tiga puluh tujuh.

463 33 0
                                    

lindraVey


Hati-hati lo," ucap Letta seraya melambaikan tangannya pada Gizko yang telah berlalu menaiki motornya. Letta merasa berbeda hari ini, ia rasanya baru pertama kali ini merasa sebahagia ini bermain bersama Gizko. Ya walaupun bersahabat sudah lama tapi entah mengapa ada yang beda.

"Coba... aja lo juga kayak Gizko ke gue. Hmm.. angan gue ketinggian ya," gumam Letta seraya melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

***

"Na, gue bingung sekarang. Mau tetep berjuang atau mengikhlaskan dia buat lo. Karena gue tau Ardan suka sama lo, dan gue sebagai sahabat lo... gue juga harus bisa support lo. Sama kayak lo support gue selama ini," ucap Azura berusaha tersenyum. Ariana menolehkan kepalanya menatap Azura yang menatap langit malam. Ya, sekarang Azura sedang berada di rumah Ariana, hanya sekedar main.

"Lo ngomong apaan sih? Ngelindur mulu, kan gue udah bilang sama lo, kalau gue gak suka sama Ardan. Kalo gue suka sama dia kenapa gue selalu support lo? Inget ya Azura, kalau Lo berhenti buat berjuang. Sama aja lo bikin gue kecewa karena lo udah nyia-nyiain usaha gue buat lo Deket sama Ardan," jelas Ariana.

"Tapi ini situasinya beda, Na. Ardan suka sama lo, dan ternyata itu udah lama. Gue selalu berusaha buat nerima itu dan berusaha berjuang lagi. Tapi semakin kesini, Ardan semakin nunjukin sikap sukanya ke lo. Gue juga gak mau egois Na, terlebih lagi ini urusan kebahagiaan gua," ucap Azura.

Ariana menatap wajah sahabatnya itu. Selama ini memang benar bahwa Ardan suka padanya, tapi Ariana berusaha untuk menolak rasa suka Ardan itu. Namun, semakin Ariana menolak, Ardan semakin mendekat. Jauh dalam benak Ariana, dia juga menyimpan rasa pada Ardan, tapi ia tepis dengan rasa sayang sebagai sahabat, karena ia tak mau membuat Azura kecewa padanya.

"Udah, lupain semuanya. Sekarang lo fokus buat berjuang dapetin Ardan lagi," ucap Ariana memberi semangat pada Azura.

"Gue coba," ucap Azura sembari tersenyum.

***

"Dari mana lo? Wah jangan-jangan tadi lo sama Letta jalan ya?" tanya Sovra menerka-nerka.

"Nah betul!" jawab Gizko dengan bangganya.

"Gue doain cinta lo gak bertepuk sebelah tangan juga," ucap Sovra yang sedikit menyindir Ardan.

'Lo yang bikin cinta seseorang bertepuk sebelah tangan Sov,' batin Gizko, tapi ia kembali tersenyum.

"Cinta apaan! Gajelasss!" bantah Gizko.

"Alah! Lo suka kan sama Letta? Udah jujur aja. gue tau kalau lo suka sama dia," goda Ardan.

"Apaan sih Ar! Gue tadi cuma nemenin dia jalan doang. Soalnya dia kayak gak semangat hidup banget, kan gue kasian liatnya. Ntar kalo dia mati gada lagi yang ngajak gue ribut lagi," ucap Gizko dramatis.

"Lo nyumpain pea!" timpal Sovra.

"Iya nih! Lo nyumpain Letta mati? Wah parah! Besok gue aduin lo sama dia, biar lo jadi ayam geprek!" ucap Ardan.

"Eh! Apaan gak, jangan deh. Baru tadi gue bisa akur. Jangan bikin hancur," ucap Gizko ceplos.

"Nahkan, lo suka kan? Udahlah jujur aja!" ucap Sovra.

"Dia punya gebetan, dan gue gak bisa maksa dia. Lagian gebetannya dia kayaknya gantengan gue," ucap Gizko dengan PD nya.

"Ha? Letta punya gebetan siapa Ko? Kok gue gatau?" tanya Sovra penasaran.

"Ya orang lah masa harimau," timpal Ardan.

"Adalah pokonya itu, tapi gue sedih sih. Soalnya Letta punya gebetan, tapi gebetannya gak tau kalo Letta suka sama dia. Turut prihatin gue. Tapi ya mau gimana lagi?"

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang