dua puluh enam.

537 37 7
                                    

Normayntaa

Waktu masih menunjukkan pukul 07.00 malam. Setelah para pria, yaitu Ardan, Sovra dan Gizko selesai membersihkan badan juga solat, mereka memutuskan untuk pergi berkumpul di kamar para cewek-cewek bar-bar untuk menonton serial drama action yang lagi booming-boomingnya.

"WOY! AWAS ITU DI BELAKANG LO!" teriak Letta yang sudah amat greget melihat pertarungan yang terjadi di drama tersebut.

"Eh, anjir! Berisik bego! Udah malem nih," cetus Gizko sambil membekap mulut Letta.

"Ck, diem lo! Suka-suka gue lah!" kesal Letta sambil melepaskan tangan Gizko yg membekap mulutnya.

"Tapi teriakan lo itu, melebihi toa masjid koplak! Beruang kutub bersisik, BERISIK DUGONG!" ujar Gisko lagi dalam perdebatan malam ini.

"Sejak kapan beruang kutub bersisik? Dasar goblok!" sahut Ariana memberi komentar.

"Yang penting pantun gue sukses jaya!" jawab Gizko yang tak mau disalahkan.

"Demi Chanyeol jadi suami gue, bodo amat gue! Lo tuh ribet banget sih Ko!" tutur Letta yang juga tak mau kalah.

"Di kasih tau malah ngerujak lu onta!" ucap Gizko sedikit bercanda.

"Ngelunjak bego! Lu ngidam? mau ngerujak? Inget! lo itu sejenis sama gua!" celetuk Ardan.

"Pada diem ngapa sih? Kalian Dugong couple bikin dunia panas aja," lerai Sovra yang sudah malas melihat mereka berdebat tiada henti.

"Aelah, kalian mah ya! Tuh kan selesai filmnya," ucap Ariana kecewa dengan drama tersebut karena terganggu oleh ocehan-ocehan yang sangat unfaedah.

"Tuh kan, ah! Setan ganggu aja lo!" ucap Letta kecewa dan mendorong pelan Gizko.

"Kan tugasnya setan mah emang ngeganggu lah bego!" jawab Gizko.

"Ribut aja terus! Jodoh lah lu berdua udah," ucap Azura yang sejak tadi tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Karena ia fokus menonton saja dari pada ikut berdebat, lalu ia pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu.
.
.
.

"MAMAAAAH! DEMI ABANG LUCAS MANGGIL SAYANG KE ZURA, ZURA KAGET!" teriak Azura dari dapur yang membuat teman-temannya langsung berlari ke dapur menghampiri Azura khawatir.

"Hah, ada apa? Kenapa? Ada yang luka gak? Kenapa-kenapa?" Gizko sudah histeris duluan.

"Lebay lo gelo!" cetus Sovra.

"Ada apa, Zur?" tanya Ariana khawatir karena melihat wajah Zura yang sudah pucat.

"Hehe, maaf. Tadi gue pas ngebalik terus ngeliat ke kaca kamar mandi ada bayangan gue, kaget deh," Zura menjelaskan kenapa ia teriak tadi.

"Hahahaha, liat muka sendiri aja kaget. Zura-Zura," tawa Lepas dari Gizko menggelegar saat itu juga.

"Gue cuman kaget aja ternyata gue tuh cantik banget udah kayak Miss-Miss gitu," Azura menyangkal perkataan Gizko.

"Gue kira kenapa lo Ra! Mau ngapain sih emang?" tanya Ardan.

"Gue mau masak mie. Laper," jawab Azura cengengesan.

***

"Indah banget, sumpah pemandangannya. Seger lagi," ucap Ariana yang kini sedang berada di tengah-tengah kebun teh. Ia menarik napas dalam-dalam, menghirup udara segar dan menikmatinya.

Geng bar-bar kini sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing, seraya menikmati keindahan alam yang begitu menyejukan hati.

Tiba tiba hp Sovra berbunyi, ada panggilan masuk. Ternyata panggilan itu dari Glenda, namun Sovra tidak menghiraukannya, Malahan ia mematikannya. Tapi Glenda terus menelfonnya karena kesal Sovra pun mengangkatnya.

"Halo, Sovra lo dimana?" tanya Glenda dari seberang telpon.

"Bukan urusan lo! Lagian lo gak tau malu banget ya? Udah ngancurin hubungan gue sama sahabat gue, dan itu udah jelas. Terus sekarang lo masih ada muka buat hubungin gue?!" ucap Sovra penuh penekanan.

Tidak ada jawaban dari seberang, lalu Sovra pun mematikan sambungan tersebut, dan dia tidak segan-segan memblok nomor Glenda. Ia tidak mau lagi berurusan dengan orang seperti Glenda.

"Kenapa, Sov?" tanya Ardan yang melihat Sovra tampak marah.

"Itu si Glenda nelpon gue," jawab Sovra apa adanya.

"Mau apa lagi dia?" tanya Ardan kembali.

Dia kesal juga, bisa-bisanya sesudah apa yang Glenda lakukan terhadap mereka masih saja ia menghubungi Sovra.

"Gak tau gue, udah lah gue males. Udah gue blok juga nomornya. Kuy dah, gabung ma yang lain!" ujarnya.

Lalu mereka pergi bergabung dengan yang lain. Dan betapa terkejutnya Ardan ketika ia melihat seseorang yang tengah mendekat pada mereka.

"HALLO, SELAMAT PAGI. PUTRI DANIA DATANG," teriak Dania dari jauh sambil berlari.

"Ngapain lo disini?" tanya Ardan langsung tanpa basa-basi atau pun menyambutnya.

"Yaelah, Abang! Dedek tuh bosen di rumah sendiri. Jadi Dania memutuskan untuk weekend bareng kalian," jawab Dania dengan diimut-imutkan.

"Sono weekend bareng temen lo aja," ucap Ardan sebagai abang Dania.

"Kan maunya sama kalian, gimana dong?" ujar Dania lagi, kini sambil memelas.

"Terserah lo!"

Ardan memutar bola matanya malas, sedangkan Dania tertawa puas melihat abangnya yang kesal seperti itu.

"Anak itik!" panggil Gizko.

"Gua bukan anak itik setan!" kesal Dania yang tak di masa bodokan oleh Gizko.

"Nyari ulet yuk!" ajak Gizko yang sudah di samping Dania.

"Gizko! Kita mau nyiapin sarapan!" kata Ardan sambil memberi pelototan pada Gizko.

"Yeee! Bentar doang Dan, lumayan kan udaranya masih seger," ujar Gizko.

"Pelit banget sih bang! Lo lupa kalo gua juga bagian dari membaiknya persahabatan kalian? Lupa jasa gua? Yaelah! Sekecil kuman kali yah pengorbanan gua demi kalian, sampai-sampai gua gak di terima kehadirannya!" ucap Dania dengan penuh dramatis, dan tentu saja dengan raut wajah yang di buat sedih.

"Gak usah pundung! Kaya bocah aja lu," sindir Ardan sambil memutar bola matanya sebal.

"Bodo amat! Gak peduli! Lu gua pecat jadi abang!" kesal Dania yang memilih berlalu pergi dengan mode marahnya.

"Hayo lohh Dan, di pecat jadi abang tuh sama si Dania!" ucap Sovra menakut-nakutin.

"Yaelah! Kalo udah pungung gini, bakal gua yang bakal di salahin sama Emak gua!" Ardan berucap kesal, dan memilih untuk mengejar Dania yang tengah marah padanya.

"Berasa lagi drama yah," ujar Azura sambil terkekeh prelan.

"Pucuk... pucuk... pucuk..." dengan bangsatnya Gizko malah iklan.

****

Tbc❤


Normayntaa

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang