Saat pulang sekolah tadi, Letta di antar pulang oleh Gizko. Masih dengan mimik wajah sendu tenrunya, hingga kini pun Letta masih berdiam diri di kamarnya. Untuk keluar sebatas makan pun tidak di lakukannya.
Letta hanya berbaring di atas kasur sambil menatap ke atas langit-langit kamarnya yang berwarna putih bersih. Ia terus saja berpikir akan perasaannya. Saat ini ia sungguh merasa dilema.
Patah hati bagi gadis bar-bar seperti Lwtta memang menimbulkan dampak yang mengerikan.
'Haruskah gue bener-bener lupain rasa ini? Atau gue harus egois?' batin Letta tetap fokus menatap ke atas.
Letta semakin larut dalam pikirannya itu, sampai-sampai ia tidak menghiraukan panggilan Mamanya sedari tadi, hingga akhirnya...
"LETTA!" teriak Mama Letta yang berada di ambang pintu. Merasa kesal karna panggilannya tidak di dengar, akhirnya dia menghampiri Letta yang sedang melamun.
"KYAAA MAMA! Ngagetin tau, ada apa sih?" Letta berteriak kaget ketika mendengar suara Mamanya, dan di lihatnya Mamanya itu sedang menatap kesal kepadanya.
"Kamu dari tadi Mama panggil gak nyaut-nyaut! malah ngelamun lagi!" ucap Mama Letta kesal.
"Hah? Kapan Ma? Letta gak denger," ucap Letta dengan polosnya menanyakan itu.
"Makanya jangan ngelamun aja! Kesambet setan jomblo baru tau rasa," ucap Mama Letta.
"Kalo setannya denger di bilang jomblo, ntar ngamuk loh Ma. Ngeri Letta," kata Letta bergidik ngeri.
"Udah, sekarang turun! Ada temen kamu nungguin di bawah," ucap Mama Letta, lalu pergi tanpa menjawab Letta yang teriak menanyai siapa yang datang.
Letta berdecak sebal, 'punya Mama kok tukang ngegas sih!' ucap Letta dalam hati.
Lalu ia bangun beranjak pergi untuk menemui teman yang kata Mamanya sedang menunggu di bawah.
Dengan wajah yang di tekuk Letta menghampiri seorang Pria yang katanya Temanya.
Dan orang itu adalah Gizko yang kini tengah duduk di sofa, menunggu dirinya.
"Ngapain lo, Ko?" tanya Letta jutek.
"Kusut amat tuh muka neng," goda Gizko ketika melihat Letta yang menghampirinya.
"Ck. Budi ngapain Lo?!" ucap Letta masih dengan wajah kesalnya lalu duduk di sofa kosong samping Gizko.
"Jangan marah-marah dulu napa. Dimana-mana juha tamu tuh di sambut dengan baik, ini malah di sambut kayak gini," ucap Gizko dengan nada sedihnya.
"Langsung aja deh! Gak usah basa-basi onta Ciamis, kesel gue!" ucap Letta yang menunjukan kekesalannya menambah dan moodnya semakin memburuk.
"Baru tau gue ada onta di Ciamis. Liat kuy!" canda Gizko yang berhasil membuat Letta murka.
"GIZKOOO!!" teriak Letta
"Iya-iya, maaf. Gue kesini mau ngajak lo jalan," jelas Gizko.
"Ogah gue. Jalan capek!" ucap Letta memalingkan wajahnya.
"Hee ogeb! Maksud gue naik motor bareng gue jalan-jalan ke suatu tempat. Supaya lo gak galau lagi," ucap Gizko menjelaskan serinci-rincinya, dan berhasil membuat Letta bungkam. Lalu menatap Gizko penuh selidik.
"Lo mau ajak gue kemana? Ogah gue kalo lo ajak ke panti jompo mah," ucap Letta masih menyelidiki.
