembut, menawarkan harum semerbak yang memanjakan hidung. Langit berawan. Cuaca sejuk dan menyenangkan. (Abaikan penjabaranku. Aku sedang berusaha bersikap romantis. Kalian tahu, 'kan? Awan kapas, matahari madu, dan sebagainya?)
Yup, aku tidak tahu nama tempat yang kudatangi. Terima kasih.
"O ... oh," kataku. Antara ingin menghinadinakan Penyihir Rugal (tentu saja dalam hati) atau kabur dan berharap menemukan manusia yang bisa menolongku (membunuh Penyihir Rugal). "Oh."
"Apa kucing menggigit lidahmu?"
Sungguh berlebihan. Penyihir, apa yang tengah kaurencanakan? Asal tahu saja, wahai penyihir sableng. Aku tidak bisa dijadikan tumbal pesugihan. Setan mana pun pasti langsung menolakku. Aku, kan, tidak menarik. Tolong cari Caius atau Jenin. Mereka jauh lebih lezat daripada aku. Sekian, terima kasih.
"Tulip?"
Penyihir Rugal menggaruk dagu (yang mungkin tidak gatal). "Katanya tulip merah merupakan pernyataan cin-"
"Tulip!"
Aku berseru memotong ucapan Penyihir Rugal. Maaf saja, bukannya aku terlalu percaya diri, tapi lebih baik mencegah daripada mengobati. (Halooo, aku tidak sebodoh itu. Tulip merah dalam bahasa bunga versiku berarti pernyataan cinta. Tidak usah, ya. Aku masih kecil dan tidak berencana dipinang siapa pun. Daftar antrean kebutuhan hidupku panjangnya minta ampun. Katakan tidak pada lamaran. Tidak. Tidak. Tidak!)
Penuh sukacita kutatap setiap kuntum merah merekah, berharap ada peri bersayap kupu-kupu mengintip di antara kelopak bunga. (Aku merindukan ponsel. Andai bisa kufoto dan kupamerkan lewat media sosial, pasti manusia di zamanku sependapat denganku bahwa taman tulip ini benar-benar indah.) "Nox pasti senang melihatnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Rose (TAMAT)
FantasyMemori yang bisa kuingat ialah rasa sakit luar biasa. Seluruh tubuh terasa berat. Sangat berat. Hingga akhirnya aku jatuh tak sadarkan diri. Begitu terjaga kukira aku akan langsung dilempar ke mulut neraka, tetapi.... "Nona Alina, apakah hari ini An...