sembilan belas.

503 39 11
                                    

lindraVey

Air mata Azura keluar tanpa henti, ia menangis dengan diam dan tanpa bersuara. Sakit? Sudah lasti sakit! Bukan rasa sakit di pipinya, namun di hatinya.

"Kenapa disini jadi gua yang salah? Jelas-jelas dia yang nabrak gue!" gumam Azura, dirinys benar-benar merasa sangat kecewa pada Sovra.

Sedangkan di kantin masih terlihat ramai karena lagi-lagi Letta melawan Sovra, meluapkan kekesalannya pada orang yang mungkin sudah ia benci.

"Apa gada cara lain buat marahin Zura? Dia cewek! Lo ngotak dong! Cuma demi cewek ular ini, lo dengan lancang nya nampar Zura! Dasar brengsek!"

Mata Letta memerah, ia tak menyangka pada orang yang telah membuatnya jatuh hati dengan dikap lembutnya kini berubah sekasar ini pada sahabatnya sendiri.

"Gue gak bermaksud Lettaa! Gue gak sengaja. Gue juga gak bisa ngontrol emosi gue," ucap Sovra dengan raut wajah yang benar-benar menyesal.

'Bodoh kalian semua!" batin Glenda.

"Cara lo gada bagus-bagusnya tau gak! Bertahun-tahun kita sahabatan, dan Sovra yang gue kenal gak pernah berani main kasar sama cewek! Tapi sekarang? Dengan mudahnya lo nampar cewek yang bukan lain itu sahabat lo sendiri! Lo emang bener-bener gak bisa di percaya lagi Sov!" Ariana membuka suara lalu pergi meninggalkan kantin sambil menarik tangan Letta.

Ardan dan Gizko masih diam dengan tatapan kosong, sedangkan Sovra juga diam tanpa mau mengejar Azura ataupun yang lainnya.

"Ardan, Gizko, kalian percaya kan sama gue?" tanya Glenda masih dengan kepala yang menunduk.

"Tadi sih gue percaya sama lo, tapi setelah omongan Ariana tadi, gue jadi yakin kalo semua ini cuma akal-akalan lo doang!" sinis Gizko.

"Ko, Glenda gak bakal bohon! Mereka nya aja yang terlalu gak suka sama Glenda," ucap Sovra yang masih sempat-sempatnya membela Glenda

"Alah bacod!" sinis Gizko, mengepalkan ke dua tangannya dengan begitu erat.

"Gue gak bakal pernah percaya sama lo! dan kenapa gue masih disini? Gue cuma pengen liat, seberapa bagus akting lo dan seberapa brengseknya sahabat gue yang satu ini." Gizko menatap Sovra dengan sorot mata tajamnya.

"Sahabat yang gue kira selalu mentingin sahabatnya tapi ternyata malah lebih percaya sama lo, yang udah jelas-jelas ngedeketin kita cuma buat modusin Ardan. Lo mikir dong, cara lo gak ada bagus-bagusnya! Gak ada yang ngasilin untung uang berfaedah Dan buat Lo Sov," Gizko menunjuk Sovra.

"Gue kecewa sama lo," ucap Gizko dengan raut wajah yang benar-benar terlihat jelas jika dirinya merasa kecewa.

"Lo kayak gak pernah di didik Sov!" ucap Ardan yang sedari tadi menahan emosinya untuk tidak menonjok Sovra.

"Maksud lo? Gue sekolah buat di didik kok. Dan buat masalah ini, tadi gue udah minta maaf? Jadi apa lagi? Toh Zura juga bukannya nyelesaiin masalah malah kabur gitu aja! Dengan cara itu berarti dia menghindari kesalahannya."

Bugh.

"Mulut lo Sov! Gue udah nahan emosi gue dari tadi! Tapi makin kesini lo makin menjadi! Apa ini yang namanya sahabat? Lo pernah janji kalau lo gak bakal nyakitin sahabat cewek yang udah lo anggap keluarga lo sendiri! Brengsek! Lo kayak gak ngehargain nyokap lo sendiri! Kalo sampai nyokap lo tau masalah ini, gue gak jamin kalau selamanya lo bakal ketemu kita," ucap Ardan, setelah itu dia pergi meninggalkan kantin, diikuti Gizko yang mengekor.

"Udah yuk Glen, ke UKS. Ganti, badan lo anget."

'Bodoh banget sih lo Sovra, Sovra.' Glenda tersenyum sinis, dan mengikuti Sovra yang akan mengajaknya ke UKS.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang