empat.

800 66 27
                                    

gloriarafael

Letta berjalan menelusuri koridor yang masih ramai akan makhluk-makhluk pecinta bel pulang sekolah, sejak istirahat tadi Leta masih berdiam dengan wajah masamnya bahkan tak banyak bicara.

Dirinta tengah PMS , dan itu membuat moodnya tidak baik-baik saja.

"Woy! Pulang kuy!" teriakan melengking Gizko membangunkan singa tidur yang ia hapit lehernya dengan lengan kokohnya.

Emosi Leta naik dua kali lipat dalam sekejap, "WOY NYARI MATI LO YA?! LEPASIN LEHER GUA ATAU LEHER LU YANG GUA LEPASIN!" teriak Leta seraya mendorong paksa Gizko dari lehernya.

Seluruh pasang mata menatap Leta tak kharuan. Suasana menjadi hening karna Leta sedang marah besar, Leta dengan tatapan sinisnya , Gizko dengan wajah keringat dinginnya, dan siswa-siswi dengan tatapan penasarannya. Semua tampak seakan sedang berlangsung drama menegangkan.

"Yamaap sensi amat mba--" baru saja Gizko ingin menyelesaikan ucapannya, suara lebih melengking mengelegar dikoridor memotong ucapan Gizko.

Serempak seluruh mata berpaling dari Leta dan tertuju pada gadis berbadan mungil dan berwajah sumringah itu.

"HAE GAEYSS!!" Ardania berlari secepat mungkin menemui dua orang yang baru ia kenal kemarin, kaki pendeknya menyulitkan pergerakan dengan cepat.

"Kalian lagi ap--"

"Apa lu?!" potong Leta ketus sambil merapikan penampilannya yang tak berantakan, hanya sekedar membuang muka dari penonton amarahnya tadi.

"Hai kak Leta apa kabs!" sapa Dania ala anak hits, sedangkan Leta hanha mendengus kesal.

"Ehh ada Dania, abang anterin pulang ya? Yok!" tanpa persetujuan Dania, Gizko menarik tangan Dania untuk menjauh dari Leta. Mereka berlari kocar-kacir ketakutan ralat hanya Gizko, Dania bingung melihat dirinya dibawa sesuka hati.

Leta tak memperdulikan kepergian Gizko dan Dania, justru ia bersyukur karna terbebas dari dua makhluk idiot itu.

"Apa lihat-lihat? Mau lepas juga tuh leher" ancam Leta pada penonton itu dan berhasil membuat mereka takut.

***

"Huftt untung ada lu Dania! kalo enggak kelar idup gue," Gizko mengatur ulang nafas tak beraturannya itu.

Mereka sudah berdiri di parkiran tepatnya di belakang motor milik Gizko.

"Gila banyak banget keringatnya," ujar Dania sambil mengelap keringat di dahi Gizko dengan sapu tangannya.

Gizko dan Dania berdiri cukup rapat karena Dania yang pedek berjinjit untuk meraih jidad Gizko yang tinggi.

Gizko terdiam menatap bola mata bulat milik adik sahabatnya ini, wajah imut Dania membuat Gizko menggigit bibir bawahnya menahan untuk tidak mencubit Dania.

"Udah," ujar Dania kembali ke posisi berdiri tegaknya seraya merapikan sarung tangan bekas keringat Gizko.

Gizko sendiri masih terpaku menatap Dania.

"Thank's ya Dania," ucap Gizko.

"Thank's doang untuk nolongin dari kak Leta, tenaga lari gue, sama... ngelapin keringet? Dih gaada yang gratis kali bang!" ujar Dania terseyum miring pada Gizko.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang