enam belas.

508 44 6
                                    

TiaraAtika4

"Maksud lo apa bersikap kek gitu Zur?"

Azura yang baru saja mendudukan bokongnya di sofa menatap Sovra binggung.

"Bersikap kek gitu? Maksudnya?" tanya Azura.

"Kalo emang lo gak suka sama Glenda dengan alasan dia suka sama Ardan, kenapa lo bikin yang lain jadi benci ke Glenda juga?" jelas Sovra yang membuat Azura mengernyit binggung.

Azura tak mengerti maksud yang di katakan oleh Sovra, apa Sovra tengah menuduhnya? Alasannya apa?.

"Lo nuduh gua?" tanya Azura, menatap Sovra dengan raut wajah yang masih binggung.

"Gua gak nuduh, gua nanya Zura."

Azura membenarkan letak duduknya, menghadap depan tanpa menatap Sovra lagi.

"Kenapa lo mikir gua ngelakuin itu?" Azura kembali menoleh pada Sovra.

"Karna Glenda?" tambah Azura.

Sovra diam, kepada Azura dirinya tak pernah berani berucap kasar atau membuat Azura menangis.

Azura menggeleng pelan sambil tersenyum miris, "Ternyata lo udah bener-bener berpihak ke Glenda yah, orang baru yang sukses ngerebut elo dari gua," Azura kembali menatap depan.

"Apa yang udah Glenda lakuin sampe bikin lo berpihak ke dia Sov?" tanya Azura.

"Gua gak berpihak ke dia Ra."

"Lalu selama ini?"

Sovra diam, entah mengapa jika berada dalam situasi seperti ini bersama Azura, ia selalu kehabisan kata-kata, ia tak pernah bisa berdebat dengan Azura seperti yang selalu ia lakukan bersama Letta.

"Gua udah kehilangan elo, kehilangan elo yang gua kira bakal jadi satu-satunya orang yang paling dekat sama gua."

"Azura..."

"Asal lo tau Sov, gua gak ada niatan sama sekali buat bikin yang lain benci sama Glenda, Glenda sendiri lah yang bikin yang lain benci ke dia, ah! Ngapain gua bilang kek gini, toh lo nya aja pasti percaya ke Glenda kan?" Azura tertawa pelan, tawa yang terdengar terpaksa.

"Lo salah orang buat lo percayai Sovra," kata Azura, menatap Sovra dengan raut wajah serius.

"Gua ke kamar dulu yah, kepala gua pusing lagi," pamit Azura, berdiri dari duduknya, berniat untuk beranjak namun di tahan oleh Sovra.

"Apa masih sakit?" tanya Sovra ssmbil mengusap kepala Azura.

Azura menggeleng, "Sakit di kepala gua gak sebanding dengan sakit di hati gua, Letta dan yang lain saat lo berpihak pada orang baru, bukan pada kita."

"Maaf," lirih Sovra, menarik Azura kedalam dekapanya, memeluk Azura dengan erat.

Kepada Azura, Sovra tak pernah bisa benar-benar marah atau kesal, ia percaya pada Azura.

"Lo dibohongi sama Glenda Sov," kata Azura sambil terkekeh.

****

"Astaga Gizko! Itu coklat gua woy!" teriak Letta saat dengan seenaknya Gizko merebut coklat yang tengah ia makan.

"Gak boleh makan coklat banyak-banyak, nanti gendut!" kata Gizko, memakan coklat milik Letta tanpa memperdulikan jika itu coklat bekas Letta.

"Heh cubluk! balikin atau gua doain balik dari sini lo kecebur got!" ancam Letta dengan kesalnya.

"Kalo kecebur gotnya sama lo mah sih gua gapapa," kata Gizko dengan santainya.

Plak.

"Allahuakbar!" Gizko berteriak saat Letta melempar botol minum padanya.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang