Seorang diri menyusuri koridor, hendak beranjak pulang meninggalkan sekolahnya. Keadaan sekolah kini memang sudah lumayan sepi dari murid - murid, karena bel pulang sekolah juga telah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Azura yang sedang mendapat giliran piket, terpaksa tinggal di sekolah dan berakhir pulang sendirian.
"Huh! Sekolah udah sepi, gue pulang sama siapa dong? Anak - anak pasti udah pulang semua. Fix ini mah! Gue jomblo lagi, eh! Gue kan emang jomblo yak?!" gumam Azura sambil tertawa sendiri, seperti orang gila.
Saat dirinya sampai di parkiran sekolah, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru area parkir. Di sana terlihat hanya tinggal beberapa motor siswa - siswi, dan juga motor Mang Kasman sang penjaga sekolah sekaligus tukang bersih - bersih seluruh tempat yang ada di SMA Raya 01 ini. "Alamat naik angkot, dah!" ucap Azura pasrah.
***
30 menit sudah Azura duduk di halte menantikan angkutan umum yang tak kunjung lewat. Hari sudah semakin sore, sang surya juga perlahan menyembunyikan dirinya beralih menjadi senja. Udara di sekitar sini juga semakin dingin, membuat Azura memeluk tubuhnya sendiri.
"Ya ampun, ini beneran gak ada yang lewat apa gimana sih? Masa dari tadi gak ada angkot, taksi, atau ojek gitu yang lewat. Uangnya udah banyak apa yak?!" kesal Azura yang sudah lelah menunggu kendaraan umum sedari tadi.
Kenapa sih? Azura selalu saja dihadapkan dengan situasi seperti ini? Situasi yang membuat dirinya harus selalu menunggu.
Dari mulai menunggu sang pujaan hati yang tak kunjung peka, sampai menunggu kendaraan umum yang tak kunjung lewat.
Ketika Azura tengah diam, termenung meratapi nasibnya, tiba - tiba dia teringat sesuatu.
"Ya ampun, Zura! Kenapa gak kepikiran dari tadi coba?! Gue kan bisa pesen ojol. Anjir! Gue kok tambah bego aja yah?" gumam Zura merutuki kebodohannya yang tidak ketulungan itu.
Ia pun segera mengeluarkan handphone miliknya dari dalam tas. Namun, saat ia mencoba menyalakannya...
"Anying! Napa sih lo pake lowbat segala, hah?! Ya Allah... lengkap sudah penderitaan hambamu yang cantik jelita ini. Emang dah, cobaan orang cantik ada aja. Sabar Zura," ucap Zura sekali lagi mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Sepertinya, hari ini memang menjadi hari sialnya Azura. Dari mulai datangnya Glenda si murid baru yang juga menambah daftar saingannya dalam mendapatkan Ardan. Hingga dia yang berada dalam situasi menjengkelkan saat ini.
Benar - benar menguji kesabaran Azura. Tapi nampaknya Azura berusaha menerimanya dengan lapang dada walaupun sulit. Karena ia selalu teringat pada nasihat sang mama.
'Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar kesanggupan hambanya. Percayalah! Rencana Tuhan lebih baik, nak.'
Yah! Kira - kira seperti itu.
Duduk di kursi halte sambil memeluk lutut, itulah yang dapat menggambarkan keadaan Azura saat ini. Ya, itulah yang ia bisa lakukan saat ini. Tapi, ia juga ingin secepat mungkin bisa sampai di rumah.
Sebenarnya ia bisa saja pulang dengan jalan kaki, tapi itu terlalu jauh kawan - kawan. Dan jalan terakhir adalah menunggu keajaiban dan pertolongan dari Tuhan. Hanya itu.
Tin! Tin! Tin!
Suara klakson yang cukup memekakkan telinga itu, berhasil membuat Azura mengangkat kepalanya. Mencoba melihat siapakah gerangan yang baru saja mengagetkan dirinya.
"Sovra!"
Yap! Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah sahabat Azura, yaitu Sovra.
"Lo kok di sini? Bukannya lo udah balik dari tadi?" tanya Azura kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.