tujuh belas.

530 37 3
                                    

Normayntaa

Azura kini tengah membaca novel, sementara Letta sedang menonton Drakor, sedangkan Ariana dia belum terlihat pagi ini, sepertinya dia kesiangan.

"Pagi Letta pagi, Zura... Ariana datang," Ariana menyapa dengan melengkingnya dengan senyuman terbaiknya tentu saja lalu ia duduk samping Azura.

"Eh tau gak kejadian apa yang gue alami di depan?" Ariana langsung menyambar dengan serius, sontak Azura dan Letta memfokuskan.

"Belum lah onta! Lo kan belom cerita," kata Azura yg kini menatap Ariana sebal.

Ariana nyengir bak orang idiot, "Hehe yamaap ,tadi tuh... gue Gedeg banget sumpah! pas gue lagi jalan di koridor gua liat si ular itu lagi genit-genit ke Ardan, tapi gue bersyukur sih karna Ardan ngehindar."

"Emang dasar ya si karpet kusut itu, bisa-bisanya dia gitu ke Ardan, terus nih ya pas gue jalan ke sini gue ketemu Sovra, dia gak nyapa gue samsek guys! dia jadi berubah gini gara gara si Glenda itu ih kesel sumpah pengen deh gue masukin dia ke kandang ayam biar mampus dia disitu!" Ariana menceritakan semua plus dengan unek uniknya itu.

"Idih jijik banget gue, ngapain di masukin ke kandang ayam? sekalian aja kandang macan!" kata Letta yang memang begitu benci pada Glenda.

"Bodo lah yg penting si dodol itu di kandangin," balas Ariana dan memilih acuh.

"Tapi gue masih gak nyangka Sovra bisa kek gitu, apalagi saat dia bilang kalo gue yangg bikin kalian benci ke Glenda," Azura kembali membuka suara, membuat Ariana dan Letta kembali serius.

"Seriusan dia bilang kek gitu? Astaga! bener-bener yah tuh si Glandangan!" Letta Semakin kesal pada Sovra yg sudah tertipu oleh si Glenda.

Azura menganggu, "Entah apa yang udah Glenda lakuin ke Sovra sampe bikin Sovra berpihak ke dia, terheran-heran gua," kata Azura.

Azura dan yang kembali menyibukan diri saat yang mereka bicarakan muncul, Sovra.

***

Istirahat kini tiba semua keluar dari kelas menuju kantin kecuali beberapa seperti Dania ia keluar kelas namun hanya duduk di kursi depan kelas memainkan hp, dan ketika sedang sibuk-sibuknya Glenda datang lalu duduk di sampingnya.

"Hai Lo Dania kan adiknya Ardan?" Glenda menyapa Dania yg hanya diam

"Iya," Dania hanya melirik sedikit kearah Glenda dan kemudian fokus lagi pada hpnya.

"Eh fokus banget sama hpnya," Glenda kembali berbicara karena merasa diabaikan, Dania hanya menghembuskan napas malas.

"Naksir boleh tapi sewajarnya, gak perlu ngerusak hubungan yg udah terikat sebelumnya, sungguh unfaedah! eh ni quotes bagus bat cocok nih buat para cabe, ya kan kak?" Dania pura-pura membaca quote yg ada di hpnya, padahal tidak benar-benar membaca, ia hanya menyindir Glenda saja.

"Gue cabut duluan yah baik-baik disitu," Dania menatap sinis lalu meninggalkan Glenda sendiri.

Gkenda menatap kepergian Dania dengan kesal karena ia merasa tersindir dengan niatnya itu.

'Awas aja lo! gue bakal bikin nyesel, dasar adek kelas gak tau diri. untuk sekarang gue baik, liat aja nanti kalo tujuan gue udah tercapai!' batin Glenda .

"Ardan gue pasti bisa bikin lo jatuh ke gue," ucap Glenda penuh penekanan, tidak sadar bahwa tidak jauh dari tempatnya ada seseoranng yang tengah memperhatikan dengan kepala miring juga senyum mirisnya.

"Lo udh bikin orang yg gue sayang berpihak ke lo, dengan Lo manfaatin dia buat dapetin keinginan lo, sorry tidak segampang itu gue gak bakal biarin itu," orang itu menatap Glenda jijik yang sekarang sedang ngoceh sendiri karena di abaikan Dania .

***

Di kantin geng bar-bar berkumpul, semuanya lengkap namun suasana sedikit mencekam hingga akhirnya akhirnya Gizko bersuara membuka topik.

"Padahal nih kantin rame, tapi ngapa berasa horror ya?" Gizko menyindir teman-temannya yg saling diam, sungguh dia tidak senang dengan suasana seperti ini.

"Muka lo horror kuda!" kata Ariana.

"Sov! gimana jadi gak kita main bulu tangkis sama sekolah depan? udah lama banget dari kita bikin keributan gak ada kabarnya," Ardan tiba-tiba mengajak bicara sovra padahal yg lainnya sedang mendiamkannya agar ia berfikir bahwa ia telah di manfaatkan.

"Mereka gak minat Ar, mereka nyangkanya kita gak ada apa-apanya, paling cuman bacot doangan gitu," Sovra yg merasa di aja bicara itu pun menjawab pertanyaan dari Ardan, ia bersyukur bahwa Ardan tidak mendiamkannya, sovra tampak masih bingung dengan ucapan-ucapan orang di sekitarnya dari pihak manapun dia tidak bisa mempercayai siapapun saat ini sungguh ia di landa kebingungan.

"Enak aja mereka ngerendahin kita harus bikin perhitungan nih!" ucap Ardan, namun Sovra terlihat tidak bersemangat, karena yang lainnya tidak menggangap kehadirannya.

"Gue udah selesai, gua duluan balik kelas," Letta berdiri dna berlalu pergi, ia muak jika berbagi oksigen dengan orang yang mungkin akan menjadi orang yang sangat ia benci, untuk sekarang.

"Gue juga udah selesai yuk dah balik" Gizko mengikuti Letta yang sudah berlalu pergi, kemudian diikuti oleh Ariana dan Azura, sementara Ardan dan Sovra masih duduk di sana.

"Sovra, sekarang jujur sama gue! Lo kenapa bisa berpihak ke Glenda? tanpa mikirin kitam bukannya gue gak terima dia temenan sama kita, tapi dia udah ngebuat persahabatan kita enggang, entah awal mula nya gimana tapi yang gue tau dia itu manfaatin lo doang Sov! Liat mereka, mereka diemin lo karena mereka tau Lo dimanfaatin doang, gue gak tau tujuannya apa."

"Tapi asal lo tao Sov, mereka ngelakuin itu karna mereka peduli ke lo! Mereka pengen mertahanin geng ini, kita gak mau ada di situasi kayak gini, jadi gue mohon lo pikirin terlebih dulu sebelum semuanya semakin amcur!" ucap Ardan menyadarkan Sovra.

Ardan memang tidak tau pasti tentang semuanya, tapi para sahabatnya terus saja beranggapan seperti itu, terlebih adiknya itu Dania yang tiada hentinya mengomel karena Ardan mendiamkan masalah ini.

"Gue cabut duluan," Ardan pun meninggalkan Sovra yg masih diam mencerna ucapan Ardan.

Dan ucapan Ardan semakin membuat Sovra semakin bimbang.

Setelah Ardan pergi Sovra nampak baru mendapatkan kembali kesadarannya, ia hanya diam lalu ia membuka aplikasi Whattsap nya dan melihat ada story baru dari Ariana yg ditampilkan adalah foto mereka semua yg sedang berada di sebuah pantai dan dengan caption

'Kalo cinta jangan berlebihan, jangan sampe lupain temen, oke gengs?' dengan emot love di akhir caption. Sovra sungguh tertohok akan itu, sebenarnya ia tidak memiliki perasaan apapun pada Glenda, ia hanya bersikap wajar tehadap teman yang ingin dekat dengannya, terlebih Glenda anak baru otomatis gadis itu masih belum mengenal banyak orang, ia hanya ingin membantu tapi kenapa malah jadi begini?

"Hay Sov, lo sendiri aja mana yg lain?" Glenda datang menghampiri sovra.

"Mereka udah pada balik kelas, Glen gue juga cabut ya ke kelas," Sovra berdiri, beranjak meninggalkan Glenda sendiri .

Glenda mengangguk lalu Sovra menghilang dari pandangannya, Glenda binggung dengan sikap Sovra yang aneh, Sovra terlihat acuh padannya.

"Kenapa si Sovra aneh banget?" Glenda bergumam.

*****

Tbc💚


Normayntaa

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang