dua puluh dua.

496 33 0
                                    

viani_wulan

Semakin hari Glenda semakin memainkan dramanya. Merasa menang karna kini dirinya berada di urutan teratas dari Azura. Kini baginya sebentar lagi dirinya bisa menjatuhkan Azura seperti rencananya dari awal, dan setelah itu iya akan meluluhkan hati Ardan, menjadikan Ardan miliknya.

Sedangkan Geng bar-bar semakin hari semakin berbeda, tidak seasik dulu dan tidak serame dulu, entah karna merasa kehilangan satu anggota atau memang mereka terlalu asik dengan dunia mereka sendiri.

Bahkan beberapa hari ini Azura memilih untuk menyendiri, meski sesekali ia ikut gabung dengan geng bar-bar karena paksaan dari Ariana, namun tetap saja, dirinya merasa tidak di anggap akan kehadirannya. Dirinya seperi tidak ada di salah satu geng bar-bar.

Saat di toilet Azura menetikkan air matanya, setelah kejadian yang membuat hatinya retak, sakit yang dia rasakan semalin hari semakin nyata.

"Kenapa harus gue?" tanya Azura pada dirinya sendiri melihat pantulan dirinya di cermin.

"Kenapa Harus gua di posisi ini di saat masih banyak orang yang bisa berada di posisi ini! Gua gak bisa di posisi ini, gua terlalu lemah!"

Lagi-lagi Azura menitikkan air matanya, berharap akan ada orang yang akan menjawab ucapannya. Dan ternyata memang benar ada yang menjawab ucapannya, namun tidak diketahui oleh Azura.

'Karena Tuhan tau lo kuat Ra,' batin seseorang sambil ikut menitikan air matanya, turut bersedih melihat Azura yang seperti ini, berusaha kuat saat Azura begitu lemah, berusaha baik-baik saja disaat Azurà tak baik-baik.

'Gak, Ra! Mereka aja yang buta. Bagi gue lo tetep pahlawan, Azura, Gue janji Ra, ini semua akan berakhir secepat mungkin,' jawabnya lagi lalu dia pergi sebelum Azura mengetahui kehadirannya.

Setelah puas menumpahkan tangisannya, Azura segera pergi meninggalkan toilet, moodnya hancur dia sedang tak ingin melakukan apapun.

Mungkin pergi keperpustakaan untuk membaca novelnya akan membuat moodnya kembali, semoga saja.
.
.
.
Saat Azura sedang asik membaca seseorang menghampirinya, Azura mendongak seketika raut wajahnya berubah datar ketika melihat siap orang yang ada di depanya.

"Ck ck ck. Kasihan banget sih lo gak ada yang peduli sama lo," ucapnya dengan senyum meremehkan.

Azura? Dia tidak memperdulikan ucapan orang itu ia sedang tak ingin berdebat apalagi dengan cewek kurang belaian ini.

"Kenapa? Gak bisa ngomong lagi ya, setalah hancur?" tambahnya sinis saat melihat Azura yang hanya diam tanpa mau membalas ucapanya.

"Owh ada elo ternyata Glen, gua kira hantu yang ngomong, abisnya gua tiba-tia merasa merinding," kata Azura, menatap Glenda dengan sinis.

Seketika amarah Glenda memuncak memuncak saat mendengar itu, Dia tidak terima dengan Azura yang berbicara seperti ini. Satu tanganya di layangkan, siap menampar pipi Azura tapi Azura seketika menepisnya.

"Tangan lo terlalu kotor untuk nampar gue," ucap Azura sinis.

Ia mulai muak dengan Glenda. Hanya demi mendapatkan Ardan, gadis di hadapnnya ini sudah membuat persahabatnya hancur, gadis di hadapnnya ini telah membuat orang-yang yang percaya padanya kini tidak, hanya demi Ardan, astaga.

Glenda pun tersenyum licik saat itu, ia mendorong Azura tapi saat Azura hampir jatuh Glenda memegang tangan Azura dan malah menjatuhkan dirinya sendiri, Sehingga ia lah yang jatuh.

"Awww, lo kenapa ngelakuin ini sama gue Ra? Salah gue apa Ra? Hiks... hiks," tanya Glenda yang kembali memulai dramanya, memeggang kepalanya yang terbentur lantai, padahal dia sendiri yang membenturkannya.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang