#17

5.9K 204 4
                                    

" Jangan mengira aku diam karena tidak memiliki rasa, hanya saja aku ingin semuanya baik-baik saja"

~Latisya

Happy Reading ^^

Kendra berinisiatif membelikan minuman untuk Latisya yang sedari tadi menjadi korban kejahilan dirinya. Sementara Latisya menunggu di tempat sebelumnya. Yang menjadi fokus pandangan Latisya sekarang adalah Tari yang sedang berjalan dengan kakak kelasnya yang pernah ia lihat di sekolah dan kakak kelas itu pula yang membuat Kendra dan Tari putus. Tapi Latisya tak tahu nama kakak kelas itu, Rain ataupun Tari tak pernah memberi tahunya.

Kendra datang dengan dua minuman di tangannya. Latisya bingung apakah dia harus memberitahu Kendra mengenai ada Tari atau tidak.

"Nih minum dulu, muka lo masih merah." Kendra terus menerus menggoda Latisya.

"Stop deh Ken."

"Iya-iya," Kendra masih saja cekikikan yang membuat Latisya semakin bete. "pindah ke sana yuk, kan kita belum ke sana." sambung Kendra menunjuk ke arah taman.

"Gak deh, mending balik aja." Jawab Latisya datar.

"Lo masih bete?"

"Gak."

"Ayolah Lat kita ke sana dulu."

"Susah ah bawa sepeda." Alibi Latisya.

"Gak susah. Tinggal juga simpen di parkiran. Lo gak usah cari alesan lagi deh."

"Terserah deh."

Mereka mengayuh sepedanya menuju area taman itu. Latisya semakin cemas, karena Tari dan kakak kelas itu sedang duduk di kursi taman. Untung saja kursinya tak menghadap ke arah masuk.

Tapi, mereka harus ke tempat parkir untuk menyimpan sepeda mereka. Yang otomatis akan melewati Tari. Latisya harus mencegahnya sebelum Kendra mengetahuinya.

"Jangan lewat situ Ken."

"Lewat mana? Parkiran kan disana." Tanya Kendra seraya menunjuk arah tempat parkir.

"Sana." Latisya menunjuk arah satunya.

"Itu jalan keluarnya."

"Muter aja kalo gitu."

"Jauh lagi, capek. Gue pengen duduk. Kenapa si emangnya? Kayak ada yang lo tutupin." Kendra mulai curiga dengan gelagat Latisya yang seperti itu. "Gak ada lagi alesan oke." Putus Kendra yang langsung mengayuh sepedanya.

Baru saja mengayuh sekitar 1 meter Kendra berhenti dan berbalik arah.

"Kenapa gak bilang?"

"Gak enak."

"Dari awal tadi yang lo gak jelas itu?"

Latisya mengangguk."Emang gue gak jelas?"

"Ya aneh aja. Balik aja deh."

"Udah gue bilang juga jangan ke sana."

"Daripada gue gak tau. Yang ada mereka yang keenakan kali." Ketus Kendra.

Benar juga apa yang Kendra katakan. Tapi akhirnya Kendra hanya diam tak menegur mereka.

Melupakan hal tadi mereka segera pulang. Tentu saja Kendra mengantarkan Latisya pulang kembali. Namun, mereka memilih untuk duduk sebentar di taman perumahan Latisya.

"Kenapa gak di rumah gue aja?"

"Gak enak ada nyokap bokap lo."

"Lo masih kepikiran soal tadi ya? Gue kira lo bakal samperin mereka tadi."

Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang