Derum motor Ardan berhenti tepat di depan rumah Azura.
"Makasih ya, Ar. Mau mampir dulu kagak?" tawar Azura sambil turun dari motor.
"Iya sama-sama, Gue langsung balik aja yay," jawab Ardan, lalu menyalakan mesin motornya untuk bergegas pulang.
"Yaudah, tiati Ar."
Ardan mengangguk, "Iya, lo masuk sana!"
Setelah Azura mengangguk Ardan mulai menjalankan motornya, motor Ardan hilang dari pandangan Azura. Azura tersenyum senang merasakan perhatian yang Ardan berikan, tapi lagi-lagi dia sadar perhatian itu hanya sebatas perhatian kepada seorang sahabat. Azura tersenyum sendu mengingat dirinya dan Ardan hanya sebatas sahabat, tidak lebih.
.
.Saat ini geng bar-bar tidak seperti biasanya, mereka berubah menjadi saling diam akibat kejadian kemarin.
Saling sibuk dengan kesibukan masing-masing tanpan memperdulikan yang lainnya, seolah-olah mereka kumpul untuk saling sibuk sendiri, bukan untuk bercanda atau mengobrol seperti sebelumnya.
"Bebep Letta kenapa sih? Kok diem aja dari tadi?" tanya Gizko memcah keheningan dan tentunya dengan nada imut, namun terdengar mengerikan di telinga Letta.
"Paan sih lo! Bikin tambah gak mood tau gak sih!" ketus Letta, dia masih sangat kesal dengan Sovra yang dengan enaknya malah pergi dengan si ulat bulu.
"Zura, lo udah mendingan?" tanya Ardan ketika melihat Azura baru saja memasuki kelas.
"Iya, udah. Gue udah sehat kembali kok," jawab Azura dan mendudukan bokongnya di kursi.
***
Sekarang adalah waktunya istirahat untuk warga SMA Rawan(Raya 01). Semua murid berhamburan keluar kelas, entah kemana mereka perginya.
Geng bar-bar sedang ada di kantin, di tempat mereka biasa saling membully satu sama lain, terlebih lagi Gizko dengan Letta. Tapi semua candaan itu berhenti ketika Sovra bicara.
"Kalian kenapa sih, kayak gak anggap gue ada di sini?" tanya Sovra yang dari tadi merasa di abaikan.
"Eh! Ada orang toh disini?" sahut Letta judes.
"Kalian masih marah karna yang kemaren?"
"Pikir aja sendiri!" Kali ini Ariana yang membalas, karna bisa bisa nya si Sovra lebih membela si ulet bulu dari pada temennya sendiri.
"Kalian kenapa sih, gak suka banget sama si Glenda? Dia kan cuma mau ikut gabung doang sama kita."
"Gue gak mau dan gak akan pernah mau geng kita bertambah apa lagi sama dia," ujar Azura emosi. Gimana enggak! kepala dia kemarin pusing banget karena terbentur tiang basket.
"Lagian dia ke kita juga cuma mau deketin Ardan. Mau aja lo dimanfaatin ama nenek lampir begitu," sahut Gizko yang mulai kesal karna sahabatnya terus membela Glenda.
"Gak usah ngatain dia kayak gitu, dia gak salah apa-apa." Sovra mengingat kan temannya agar tidak selalu mengatakan hal jelek tentang Glenda.
"Gak salah apa-apa? Terus apa kabar sama kepala Azura yang kemaren kena tiang karna di dorong sama Glenda?" tanya Ariana dengan raut wajah sinisnya.
"Dia gak sengaja Ana!"
"Ya gini nih kalau emang udah buta karna cinta! Sahabat mah lewat. Padahal dari dulu deketnya ama kita," sindir Letta, memilih fokus pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.