extra part

5.5K 292 34
                                    

Hai hai balik dengan author wkwkwk

Udah tamat ya guys :)

Seperti biasa jangan lupa vote dan comentnya

Tinggalkan jejak

Happy reading

Sayang reader

####################################

Lima tahun kemudian,

Pagi di apartement Jin disuguhkan pemandangan Jin yang masih bergelung dengan selimutnya. Jin nampak tak ada tanda-tanda untuk bangun. Dari arah pintu terlihat gadis kecil berusia dua tahun berjalan ke arah Jin dengan wajah yang masih mengantuk membawa boneka kelincinya. Gadis kecil itu berusaha merangkak naik ke tempat tidur Jin berada. Dengan usahanya gadis kecil itu berhasil naik lalu menepuk wajah Jin yang masih tertidur.

"Appa" panggil gadis kecil itu namun Jin tetap saja tidak menyaut.

"Appa bangun" rengek gadis kecil itu menggoyangkan bahu Jin masih tidak bangun akhirnya dia naik ke atas perut Jin lalu menghujami kecupan di wajah appanya berharap Jin segera bangun.

"Jangan menggodaku, chagi. Apa kamu tidak lelah semalam, hm" gumam Jin saat merasakan kecupan diseluruh wajahnya.

"Arghhh?!" Pekik Jin sakit saat gadis kecil tiba-tiba menggigit telinga Jin kesal karena apaanya tidak mau bangun.

"APPA BANGUNNN, JINAA LAPAL?!" teriak Jina melengking tempat di telinga Jin.

Seketika Jin terbangun memegangi telinganya yang berdengung tanpa tau putri kecilnya itu terkejut kaget karena tiba-tiba Jin bangun posisi duduk dengan Jina yang hampir terjengkang jatuh yang untungnya Jin langasung menangkap Jina agar tidak jatuh ke lantai.

"Huaaaa appa jahattt?! Eomma?!!" Tangis Jina karena Jin membuatnya hampir terjatuh sementara Jin hanya meringis mendengar tangisan Jina yang melengking melebihi suara tinggi Jungkook saat bernyanyi.

"Miane, eoh. Appa tidak sengaja, jangan menangis" ucap Jin menggendong Jina yang masih menangis sesenggukan dengan tangan melingkar erat ke leher Jin. Jin membawa Jina keluar menuju ruang tamu.

Jin duduk di sofa dengan Jina berada di pangkuannya menempel di dada Jin sedikit sesenggukan. Jin menepuk pelan punggung Jina agar tenang dan tangan satunya memegang ponsel menelpon istrinya. Tidak lama telpon tersambung.

"Chagi" panggil Jin.

"Jin oppa, waeyo?" Ucap Hana dari telpon.

"Kamu dimana?"

"Aku di kantor, oppa" ucap Hana dari seberang telpon membuat Jin berkerut heran tidak biasanya Hana pergi kantor. Semenjak kehamilan Hana, Hana sudah tidak bekerja di kantor. Hana hanya akan memantau dari rumah dan akan mengecek sebulan sekali ke kantor karena prioritas Hana sekarang adalah Jina dan suaminya Jin.

"Tidak biasanya kamu kantor mendadak" ucqp Jin sesekali menenangkan Jina yang merengek mencoba merebut ponsel Jin.

"Ada kendala di kantor oppa, mau tidak mau terpaksa aku harus ke kantor. Untuk hari ini tolong jaga Jina sebentar"

"Tapi chagi, aku ada rekeman jam sembilan nanti"

"Kalau begitu bawa saja Jina bersamamu ke agensi pasti Jina akan senang. Lagi pula ada member lainnya juga yang bisa menjaga Jina saat kau rekaman. Sudah lama Jina tidak bertemu dengan para unclenya" kekeh Hana.

"Sebentar sayang, appa sedang berbicara dengan eomma" usap Jin pada rambut Jina lembut.

"Eomma?!" Jerit Jina senang.

Idol Love Story [Kim Seokjin/Jin Bts] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang