Hai guysssss balek lagi dan kali ini fast updet wkwkkw
Walau gk sesuai target tapi karena mood aku lagi baik jadi aku ketik sekarang.
Masih fresh keluar dari otak :v
Oke happy reading
Jangan lupa vote dan comment
Mau follow juga boleh :v
⚠️⚠️⚠️⚠️ sempatkan untuk mengeklik pojok kiri bawah⚠️⚠️⚠️⚠️
⚠️⚠️⚠️ Hargai karya orang lain karena ngetik sambil mkkir itu susah⚠️⚠️⚠️⚠️
Love you readers
##################################
"Ku mohon jangan bunuh aku, AAAAAAAAKKHHHH?!" Jerit Hana menutup matanya saat pisau itu akan menembus perutnya namun beberapa saat kemudian Hana tidak merasakan apa-apa.
Dan saat Hana membuka matanya Hana melihat ada tangan yang menahan tangan orang yang akan menusuknya dan saat Hana mendongak ternyata itu adalah tangan jongsuk.
"J-jongsuk-ssi" gumam Hana yang sudah menangis bergetar ketakutan.
Sementara Jongsuk merampas pisau membuangnya jauh lalu menarik tangan orang itu membuat orang itu berdiri dengan salah tanganya berada di belakang dan juga Jongsuk menjepit leher orang itu dengan tangan lainnya membuat orang tidak bisa bergerak.
"Siapa kau?! Kenapa kau ingin mencelakai Hana?!" Tanya Jongsuk emosi namun orang itu tidak menjawab malah memberontak agar lepas dari kungkungan Jongsuk.
"JAWAB, SIAPA KAU SEBENERNYA?!" Tanya Jongsuk sekali lagi mengeratkan jepitan pada leher orang itu membuat orang itu tidak bisa bernafas.
Namun tiba-tiba orang itu menyikut perut Jongsuk dengan salah satu tangannya yang bebas membuat Jongsuk memekik kesakitan dan melepas jepitannya dari orang itu.
"YA?! Jangan kabur kau" teriak Jongsuk memegangi perutnya sesekali meringis kesakitan. Jongsuk mengejar orang tersebut tapi orang itu sudah menghilang di persimpangan jalan membuat Jongsuk kembali untu mengelihat keadaan Hana.
"Gwenchana, Hana-ssi" ucap Jongsuk khawatir mendekati Hana yang masih menunduk menangis ketakutan. Jongsuk mencoba untuk menyentuh pundak Hana tapi Hana meringsut ketakutan.
"Gwechana, Hana-ssi. Orang itu sudah pergi" ucap Jongsuk melembut mencoba untuk menenangkan Hana. Setelah mendengar perkataan Jongsuk tadi Hana seketika melemas dan menangis.
Jongsuk yang melihat Hana menangis membuat Jongsuk tidak tega sehingga Jongsuk memeluk Hana dan tidak ada tolakan dari Hana.
"Gwenchana, Hana-ssi. Kau sudah aman, gwenchana" lirih Jongsuk menepuk pelan punggung Hana agar tenang. Saat ini Hana membutuhkan seseorang agar dia bisa merasa tenang walau jauh di lubuk hatinya dia ingin orang yang memeluknya saat ini adalah Kim Seokjin.
Beberapa saat kemudian tangisan Hana muali mereda tapi tiba-tiba rasa pening di kepala Hana datang membuat Hana tidak sadarkan diri.
"Hana-ssi... Hana-ssi" ucap Jongsuk menepuk pipi Hana saat tau Hana pingsan.
.
.
.
.
Sementara di belahan bumi lain, Jin merasa khawatir dan tidak tenang. Jin merasakan firasat buruk yang akan menimpah orang dia cintai.
"Hyung" tepuk Namjoon tiba-tiba. Saat ini mereka berada di ruangan yang di sediakan untuk Bangtan.
"Eoh, wae Namjoon-ah?" Tanya Jin dengan lesuh.
"Kau sedang ada masalah Hyung?" Tanya Namjoon penasaran tidak biasanya Hyung tertuanya terlihat murung.
"Tidak, hanya saja aku khawatir dengan Hana" jelas Jin menghembus nafasnya pelan.
"Ada apa dengan Hana? Hyung tidak bertengkar dengannya kan?"
"Hubungannyaku dengan Hana baik-baik saja, hanya saja akhir-akhir ini aku merasa Hana sedang dalam masalah. Aku ingin sekali cepat kembali ke Korea untuk melihat Hana baik-baik atau tidak" ucap Jin setengah frustasi dan namjoon melihat Jin bisa merasa iba. Memang dengan profesi mereka sebagai publik figure susah untuk menjalin hubungan seperti orang pada umumnya. Melihat jam terbang meraka yang sangat tinggi.
"Hyung sangat mengkhawatirkan Hana. Aku yakin Hana baik-baik saja. Hyung bisa menghubunginya untuk menanyakan kabarnya agar rasa khawatirmu sedikit berkurang" ucap Namjoon agar Jin sedikit lebih tenang.
"Iya, nanti aku akan menghubunginya. Saat ini di Korea sudah malam dan Hana pasti sedang tidur"
"Ah, iya. Aku ada kabar baik Hyung. Kita akan pulang ke Korea besok lusa jika tidak ada kendala" ucap Namjoon membuat Jin berbinar senang.
"Benarkah" ucap Jin senang dan Namjoon menggangguk.
"Lebih baik sekarang Hyung segera tidur besok kita masih ada jadwal yang harus di selesaikan" ucap Namjoon menepuk punggung Jin.
"Gumawo, Namjoon-ah karena kau sudah mendengarkan kegelisahanku tadi" ucap Jin tulus.
"Ya, seperti ke siapa saja kau hyung, haha. Kita sudah sepuluh tahun bersama dan sudah seperti keluarga. Dan itu gunanya keluarga"
"Ya! Kau membuatku terharu" ucap Jin mencoba memeluk Namjoon namun Namjoon segera menjauh.
"Ya aku ingin memelukmu"
"Hyung aku masih normal" dengus Namjoon membuat Jin terkekeh.
.
.
.
.
Keesoka Harinya...
"Akh... kepalaku" ringis Hana terbangun.
"Dimana aku?" Gumam Hana bingung melihat kamar yang bernuansa abu-abu yang jauh berbeda dengan kamarnya.
"Ohh, kau sudah sadar, Hana-ssi" suara Jongsuk dari ambang pintu.
"Jongsuk-ssi" ucap Hana kaget.
"Mianhe, aku lancang membawamu ke apartementku. Kemarin, kau pingsan aku tidak tau rumah dan juga aku merasa sekitar rumah masih tidak aman jadi aku membawamu ke apartementku" jelas Jongsuk.
"Terima kasih, jongsuk-ssi"
"Emm, siapa yang mengganti pakaianku? Bukan kau kan?" Tanya Hana was was saat melihat dirinya sudah terbalut dengan piyama biru dongker.
"Kau tenang saja yang menggatikan pakaianmu, bibi park pembantuku" ucap Jongsuk membuat Hana bernafas lega.
"Sekali lagi aku berterima kasih padamu. Aku akan segera pergi" ucap Hana tidak enak terlalu lama di apartement Jongsuk mengingat mereka tidak terlaku dekat.
"Sarapan lah dulu dan aku juga akan mengantarmu" ucap Jongsuk.
"Tidak perlu, Jongsuk-ssi. Aku sudah banyak merepotkanmu" ucap Hana.
"Tidak masalah Hana-ssi. Aku senang membantumu, ku mohon makanlah terlebih dahulu" paksa Jongsuk membuat Hana tidak enak untuk menolak.
"Baiklah" ucap Hana membuat Jongsuk tersenyum senang.
####################################
Gimana-gimana, Hana gk jadi di tusuk dong kalo Hana meninggal ceritanya abis dong :v
Jongsuk mulai gercep guys gimana sama seokjin?
Kalian team mana?
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Love Story [Kim Seokjin/Jin Bts] [End]
Fanfictiont-tolong..." "to..long..." Dengan mengumpulkan keberaniannya Hana menghampiri suara tersebut. Dan saat hampir sampai ternyata itu seorang laki-laki yang merintih kesakitan, laki-laki itu duduk bersandar di ruko yang sudah tutup. Hana menghampiri lak...