"Bodoh!"
"Maaf ka gue gak sengaja," ucap Dania santai.
"Lo punya mata gak sih?" bentak Glenda.
"Gue udah minta maaf kan? Segitunya lo marah sama gue?"
Saat Glenda akan menampar Dania tiba-tiba Azura datang, berdiri di hadapan Dania, dan dirinya lah yang mendapatkan tamparan itu
Rasa benci yang teramat besar kini tertanam di hati Dania.
"Lo liat Glenda Gue akan bongkar semua kebusukan lo secepatnya! " Kata Dania penuh penekanan di setiap kalimatnya.
"Lo pikir gue takut? " tanya Glenda sambil
tersenyum remeh."Cih. Liat aja nanti lo yang akan sujud mohon ampun sama kak Zura!"
"Dan gue Pastikan lo gak akan berani ngangkat wajah lo di sekolah ini barang sedetik," tambah Dania, tersenyum remeh dengan kata-kata yang tegas.
Setalah itu ia berlalu mengejar Azura yang ternyata sudah pergi dari kantin.
.
.
.Dania terus mengejar Azura hingga di halte depan sekolah, di sana terlihat Azura duduk sendirian sambil menunggu angkot lewat.
"Kakak jangan sedih lagi yah, Dania percaya kok sama kakak," ujar Dania yang membuat Azura menengok ke arah sumber suara.
"Makasih ya, Dania, Kamu masih mau percaya sama kakak," ucap Azura yang di balas pelukan oleh Dania.
Azura bersyukur, selain Ariana ternyata masih ada orang yang percaya padanya.
***
Tok...tok... tok....
Ketukan pintu itu membuat sang pemilik menengok dan berujar.
"Masuk."
"Bang! Abang masih gak percaya sama Kak Azura?" ucap sang adik saat sudah memasuki kamar abangnya.
Karna tidak ada jawaban dari sang kakak, Dania kembali berujar.
"Abang lebih percaya sama si Glenda dari pada Kak Zura? Abang udah sahabatan lama loh bang sama Kak Zura. Abang juga pasti tau sifatnya Kak Zura kayak gimana, di banding sifatnya si Glenda, yakali Abang lebih percaya ke orang baru dari pada ke sahabat Abang sendiri," jelas Glenda panjang lebar, berusaha menyadarkan Ardan jika di sini yang salah adalah Glenda bukan Azura.
Ardan terlihat tengah berpikir, dan detik berikutnya Ardan tersadar, ternyata ada benarnya juga ucapan adeknya itu.
"Aku mau nunjukin sesuatu sama abang, Tapi setah aku ngasih tau itu, abang kudu bantu aku ya?" kata Dania, dan hanya di balas anggukan saja oleh Ardan.
"Tunggu bentar," Dania berlalu pergi ke kamar nya dan kembali lagi dengan membawa laptop.
"Buat apa bawa laptop?" heran Ardan.
"Udah, liat aja," kata Dania.
Dania memutarkan vidio di laptopnya, dan di layar laptop itu menampilkan kajadian di saat Azura dan Glenda berada di belakang taman.
Dania tersenyum puas saat tau ternyata ular selicik Glenda bisa sebodoh ini, di setiap sudut sekolahan itu ada cctv yang tersembunyi, hanya kamar mandi dan ruang ganti saja yang tidak ada cctvnya.
Setelah menonton rekaman di laptop Dania, kini Arda tau jika ternyata selama ini sahabatnya lah yang selama menjadi korban namun di paksa menjadi tersangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
أدب المراهقينArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.