Masih dalam situasi yang sama, tidak ada keceriaan bahkan kericuhan yang tercipta di setiap sudut sekolah. Semenjak kejadian itu tidak ada lagi geng bar-bar yang menunggu di depan gerbang, heboh di meja kantin, menggila di dalam kelas, berkelahi di koridor, dan banyak lagi.
Bahkan terasa dua minggu telah berlalu dan masalah itu malah di diamkan sampai berdebu, bukam malah dibicarakan baik-baik dan diselesaikan.
Letta bahkan selama dua minggu ini menjadi lebih pendiam dan masa bodo dengan Sovra maupun Glenda.
Gizko dan Ardan memilih sibuk sendiri, Ariana dan Azura sedikit merenggang karena Azura tak banyak bicara bahkan terkadang ingin Ariana pergi, ia hanya ingin sendiri untuk beberapa waktu.
Hari ini sehabis piket Azura pergi ke taman belakang, kepalanya benar-bener pusing memikirkan persahabatannya untuk kedepannya, tanpa ia sadari seseorang duduk di sebelahnya. Azura tersentak kaget saat melihat Glenda tengah memejamkan mata disebelahnya, ikut menikmati semilir angin sejuk siang ini.
"Hai Zura, gimana masih sehat?" sapa Glenda sedikit sinis, membuka matanya dan menoleh pada Azura.
Azura mendengus kesal, berniat untuk pergi, namun lengannya di tarik oleh Glenda dan Azura kembali terduduk di tempatnya.
"Lepasin!! Mau lo apa? " tanya Zura jengkel.
Glenda tersenyum puas dan duduk tegak menghadap Azura.
"Kenapa gak dari kemarin lo ucapin itu Zura? Gue nunggu lo nanya itu ke gue" ujar Glenda dengan lembut namun matanya penuh dengan kelicikan.
"Cih banyak bacot!" sinis Azura.
"Selooww, gue cuma pengen tau persiapan lo."
Kening Azura berkerut mencerna perkataan Glenda, "Maksud lo apa hah?! Ada niat apa lo sama kita? Belum puas lo lihat kita gini? Masih belum cukup? " ucal Azura yang mulai naik pitam.
"Cup... cup... cup... Santai aja Ra, gue gabakal nyakitin kalian kok, Gak mungkin gue setega itu. Gue cuman pengen lihat lo menderita, udah itu aja kok Ra" ujar Glenda semakin lembut seakan menenangkan bayi yang tengah merengek.
"Dasar parasit! Tampang aja yang bagus tapi hati lo busuk bangsat!! "
"Gini-gini, Sovra lebih nyaman di deket gue dari pada lo Zura," Glenda tertawa kecil dengan tatapan kemenangannya.
"Gue tau Sovra bukan orang bodoh, dia hanya lagi di pelet sama lo! Secara lo kan pelacur!! " balas Azura dengan senyum tersinisnya.
"Dan asal lo tau, mereka percaya sama gue karna gue sahabat mereka! Bukan lo! " lanjut Azura dengan penuh kemenangan.
"Sekarang lo bisa percaya diri sekaligus ngatain gue, tapi nanti lo kemakan ucapan lo sendiri Ra," balas Glenda tak mau kalah.
"Heh gue ingetin ke lo ya, terserah lo mau apaain gue dengan rencana busuk lo! Tapi enggak dengan sahabat gue! gue gak bakal biarain semua orang percaya dengan otak busuk lo!" Azura menekan setiap kata pada kalimat terakhirnya.
"Dan satu lagi," Azura mengantungan kalimatnya, menatap Glenda dengan tatapan sinis.
"Suka sama Ardan? Bersaing secara sehat, jangan cupu kek gini!" ucap Azura dengan menatap Glenda sinis.
"Astaga gue takut deh jadinya. Aduh aceman lo keren banget Ra," ledek Glenda sok memuji dan itu menaikkan emosi Azura.
"LO?!" Azura menahan tangannya yang hampir mendarat di pipi Glenda. Azura mencoba mengontrol dirinya agar tak menampar Glenda dan itu berhasil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.