" Jika kamu bilang, aku sayang kamu. Tak ada alasan lagi untuk air mataku jatuh. Karena itu sudah cukup, menjawab semua penantianku. Tapi aku tak tahu kapan itu akan terjadi."
~ Latisya
Halo guys kita ketemu lagi
Enjoy the story
Happy Reading^^
Hari pertama di sekolah yang baru. Ya, Sekolah menengah atas. Kehidupan yang baru, lingkungan yang baru, dan teman yang baru pula. Latisya satu sekolah dengan Santi, Caca, dan juga Tari. Latisya tak tahu harus senang atau tidak, satu sekolah lagi dengan Tari. Sedangkan Rain memilih di sekolah lain, yang sialnya lagi Arip juga sekolah di sana. Awalnya Latisya masih berharap agar Kendra satu sekolah dengannya. Namun, harapan itu tak terjadi karena Kendra memilih sekolah di sekolah yang menjadi tetangga sekolah Latisya.
Latisya sempat mengomel pada dirinya sendiri, mengapa dia sekolah disana dan tak sekolah ditempat yang jauh sekalian. Sepertinya melupakan perasaan kepada Kendra tak semulus yang ada dibayangan Latisya.
MOS di sekolahnya telah diganti namanya menjadi MPLS ( Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah), walaupun berbeda namanya tetapi maksudnya sama. Tapi Latisya tak diharuskan memakai segala sesuatu yang diperintahkan oleh senior atau osis yang biasa ada di MOS. MPLS berjalan selama tiga hari. Bisa dikatakan Latisya bosan dengan kegiatan itu, hanya duduk mendengar materi dari guru-guru barunya. Latisya juga tak seperti anak perempuan lainnya yang mencari kakak kelas tampan, sepertinya hatinya masih untuk Kendra.
Hari terakhir MOS semua siswa baru dikumpulkan dengan kelas sesuai dengan jurusan yang mereka pilih saat pendaftaram. Latisya melihat namanya ada di kelas X IPA 2, saat dia mengecek kembali tak ada nama Santi ataupun Caca. Untungnya kelas mereka bertetangga.
Latisya berada di kelas IPA sedangkan Tari kelas IPS. Latisya tak yakin jika Tari akan tetap dekat dengannya walaupun satu sekolah. Karena, saat pendaftaranpun Tari tak ada bertanya sedikitpun kepada Latisya. Akhirnya Latisya mengalah untuk bertanya duluan, tapi Latisya tak bertanya yang serius, hanya bertanya dia kelas apa sekarang. Apa dia masih layak untuk dipanggil sahabat? Entahlah Latisya bingung.
Di kelas yang telah ditetapkan sesuai jurusan, Latisya sudah bertemu dengan teman baru namanya Dahlia. Dahlia juga dekat dengan Rina yang kemudian mereka bertiga berteman dekat. Tapi, Latisya juga mencoba berkenalan lagi dengan yang lain, dan Latisya merasakan ada kecocokan antara dirinya dengan Lisa, Putri, dan Syifa. Yang kemudian Latisya mendekatkan mereka bertiga dengan Rina dan Dahlia.
"Eh kok bisa ya kita baru juga seminggu masuk SMA, tapi udah deket gini." Ucap Lisa.
"Iya juga ya. Berkat Latisya juga nih kita jadi deket juga sama Rina sama Dahlia." Sambung Putri.
"Karena gue? Enggak juga lah, kan kita harus berteman sama siapa aja. Ya kebetulan nyambung jadi deket deh." Jawab Latisya.
"Iya si. Gue juga jadi tau deh kalo Lisa juga se-SMP sama kita. Ya kan Li." Ucap Rina kepada Dahlia.
"Ini udah di atur sama Tuhan." Timpal Syifa. Dia yang paling alim diantara mereka berenam.
"Iya umi bener." Kekeh Putri.
"Eh iya kalian pulang naik apa?"
"Naik motor" jawab Syifa
"Dijemput" jawab Putri, Rina, Dahlia, dan Lisa.
"Kompak bener dah kalian berempat. Eh lo udah punya SIM emang Syif?"
"Belum si. Tapi ya mau gimana, rumah gue jauh." Jawab Syifa
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu