Lima belas menit telah berlalu, namun sejak Azura masuk ke ruang rawat, dokter yang memeriksa Azura belum juga keluar dari ruangan itu. Dan membuat kecemasan Elfi dan Sovra kian bertambah.
"Kok dokternya belum keluar-keluar juga sih," ucap Elfi yang tidak sabaran menunggu dokter keluar.
"Tante yang sabar. Mungkin dokternya belum selesai meriksa Azuranya," kata Sovra mencoba menenangkan ibu dari sahabatnya itu.
"Ya tapi kan ini udah lebih dari lima belas menit."
Sovra tidak tau harus berkata apa lagi untuk menenangkan Elfi, dirinya sendiri juga khawatir dari tadi. Tapi ia mencoba untuk menetralkannya, Ia tidak mau menambah parah keadaan yang sudah tegang ini.
'Semoga lo baik-baik aja, Zura. Kita semua disini nunggu lo,' doa Sovra dalam hati sambil memejamkan matanya sejenak.
Tak berselang lama setelah Sovra berdoa di dalam hati, dokter yang di tunggu-tunggu sedari tadi pun akhirnya keluar. Tanpa pikir panjang, Sovra dan juga Elfi langsung berdiri menghampiri dokter laki-laki tersebut.
"Gimana keadaan anak saya dokter? Anak saya gak kenapa-napa kan?" tanya Elfi beruntun kepada dokter bername tag Dr. Andi itu.
"Ibu tenang dulu. Anak ibu gapapa kok, cuma kelelahan dan telat makan saja," jelas Dokter Andi sambil tersenyum menenangkan Elfi.
Elfi dan Sovra akhirnya bisa bernapas lega setelah mendengar penjelasan dokter tentang keadaan Azura saat ini.
"Alhamdulillah. Makasih banyak dok," ucap Sovra berterima kasih.
Dokter Andi tersenyum kecil sembari menganggukkan kepalanya.
"Kalau gitu saya permisi dulu," pamit Dokter Andi yang kemudian berlalu pergi meninggalkan Elfi beserta Sovra.
"Yaudah, tante masuk duluan aja. Biar Sovra tunggu di luar," ucap Sovra.
"Makasih ya, Sovra. Tante masuk dulu kalo gitu," Sovra hanya tersenyum menanggapi ucapan Elfi.
Diwaktu yang bersamaan saat Elfi masuk ke dalam ruangan menemui Azura, Ardan beserta geng bar-bar yang lain tiba di rumah sakit dengan langkah tergopoh-gopoh. Memang, Sovra tadi sudah memberi kabar kepada mereka lewat group chat yang mereka punya, dan karena itulah mereka bisa ada disini.
"Sov, gimana keadaan Azura sekarang? Dia gapapa kan? Gak terjadi sesuatu kan sama dia?" ucap Ardan yang langsung melontarkan bermacam-macam pertanyaan kepada Sovra.
Bukannya menjawab, Sovra yang semula duduk pun berdiri dan malah memukul Ardan secara tiba-tiba.
Bugh.
"Ardan!" teriak semua orang bersamaan saat melihat Ardan tersungkur ke lantai akibat pukulan Sovra yang cukup keras.
Dania yang baru datang pun langsung berlari menghampiri abangnya, sedang Letta dan Ariana masih diam menatap Sovra dengan tatapan tidak percaya. Gizko? Dia sekarang sudah berada di samping Sovra, berjaga-jaga jika Sovra hendak memukul Ardan kembali.
"Bang Sovra apa-apaan sih! Kenapa abang pukul Bang Ardan? Kalo emang ada masalah itu selesaiin baik-baik. Gak usah pakek kekerasan!" sentak Dania yang tidak terima abangnya di pukul.
"Lo anak kecil gak usah ikut campur!" sentak Sovra balik kepada Dania, membuat Ardan ikut tersulut emosi.
Ardan bangun dari jatuhnya, lalu memukul balik Sovra.
Bugh.
"Woy! Udah! Lo berdua apa-apaan sih hah?! Ini tuh rumah sakit, bukan ring tinju!" lerai Gizko sambil memegangi Sovra yang ingin membalas Ardan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Novela JuvenilArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.