"Ngapain gue ngajak lo kesana? Yang ada nanti gue di kerumunin nenek-nenek lagi. Karena ketampanan Abang Gizko," ucap Gizko dengan percaya diri, bahkan itu bukan lagi percaya diri sepertinya melainkan halu yang terlalu tinggi.
"Ya terus ke?" tanya Letta lagi.
"Ke Papua liat onta Ciamis," ucap Gizko.
"Dasar Dugong! Nyebelin lo!" ucap Letta memalingkan mukanya lagi dengan kesal.
"Hahaha maaf-maaf. Udah, mending lo siap-siap. Sekarang kita pergi," ucap Gizko menyudahi.
"Ogah!" tolak Letta singkat.
"Ayolah, beb. Abang Gizko menunggumu," rayu Gizko tapi nampaknya tidak berhasil, Karena Letta masih saja cemberut.
"Gue beliin boneka chimmy deh," bujuk Gizko lagi dan itu berhasil.
"Beneran ya?" jawab Letta dengan mata berbinar-binar.
"Iya. 2 malah," s etelah mendengar itu, Letta pergi ngaprit ke kamar untuk siap-siap.
"Sama boneka aja lo baru mau," gumam Gizko.
*****
"Lila amat sih si rubah Konoha!" ucap Ariana yang sudah kesal.
Seperti hari-hari biasa yang sudah tidak aneh lagi, geng bar-bar saling menunggu di depan gerbang menunggu salah satu di antara mereka yang belum datang.
"Heh, Na! Lo udah berpaling dari drakor? Secara lo sekarang berbau Anime," ucap Letta.
"Enggak tuh! Gue masih setia sama Abang Chanyeol," ucap Ariana tidak peduli.
"Tapi lo tadi ngomongin Konoha kan itu adanya di Naruto dan gak ada di Drakor," sahut Letta seperti mengintrogasi.
"Serah gue lah!" sungut Ariana.
"Ih, Na! Lo ud-"
Ucapan Letta terpotong karena melihat Gizko yang baru saja datang.
"Tuh si kunyuk dateng," ucap Ardan.
"Kemana dulu si lo? Tumbenan telat? Dan karena lo telat. Lo, gue hukum lari lapangan. Buruan bayar nih Kaki gue yang pegel nungguin lo sejak rambut nenek di panti jompo berubah warna jadi ungu," cerocos Letta tanpa henti ketika melihat Gizko mendekat, sedangkan yang lain? Yang lain hanya diam menutup telinga.
"Yaelah nyet! Udah kayak guru BK aja. Iya dah nanti gue bayar tuh kaki lo yang pegel," ucap Gizko pasrah dan Letta masih aja ngedumel.
"Jangan di denger, Ko. Nih si sapi lagi pms," sahut Azura.
"Lagian lo ngapa telat?" tanya Sovra yang sedari tadi hanya diam.
"Gue tadi di jalan liat anak ayam yang mau nyebrang. Dia ketinggalan sama induknya, dan naas pas mau nyebrang dia kesenggol tikus terus nyebur got," terang Gizko enteng dan teman yang lainnya hanya cengo menatapnya.
"Terus hubungannya sama lo yang telat apa ogeb?" tanya Sovra kesal.
"Ya ada lah! Secara pas gue liat tuh anak ayam kan gue lagi di bengkel nih, ban motor gue bocor dan itu membutuhkan waktu lama! paham anak-anak?" ujar Gizko menjelaskan dan pada akhir kalimat ia bergaya bak seorang guru yang sedang menjelaskan terhadap murid-muridnya.
"Serah lo! Bodo gue," pasrah Sovra lalu pergi duluan dan di ikuti oleh yang lainnya.
"Bego di pelihara. Dasar kucing got!" ucap Letta sambil berjalan meninggalkan Gizko sendiri.
"YANG ADA TIKUS BUKAN KUCING BEB!" teriak Gizko pada Letta namun di acuhkan. Lalu ia pasrah saja dan pergi memarkirkan motornya lalu menyusul yang lain.
****
Tbc💜
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.