tiga puluh delapan.

512 37 6
                                    

MandaVire

"Thanks. Ko," ucap Letta saat mereka sudah sampai di rumahnya dengan aman sentosa dan tubuh yang masih sempurna.

"Lo gak nawarin gue masuk?" Gizko bertanya saat Letta malah memilih untuk masuk ke rumahnya tanpa berbasa-basi untuk menawarinya masuk.

Padahal jika di tawari ia pasti akan menerima tawaran Letta, lumayanlah mana tau dapat makanan gratis.

"Pintu rumah gue tertutup buat orang kayak elu."

Letta yang sempat menghentikan langkahnya pun kini melanjutkan perjalanannya menuju rumah yang ada di depan mata.

"Yaelah, sekali lagi niat baik gue malah di balas kejahatan."

Setelah mengatakan itu Gizko pun langsung menutup kaca helmnya dan bersiap-siap untuk melajukan motornya.

Tapi sebelum melajukan motornya, sekali lagi ia menatap pintu rumah Letta yang baru saja di tutup, tanda Letta sudah masuk dengan selamat tanpa ada adegan Letta yang terjatuh dan Gizko yang datang menangkapnya.

"Ck, drama lo Ko!"

Berusaha menghentikan pikirannya, ia pun melajukan motor gedenya untuk pulang dan berbaring atau bermain game di rumah tercinta.

*******

"Lah? Ardan! Ini kayaknya bukan jalan kerumah gue deh," ucap Ariana yang saat ini sedang di gonceng Ardan untuk kembali kerumahnya, namun Ardan malah melajukan motornya ke arah yang berlawanan dari arah rumahnya.

"Emang."

"Lah terus ini kita mau kemana?" tanya Ariana sekali lagi, karena saat ini ia sedang tidak ingin menambah waktu dan moment bersama Ardan demi menjaga hati Azura.

Ya, walaupun tanpa Ariana sadari, hati Azura pun sudah remuk berkali-kali melihatnya bersama Ardan.

"Ke rumah gue," ucap Ardan enteng padahal Ariana sudah mulai tak nyaman duduk di belakang Ardan.

"Tapi ngapain? gue mau pulang. cape," Ariana pun menatap kaca spion motor Ardan dan sedikit terkejut saat pandangan mata mereka bertemu.

Ya, Ardan juga sedang menatap Ariana dari balik kaca spionnya, sedari tadi malah, Tapi Ariana belum menyadarinya.

"Bunda mau ketemu sama lo."

Ucapan Ardan tersebut berhasil membuat Ariana kaget, dan langsung menatap Hp nya melihat sudah jam berapa sekarang.

"Tapi ini udah mau maghrib, ngapain bunda pengen ketemu gue? Tiba tiba lagi."

"Ya mana gue tau, Lo tanya aja nanti sama Bunda."

"Ck. Ardan serius deh," Ariana yang kesal pun langsung memukul ringan punggung Ardan dan hanya di hadiahi tawa Ardan di atas motor.

"Dah nyampe," ucap Ardan ketika mereka berhenti di depan gerbang rumah yang berdiri megah.

Rumah Ardan, termasuk rumah yang paling bagus di sekitaran kompleksnya. Rumah bertingkat dua yang sederhana tapi terlihat Classy itu, dengan warna abu-abu, hitam dan putih tanda warna minimalis menyelimuti dinding rumah Ardan.

Dan disekitar rumahnya terdapat pekarangan dan taman bunda Ardan yang menambah kesan nyaman dan tentram bagi orang yang memasuki rumahnya.

Oleh karena itu, Geng bar-bar lebih sering menghabiskan waktunya di rumah Ardan karena mereka lebih puas jika bermain di sana, tentunya mendapatkan makanan gratis dan tempat yang nyaman.

"Makasih pak," ucap Ardan kepada pak satpam yang telah membukakan pintu gerbang padanya.

Sedangkan sapam rumah Ardan malah menatap Ardan dengan pandangan menggoda ketika melihat Ardan yang tumben hanya membawa Temannya saja, biasannua selalu beramai-ramai. Dan pastinnya ada sesuatu di balik alasan tuannya ini.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang