Dan benar kata dunia dan semesta, cinta itu tidak bisa dipaksakan.
Semua bukti yang diperlihatkan akan kalah dengan hati yang memilih tempat persinggahan.
Belajarlah melupakan dan keikhlasan, dan percaya semua keindahan akan bersinar saat menemukan cinta dan sayang yang tulus menerima segala keluhan dan keinginan.****
Hari jni geng bar-bar tengah nongkrong di cafe dekat sekolah, menghabiskan jam pulang sekolah di cafe tersebut.
Azura yang tengah memandang dan menikmati alunan petikan Ardan bermain gitar benar-benar terpukau, tak henti-hentinya ia tersenyum dengan terus memandang Ardan.
"Ih Ardan. Ajarin gue juga dong main gitar," pinta Azura dengan sorot mata memohon.
Ardan menoleh, " Nanti ya kalau ada waktu," ucap Ardan lalu kembali fokus ke petikan gitarnya, sesekali ia melirik Ariana yang fokus dengan hp nya.
"Eh, besok kan libur tuh. Ke rumah gue yuk! Bonyok lagi gada di rumah, jadi kita bisa kumpul santuy!" Ajak Sovra yang memberi usul untuk acara weekend besok.
"Nah, iya betul! Yuk, daripada boring di rumah," timpal Gizko, yang setuju atas usulan Sovra.
"Gimana Azura? bisa kan?" tanya Sovra, membuat Azura yang masih terfokus pada Ardan menoleh dan mengangguk setuju.
"Masa cuman Arzura aja yang ditanya! Gue kek yang ditanya!" kesal Leta yang sibuk memakan potato miliknya.
"Idih mau aja diajak!" ucap Gizko sambil menjulurkan lidahnya.
Leta yang melihat itu langsung melempar potato yang ia pegang kearah muka Gizko.
"Dasar cubluk!" kesal Gizko, dan Leta tertawa melihat Gizko yang kesal padanya.
"Ribut Mulu! Ntar jodoh, baru tau rasa!" ucap Ariana.
"Ogah!" ucap Gizko dan Leta serempak.
"Tuh kan jodoh!" timpal Azura.
Sovra dan Ardan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabat-sahabatnya.
"Eh, udah sore. Gue pulang duluan ya," pamit Ariana.
"Mau gue anterin gak, Ri?" tanya Ardan, Ariana menoleh begitupun Azura.
"Gak usah, gue bisa naik taksi," tolak Ariana, Azura yang melihat itu hanya lega karena Ariana menolak permintaan Ardan yang akan mengantarnya pulang.
"Hati-hati ya! Kalau ada apa-apa kabarin," ucap Azura dan Ariana mengangguk.
"Yaudah, bye semua!" Ariana keluar dari cafe dan langsung mendapatkan taksi dan langsung pulang.
Ardan masih memandang jalan dan langsung membereskan gitarnya.
"Gue pulang duluan ya," ucap Ardan.
"Yah, anterin gue pulang dong." Pinta Azura memelas.
"Lo sama Gizko aja ya? Gue ada janji buat nganterin Dania ke Mall." kata Ardan, bukannya ia tak mau tapi benar saja hari sudah sore.
"Lah kok gue?" tanya Gizko dengan raut wajah binggung.
"Biar gua aja yang anter lo pulang," pinal Sovra yang di beri angguk oleh semuanya.
"Yaudah ya, gua duluan!" Ardan keluar dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.
"Kapan lo bisa buka hati lo buat gue? Masa gue yang selalu berjuang? Tapi lo lebih milih dia yang diam," batin seseorang.
••
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.