8

28K 4.3K 312
                                    

Anyir darah mendominasi aroma yang kuhirup. Tangan terdiam di sisi tubuh-tidak berani bergerak, mematung, dan kehilangan keberanian. Satu-satunya yang patut disuyukuri ialah, Emily memilih menunduk dan tidak berani melihat mayat para pengejar kami. (Sebenarnya aku ingin berkata, "Hai, Emily. Di depan ada Penyihir Rugal. Bukankah kau berencana melakukan pendekatan? Oh Emily, sekarang merupakan saatnya. Tunjukkan cintamu. Jangan dipendam.") Mataku terfokus kepada Penyihir Rugal. Tampan, namun mematikan. Dia mengenakan jubah hitam yang mungkin sengaja ia pilih guna mencerminkan suasana kematian di sekitarnya. (Atau mungkin, dia tidak mengerti fasion. Tahu, kan, hitam terkesan menyeramkan. "Howa lihat aku memakai hitam. Jauhi aku." Seperti itu.)

"Kau tidak ingin menangis?" Walaupun nada bicara terkesan santai, namun sepertinya ia tidak bermaksud ramah terhadapku. "Putri Joseph, sekarang kau sudah besar, ya."

Tanda-tanda psikopat. Satu, tidak ada penyesalan setelah membunuh manusia di hadapan anak di bawah umur (halo saudara-saudara sekalian, aku masih di bawah umur). Dua, beraninya dia membiarkan mayat tergeletak sembarangan di dekat gadis sepolos aku. (Tidak bermaksud menyombong, ya. Hatiku seputih melati, apalagi jiwaku ... oh, aku lupa. Jiwaku sehitam pantat panci yang tidak pernah digosok.) Setidaknya ia bisa memanggil keamanan sebelum bertindak. Tiga, membunuh tanpa ragu bahkan menggunakan metode barbar. Empat, (isi sendiri deskripsi yang menurut kalian sesuai dengan tipikal musuh masyarakat).

Bukan seperti ini rencanaku. Tolong, Om Rugal (jangan tertipu wajahnya. Memang dari luar ia kelihatan seperti berusia sekitar dua puluhan, namun sebenarnya usia Penyihir Rugal jauh di atas Raja). Tolong izinkan aku hidup damai. Setelah berhasil membina hubungan baik dengan algojo 1 dan 2, aku tidak berencana melakukan hubungan bilateral dengan algojo 3. Kenapa nasibku tidak seindah Yuna? Yuna, ada di mana kau? Tidakkah kau ingin menambah daftar cowok keren dalam kerajaan harem milikmu?

"Dulu," kata Penyihir Rugal sembari menunjuk langit, atau mungkin ia menunjuk malaikat maut, atau mungkin ia memanggil pencatat kuota nyawa. "Kau sekecil ini," katanya menyejajarkan tinggiku selutut. "Bocah cengeng yang selalu menempel kepada Joseph. Nah, apa sekarang kau ingin menangis?"

"Kenapa aku harus menangis?" Kalau maksudnya melihat mayat bisa menciutkan nyali maka ia salah besar. Aku pernah melihat hal yang jauh lebih buruk daripada berandalan yang mati termutilasi. "Tuan, tolong singkirkan jenazah mereka."

"Kauberani memerintahku?"

Astaga, padahal aku sudah menggunakan kata tolong namun tampaknya masih terdengar kurang sopan di telinga Penyihir Rugal. "Maaf," kataku terburu-buru. "Maksudku ... begini ... terima kasih telah menyelamatkan kami. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan dan maaf, kami sebaiknya melapor ke keamanan dan segera pulang."

Aku mengutuk penulis Crimsom Rose! Teganya dia menciptakan karakter sadis, narsis, tukang perintah. Dunia ini membutuhkan manusia berempati yang bisa mengerti kemalangan sesamanya. Tidak perlu menambah daftar penjahat dan pria sadis. Apa gunanya wajah tampan namun sifat minus di bawah standar kemanusiaan? Percuma! Dengarkan aku, kerupawanan itu....

"Sudah dibereskan," kata Penyihir Rugal sembari menjentikkan jari.

Terdengar suara poof dan mayat beserta darahnya pun hilang. Nah, mungkin Penyihir Rugal sedang waras. Syukurlah.

"Terima kasih," kataku. Kuraih tangan Emily (wow, dia gemetar. Begitu takutnya hingga mengabaikan Penyihir Rugal). Ia langsung merapatkan tubuh kepadaku sembari terisak. "Maaf, merepotkan Anda. Sepertinya kami benar-benar harus pergi."

"Kapan-kapan berkunjunglah ke Menara Sihir."

Enak saja. Tidak mau. Menara Sihir tempat yang tidak diperuntukkan bagi orang biasa. Sudah jelas posisiku tidak penting dan hanya "mantan tokoh antagonis". Mana mungkin mereka mempersilakanku? Sebenarnya aku ingin tertawa, namun takut nyawa melayang. Sungguh tidak lucu. Tidak lucu. TIDAK LUCU!

Crimson Rose (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang