37

6K 856 9
                                    

Ada masa menyenangkan.

Ada masa menyedihkan.

Akan tetapi, pada kasusku segalanya terasa menyakitkan untuk dipikirkan! Nox belum mengabariku. Sama sekali. Bahkan dia tidak mengirimiku surat. Padahal aku menunggu kehadirannya walaupun hanya melalui perantara selembar kertas. Ingin memiliki keberanian mendatangi Menara Sihir dan berteriak, "NOX! BAGAIMANA MUNGKIN KAU TEGA MEM-PHP-KAN DIRIKU?" Seperti gadis sinting yang diabaikan pelamarnya.

Kalaupun aku berani bertindak demikian-berteriak seperti orang sinting-maka Nox kemungkinan besar akan pura-pura tidak kenal. Lalu, Penyihir Rugal tanpa ragu menjatuhiku kematian karena dianggap sebagai pengacau. (Hohoho, sungguh luar biasa dilema ini! Aku hanya ingin mengetahui kabar Nox, tetapi jurang pemisah di antara kami berdua kian melebar.) Kerinduan. Terasa menyesakkan.

Apa hanya aku seorang yang ingin bertemu?

Aku tidak suka merasa kesepian. Rasanya menyebalkan. Seperti ada ruang kosong dalam diriku. Ruang yang kucoba isi dengan bermacam barang. Kehampaan milikku benar-benar tidak tertahankan. Kadang aku takut suatu saat tidak bisa bertahan dan tertelan dalam kesunyian. Tentu saja perasaan-perasaan tersebut-kehampaan, kesunyian, dan kesendirian-sebenarnya hanya ada dalam pikiranku. Sebab aku selalu merasa tidak aman, kemudian menciptakan pelbagai pengandaian. Alhasil diriku butuh seseorang agar tetap bisa bertahan. Namun, begitu seseorang hadir dan berusaha menyelamatkanku, ternyata aku tanpa sadar mendorong mereka menjauh karena takut ditinggalkan.

"Bukankah lebih baik meninggalkan daripada ditinggalkan," kata Penyihir Rugal kepada Nox dalam novel. Aku bisa bersimpati perihal kehilangan. Pengabaian benar-benar menyakitkan. Kau bisa bertahan dari amarah, tetapi saat seseorang mengabaikanmu-menganggapmu tidak ada-rasanya tidak bisa dijelaskan dengan rasa sakit apa pun.

Ah.... Lagi-lagi aku berpikir buruk.

"Mungkinkah segalanya akan baik-baik saja?"

***

Ketakutanku bukan tanpa alasan. Pada akhir musim dingin, perekonomian di Arcadion bisa dikategorikan memasuki masa "tidak baik". Harga gula meroket tajam setelah kebakaran pabrik utama yang menyuplai kebutuhan di Arcadion. Itu belum termasuk kerusakan lahan tebu, jagung, dan gandum. Tentu ada yang mengusulkan bantuan penyihir agar turun tangan menyelesaikan permasalahan pangan. Namun, penyihir bukan dewa. Mereka tidak bisa mengatur pergerakan hama dan mengubah iklim. Kalaupun ada yang memiliki kekuatan sebesar itu; memanipulasi iklim, maka kemungkinan besar penyihir tersebut tidak sudi menghabiskan energi hidup mereka. Ketidakpedulian mereka diakibatkan oleh cap dan label yang selama ini masyarakat berikan kepada para penyihir: Monster.

Penyihir Rugal.

Bisa saja dia turun tangan, tetapi aku yakin harga yang diminta tidak mungkin murah. Satu permintaan, satu pengorbanan. Itulah peraturannya.

Tidak ada pemberani yang rela mengorbankan diri mereka.

Semua orang ingin diselamatkan.

Ironis.

Adapun yang patut aku syukuri ialah, keluargaku tidak kekurangan pangan. Kami masih bisa mendapatkan tepung gandum, gula, dan beberapa bahan pokok berkat bantuan Paman Nuer. Pamanku yang satu itu memiliki relasi di kerajaan seberang. Tidak cukup besar hingga membuatnya bisa menjadikan kami, keluarga Joseph, sebagai salah satu saudagar kaya, tetapi "cukup" menyelamatkan kami dari kelaparan dan hidup sebagai kaum papa. Luar biasa. Seni dan kesukaan Paman Nuer ternyata bisa menjadi penyelamat di saat semacam ini.

Bisnis boneka? Oh terima kasih, Paman Nuer. Jasamu sungguh takkan mungkin kulupakan. Walau aku tidak bisa menjual boneka di Arcadion sebagaimana sebelumnya, tetapi (sekali lagi, berkat Paman Nuer-ku tersayang) penjualan di luar Arcadion terbilang lancar. Tentu saja aku harus membayar biaya tambahan demi keamanan barang. Bandit dan perampok. (Memikirkannya saja mampu membuatku menangis darah. Bayangkan kalian waswas karena barang daganganmu bisa rusak kapan pun karena faktor pencuri sialan. Hei! Siapa yang mau mencuri boneka? Memangnya kalian ingin mengunyah kain dan kapas? Tidak mengenyangkan lho.) Itu belum termasuk biaya kain, benang, aksesoris tambahan untuk boneka. (Seandainya dulu, di kehidupan awalku sebelum menjadi Alina, aku kuliah jurusan ekonomi dan bisnis mungkin karierku akan lebih cemerlang daripada saat ini! Bisa saja aku mempertimbangkan seratus langkah ke depan sebelum merencanakan perdagangan.)

Crimson Rose (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang