lima puluh satu. ENDING💜

1.4K 56 31
                                    

Satu minggu berlalu, geng bar-bar seperti bukan geng bar-bar biasanya yang selalu bersama dan di penuhi canda tawa, namun geng bar-bar sekarang hanya ada kecanggungan, saling menghindar seperti tidak saling mengenal.

Geng bar-bar sudah tak sama seperti dulu. hanya karna cinta, persahabatan yang dari dulu di bangung seketika lenyap, hadirnya cinta memang tidak salah di sebuah persahabatan, tapi orangnya yang salah, lebih memilih ego demi mendapatkan apa yang di mau tanpa memperdulikan persahabatan yang telah lama terjalin.

"Semuanua udah berubah," gumam Gizko dengan sorot mata sedih, memperhatikan para sahabatnya yang memilih masing-masing, tidak lagi bersama dan sehangat dulu.

"Engga! Semuanya belum berubah, kita masih bisa ngembaliin geng bar-bar kaya dulu," kata Letta dengan nada penuh semangat.

Gizko menatap Letta sekilas, kemudian membenamkan wajahnya pada lipatan tangan yang ia letakan di atas meja.

"Bantu gua buat bikin semuanya kembali kaya dulu lagi, Ko!" pinta Letta penuh harap.

Gizko kembali menegakan tubuhnya, menatap Letta yang kini tengah menatapnya dengan tatapan memohon.

Ah sial! Ia semakin menyukai gadis di hadapannya ini, gadis bar-bar namun berhati lembut.

"Gua bakal bantu lo," kata Gizko sambil mengacak gemas rambut Letta.

"Gizko setan! Rambut gua ihh!" umpat Letta dengan penuh kesal. Namun tetap saja, Letta tak bisa membohongi perasaanya, jantungnya akan berdetak dua kali lebih cepat setiap kali Gizko memperlakukannya seperti gadis spesial bagi Gizko.

'Rambut yang di acak, tapi malah hati yang berantakan,' batin Letta.

"Gemesin yah kalo bar-bar," kata Gizko sambil mencubit ke dua pipi Letta dengan sedikit kesal.

"Lepas Gizko setan!" perintah Letta sambil berusaha melepaskan tangan Gizko dari pipinya.

Setelah puas membuat Letta kesal, Gizko melepaskan cubitannya lalu mengusap pipi Letta yang sedikit merah dengan pelan.

"Boleh gua jaga hati lo Let," tanya Gizko tiba-tiba, dan tentu saja membuat Letta terkejut.

"Gua bakal ngerawat hati lo dengan sepenuh cinta, menjadikan lo orang yang begitu berarti bagi gua. Lo bakal gua buat kesal sekaligus bahagia dalam waktu bersamaan Let, mau?" tatapan Gizko kini tak lepas dari wajah Letta, memperhatikan sorot mata Letta yang kini sudah tak ada Sovra di dalamnya.

"Letta?" tanya Gizko saat Letta tak kunjung menjawab.

"Ayo ke kelas! Udah mau masuk," kata Letta yang memilih pergi duluan, meninggalkan Gizko yang diam dengan pertanyaan-pertanyaan di kepalanya.

Apa Letta menolaknya? Apa Letta tak mencintainya? Apa Letta tak mau bersamanya?.

Gizko tersenyum miris, harusnya ia buat Letta mencintainya terlebih dahulu agar ia tak merasakan rasa yang menyakitkan seperti ini karna Letta menolaknya.

***

Cafe Sunny. Itulah tempat dimana geng bar-bar berada saat ini, cahaya bintang-bintang yang bertabur di langit malam ini ikut menjadi saksi perkumpulan mereka. Namun, suasana canggung masih menyelimuti acara kumpul-kumpul itu.

Sepertinya, ombak cinta yang datang menerpa persahabatan geng bar-bar cukup membawa pengaruh besar terhadap hubungan mereka antara satu dengan yang lain, meskipun mereka berusaha menutupi semuanya, tapi masih saja terlihat berbeda. Biasanya, acara mereka selalu di iringi oleh guyonan Gizko yang receh. Jika tidak, ya perdebatan Gizko dengan Letta yang malah menambah keseruan, tapi sekarang, hanya atmosfer sunyi yang mengelilingi mereka.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang