empat puluh tujuh.

513 35 2
                                    

lindraVey

Geng bar-bar sekarang sedang menikmati istirahat di kantin, seketika hening tanpa ada yang bersuara. Melihat Letta yang sudah tidak melirik Sovra, Azura yang tak lagi menatap Ardan, tapi Ariana yang selalu memperhatikan Ardan, dan Ardan yang sesekali memperhatikan Azura.

"Hallo! Tumben pada diem-dieman?" heran Dania yang melihat geng kocak sekolah ini menjadi terbisu.

"Ish! Berisik bat dah! Lagi pada pms semuanya," ucap Gizko sambil meminum es tejusnya.

"Lah, Abang yang bener?" heran Dania.

"Ardan! Adek lo ketularan Gizko bego nya," ucap Sovra.

Sedangkan Ardan hanya menggelengkan kepalanya, sesekali ia melihat Azura yang sibuk dengan hp-nya.

"Sov, nanti pulang sekolah temenin gue ke rumah Tante Nina ya? Gue mau ngambil kue," ucap Azura tiba-tiba setelah ia sibuk berkutat dengan hp-nya.

"Emm...,"

"Sama gue aja yuk! Gue bisa kok," ucap Ardan yang memotong ucapan Sovra.

Ariana hanya memandang datar, sedangkan Letta sudah bisa bersikap biasa.

"Sov, bisa kan?" tanya Azura, mengabaikan Ardan.

"Bisa kok," sahut Sovra.

"Maaf ya, Ar. Gue udah sama Sovra. Lain kali aja," kata Azura sambil menoleh pada Ardan.

Ardan hanya menghembuskan nafasnya kasar.

***

"Kenapa lo kayak ngehindar dari Ardan? Apa karna Lo masih suka kan sama dia?" tanya Ariana pada Azura.

Azura dan Ariana kini tengah berada di taman belakang, duduk di kursi dentan saling bersebelahan.

"Gue udah mutusin buat berhenti merjuangin Ardan," Azura menoleh pada Ariana, sekilas sebelum Azura kembali menatap lurus ke depan, "karena gue tau Na kalo Ardan suka sama lo bukan suka sama gua, dan saat lo yang nolak Ardan itu gue tau Na kalo itu semua cuma kata-kata yang lo lontarin buat bikin gue gak kecewa."

"Gue yang seharusnya ngerasa bersalah sama lo, gue yang egois. Dan yang gue mau sekarang yaitu ngilangin rasa cinta gue ke Ardan," tambah Azura dengan helaan nafas di akhir kalimatnya.

"Tapi Zura, apa lo gak ngehargain apa yang gue perbuat selama ini? Gue udah ngebantu lo, tapi kenapa tiba-tiba lo berhenti?" tanya Ariana.

"Justru sekarang gua ngehargai lo Na yang notabanenya juga suka sama Ardan. Udah Na, lo gak perlu maksa gua buat kembali merjuangin Ardan, endingnya cuman sia-sia! Lagian gak usah munafik Na, lo suka Ardan, Ardan suka Lo. Jadi? Perjuangin dia dan lo bakal bahagia sama dia."

"Apa semudah itu buat lo ngelupain Ardan?" tanya Ariana yang kini menatap Azura.

"Kalo gue niat pasti mudah kok Na, dan gua emang beneran niat. Kali ini seakan-akan tujuan gua adalah Sovra, bulan Ardan," kata Azura sambil menoleh pada Ariana, raut wajahnya tak terlihat sedih maupun kecewa, melainkan biasa saja.

"Lo suka sama Sovra? Kenapa bisa?" tanya Ariana yang merasa terkejut.

"Untuk semua yang Sovra lakuin buat gua, untuk hadirnya Sovra yang selalu ada buat gua, baik di saat gua sedih, galau, kecewa dan maupun Senang. Sekarang gua sadar, Sovra orang yang selama ini berhak gua tuju, berhak gua perjuangin dan berhak gua kasih hati gua ke dia untuk dia genggam," jrlas Azura dengan sorot mata yang terlihat berbinar.

Ariana hanya bisa diam dengan tatapan kosong, entah antara senang atau sedih, di satu sisi ia senang karna ia bisa memiliki Ardan, namun di satu sisi ia sedih karna Letta pasti akan sedih jika Sovra bersama Azura.

[1]Labirin Cinta✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang