Geng bar-bar kini tengah sibuk membereskan barang bawaannya masing-masing. Hari ini, mereka berencana untuk kembali ke rumah. Karena mulai besok, mereka harus kembali menjalani kesibukan mereka sebagai seorang pelajar.
Terlihat di kamar para cewek, Azura, Ariana, Letta, dan juga Dania tengah sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Untuk Azura, kini dirinya tengah membantu Ariana membereskan semua barang-barangnya. Karena kondisi Ariana sendiri saat ini belum cukup baik akibat kejadian kemarin.
"Udah, Ra. Gue bisa beresin sendiri kok barang-barang gue," ucap Ariana mencoba menghentikan Azura.
"Udah, Na. Lo diem aja disitu. Ntar kalo lo kenapa-napa, gue yang dimarahin sama Ardan. Atau lo mau gue panggilin Ardan aja? Biar lo bisa diem," ujar Azura yang malah mulai menyebut nama Ardan.
Ariana yang mendengar ucapan Azura seperti itu, menghela napasnya berat. Dia bingung harus menjelaskan kepada Azura dengan cara apa lagi. Bahwa dirinya tidak jadian dengan Ardan.
Padahal kemarin dia juga sempat menyuruh Letta untuk memberitahukan semuanya pada Azura, bahwa dirinya dan Ardan itu, tidak ada apa-apa. Tapi sepertinya Azura terlanjur mengambil kesimpulan tersebut. Letta sendiri juga sudah bingung harus bagaimana lagi.
***
"Woy! Cepetan aelah! Lama banget sih lo pada! Dasar cewek!" teriak Gizko yang sudah lelah menunggu para kaum hawa yang tak kunjung keluar dari kamarnya.
Tak berselang lama, pintu berwarna putih yang menjadi kamar para cewek itu, terbuka lebar. Menampilkan keempat cewek yang sudah siap dengan membawa tas mereka masing-masing. Kecuali Ariana, tasnya dibawakan oleh Azura.
"Berisik banget sih lo, nyet! Ardan ama Sovra aja, biasa. Kenapa lo yang ribet sendiri sih!" kesal Letta pada Gizko.
Seperti biasa, mereka berdua akan ribut terlebih dahulu sebelum memulai apa-apa. Ributnya mereka berdua ini, sudah seperti ciri khas bagi semua aktifitas yang akan dilakukan geng bar-bar. Mungkin rasanya seperti tidak afdhol saja, jika mereka tidak ribut dulu.
"Haduh, beb. Gue itu cuma menanamkan sifat disiplin di dalam diri kalian. Jadi harusnya lo tuh bersyukur punya temen yang cerdas kayak gue," jawab Gizko yang sok bijak.
"Halah! Gaya lo nyet...nyet!" sahut Ardan sambil menoyor kepala Gizko.
"Ck, apaan sih lo Dan! Ntar kalo gue bego gimana? Lo mau tanggung jawab?!" omel Gizko.
"Heh! Lo kan emang udah bego dari orok. Ngapain minta tanggung jawab Ardan segala? Dasar cubluk!" sahut Letta kembali.
Sovra memutar bola matanya jengah. "Udah-udah! Kebiasaan banget sih lo pada! Ribut mulu kerjaannya. Jadi pulang kagak nih? Udah siang tau. Macet ntar yang ada," lerai Sovra.
Akhirnya mereka pun diam menuruti ucapan Sovra.
"Ya udah, yuk! Dania juga udah kangen rumah. Pengen cepet pulang," kata Dania yang akhirnya bersuara.
Gizko, Letta, dan Dania pun berjalan menuju ke mobil yang sudah terparkir rapi di halaman villa. Menyisakan Ardan, Sovra, Azura dan juga Ariana yang masih diam di tempatnya. "Na, sini. Gue bantu lo jalan ke mobil," ucap Ardan berjalan menghampiri Ariana yang berada di samping Azura.
Sontak Ariana menoleh ke arah Azura yang dia yakini sedang berpura-pura tidak memperdulikan ucapan Ardan. Ariana yang juga tidak mau membuat Azura semakin larut dalam kesalah pahaman pun menolak halus tawaran Ardan.
"Eh, gak usah deh Dan. Mending lo bawain tas gue sama Azura. Kasian tuh Azura kewalahan bawanya," ucap Ariana mengalihkan perhatian Ardan kepada Azura.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Labirin Cinta✔
Teen FictionArah kita sama, namun tujuan kita berbeda. Kita memang tengah saling menuju, bedanya Aku menujumu sedangkan kamu menuju dia. dia yang tidak menoleh padamu, seperti kamu yang enggan menoleh padaku.