Kali in Letta kembali di antar oleh Sovra, namun entah kenapa rasanya tidak sebahagia kemarin. Entah karna dirinya yang tengah merasa cemburu karna Sovra yang perhatian pada Azura, atau karna dirinya tau jika padanya Sovra tidak seperhatian seperti pada Azura.
"Beli es kelapa dulu yuk, seger kayanya," ajak Sovra yang langsung meminggirkan motornya tanpa menunggu jawaban dari Letta.
Sovra dan Letta turun dari motor. Letta terlebih dahulu di kursi yang telah di sediakan, sedangkan Sovra tengah memesan.
Tak lama Sovra ikut duduk di samping Letta dengan dua buah kelapa yang masih utuh namun hanya di kupas bagian atasnya, dan memberikannya pada Letta.
"Tumben banyak diem, kenapa?" tanya Sovra setelah meneguk air kelapa miliknya menggunakan sedotan.
"Lagi cape aja," jawab Letta yang malah di percayai oleh Sovra, bahkan Sovra tak bertanya lagi atau menuntut Letta untuk bercerita.
"Sov, gua mau nanya. Boleh?" tanya Letta, memperhatikan Sovra yang tengah asik meneguk air kepala, tidak seperti dirinya yang sama sekali tak ada niatan untuk ikut meminum.
"Nanya aja kali, nagapain kudu izin?" tawa kecil keluar dari mulut Sovra.
"Lo suka sama Azura?" tanya Letta yang langsung membuat Sovra diam.
"Kenapa diem Sov?" tanya Letta saat Sovra tak kunjung menjawab.
"Kenapa lo bisa nanya kek gitu?" Sovra balik bertanya, menatap Letta dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Karna yang gua liat selama ini, yang bikin gua nanya kek gini," kata Letta, membuang muka ke arah depan.
"Apa yang lo liat?" tanya Sovra lagi, kini berbalik. Bukan Letta yang mengintrogasi, tapi Sovra.
"Perhatian yang lo kasih ke Azura itu gak sama kaya yang lo kasih ke gua atau ke Ariana," Letta kembali menatap Sovra, sorot matanya terlihat penuh harap cemas.
"Kalo emang lo jawab pertanyaan gua yang pertama dengan jawaban enggak gua gak bisa langsung percaya Sov, karna kalo lo emang nganggep Azura sahabat kaya lo ke gua dan ke Ariana. Lo gak akan bersikap berlebihan kan?" lanjut Letta dengan terus menatap Sovra, berusaha menahan debaran jantungnya yany semakin menggila, bahkan dadanya tiba-tiba terasa sesak selama ia mengucapka itu.
Sovra tertawa pelan, mengaduk-aduk sedotan pada kepala yang tengah ia pegang itu, tatapannya kini teralih pada kelapa di hadapannya, bukan lagi pada Letta.
"Gua gak bilang engga kan?" tanya Sovra yang tanpa ia sadari membuat hati Letta seketika remuk, rasa sesak yang Letta rasakan kini terasa nyata. Bahkan hatinnya terasa di remukan secara nyata.
"Gua emang suka Azura Let," aku Sovra yang kembali menatap Letta, namun Letta cepat-cepat membuang muka.
"Ternyata lo sadar sama perhatian lebih gua ke Azura yah, padahal Azura sendiri gak sadar sama perhatian lebih yang gua kasih ke dia," kata Sovra sambil tertawa hambar, menatap ke atas langit yant kini terlihat mendung.
"Tapi Azura suka sama Ardan Sov," ujar Letta dengan nada yang sedikit gemetar, namun tak di sadari oleh Sovra.
"Iya, gua tau Let. Bahkan gua dukung Azura buat terus berjuang dapetin Ardan," kata Sovra yang di dalam suaranya tersimpan luka.
"Dasar bego!" cibir Letta yang entah kenapa berubah emosi.
Sovra terkekeh pelan, "Iya gua bego, tapi gua gak nyesel Let. Bahagianya Azura, bahagianya gua juga," kata Sovra yang terdengar menyakitkan di telinga Letta.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.