tiga puluh sembilan.

485 34 0
                                    

lindraVey

"Cicak merayap di dinding, makan dia diam-diam..."

"Eh ogeb! Salah lirik lo!" Timpal Letta menanggapi nyanyian tidak jelas Gizko.

"Yang nyanyi siapa?" tanya Gizko.

"Elo," jawab Letta dengan polosnya.

"Gue kan? Jadi terserah gue dong beb," ucap Gizko sambil senyam-senyum miring gak jelas.

"Otak lo perlu di cuci!" kesal Letta.

"Boleh, tapi kamu yang nyuci ya, biar segala pikiran dalam otakku hanya ada kamu."

"Bucin!" timpal Ardan, Sovra, Ariana, Letta, dan Azura.

"Beb babang ternistakan," ucap Gizko dramatis pada Letta.

"Bodo amat!"

"Eh kalian tau gak?" tanya Ardan tiba-tiba.

Semua mata memandang Ardan, "enggak," jawab kelimanya kompak.

"Ternyata cinta gue gak bertepuk sebelah tangan," ucap Ardan sambil tersenyum.

Ariana yang sadar akan kata itu langsung membisu dan diam. Begitupun Azura yang merasa tidak enak dalam hatinya, pasti hal yang menyakitkan lagi. Azura percaya itu, hatinya tak siap harus menangis lagi.

"Widih yang bener lo? Sama si a?" tanya Gizko.

"Iya dong, huruf depan A belakang nya A," Ucap Ardan.

Azura masih diam juga dengan Ariana, huruf depan belakang mereka sama tapi apakah mungkin dirinya?

Ariana hanya bisa diam dan menunduk.

"Siapa Azura ya?" tanya Letta.

"Yak elah kalo gue sih pasti mikir orangnya yang pernah Ardan tembak!" saut Gizko.

"ARIANA?" kompak Gizko dan Letta.

Damn! Ariana semakin menundukkan kepalanya, dan Azura yang berusaha tegar.

Sovra hanya memandang iba pada Azura.

"Tepat! Ariana sendiri yang bilang kalo dia suka sama gue di depan bunda!" ucap Ardan yang bahagia.

"Gak gue gak bilang!" elak Ariana.

"Wah malu, gak usah malu lagi, kan lo kemaren yang bilang," ucap Ardan.

"Congrats Dan," Ucap Sovra.

"Makan-makan gak nih?" tanya Gizko.

Letta yang tau situasi mencekam pun tak tau harus berbuat apa.

Tapi tiba-tiba Ariana pergi dari sana, diikuti Azura.

Mereka berjalan menuju taman belakang sekolah.

"Na, kenapa lo gak bilang kalau Lo juga suka sama Ardan?" tanya Azura pada Ariana yang hanya menunduk dan diam.

"Zura, gue gak suka sama dia, gue cuma refleks ngomong gitu saat bundanya nanya, bener  Zur gue gak punya perasaan sama Ardan," ucap Ariana sambil menangis.

"Lo jujur aja Ri, gue gak bakal benci lo kok, gue ngerti. Emang gue yang terlalu egois, gue yang terlalu maksain kehendak gue, gue yang egois."

Azura menangis dan langsung pergi dari sana.

"Azura!" panggil Ariana tapi Azura tak menyahut.

Tiba-tiba Ardan muncul dihadapan Ariana.

"Kok kamu nangis? Ada yang jahatin kamu? Bilang sama aku," tanya Ardan cemas.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang