#43

4.6K 164 1
                                    

" Aku takut bila rasa ini semakin besar, tapi kamu semakin menjauh."

~Latisya 

Halo guys i'm back 

Enjoy the story 

Happy Reading^^

Demi apapun jantung Latisya ingin meledak, tangan dan wajahnya terasa panas, dirinya ingin menangis sekarang juga. Tangannya mencoba untuk melepaskan tangan Kendra yang mencekal tangannya.

"Lat." Ucap Kendra tetap memegang tangan Latisya.

"Kenapa?" jawab Latisya tanpa melihat ke arah Kendra.

"Liat gue." Latisya tak mau. Dia takut air matanya akan jatuh saat menatap matanya.

Latisya berputar dengan perlahan, dan melepaskan tangan Kendra. Wajahnya menatap Kendra dengan datar dan menahan tangis.

"Ada apa lo ke sini?" tanya Kendra penasaran.

"Gue cuma ikut Mama."

"Oh. Gue mau minta maaf sama lo."

"Minta maaf kenapa?"

"Karena gue melanggar janji gue buat gak ngerusak persahabatan kita."

"Bukannya lo dari awal sahabatan sama gue karena gue sahabat Tari kan?"

"Iya emang."

"Terus buat apa lo minta maaf?"

"Gue udah bikin lo kecewa karena sikap gue yang kemaren."

"Jelas gue kecewa, karena gue gak lo anggap kaya sahabat. Gue gak tau lo anggap gue apa?" Latisya berbicara seperti itu karena selama ini tak tahu perasaan Kendra kepadanya.

"Gue anggep lo sahabat gue. Tapi waktu itu gue gak mau liat lo kecewa karena gue lebih milih Tari dan akhirnya apa, kita putus lagi. Gue malu sama lo, ninggalin sahabat sendiri demi pacar."

"Mau apapun alasannya, pasti gue kecewa, mau lo jujur atau enggak."

"Gue mau kita kaya dulu lagi Lat."

"Apa lo bisa pegang omongan lo? Kita beda sekolah, jarang ketemu. Kemaren aja kita masih satu sekolah tapi jadi kayak gini."

"Kemaren gue malu Lat sama lo. Gue gak akan ngulangi lagi."

"Kalo lo punya pacar lagi, apa lo bakal lakuin yang sama saat pacar lo bilang jangan sahabatan sama gue? Gue gak mau dipermainkan Ken. Persahabatan gue ke lo itu tulus." Ucap Latisya sambil menahan air matanya agar tak jatuh.

"Gue minta maaf." Kendra merasa bersalah kepada Latisya.

"Gue maafin lo."

"Thanks Lat."

"Iya sama-sama. Gue cuma mau minta satu dari lo, jangan janjiin apapun ke gue kalo misalnya lo gak bakalan bisa nepatin janji itu."

"Oke, gue gak bakalan janji apa-apa ke lo."

"Eh kamu udah pulang Ken? Kok gak kedengeran? Biasanya teriak-teriak." Tiba-tiba Lia muncul dari dalam. Lia bingung mengapa muka Kendra dan Latisya tegang "Eh kok kalian kaya tegang si? Abis berantem?"

"Udah Ma, enggak kok Ma, habis ngobrol aja." Jawab Kendra, sedangkan Latisya hanya tersenyum simpul.

"Oh yaudah, sekarang kita makan dulu yuk." Ajak Tante Lia. Mereka bertiga berjalan ke arah meja makan.

Sebenarnya Latisya ingin menangis, tapi dia harus tahan sampai nanti pulang ke rumah. Latisya tak tahu harus bagaimana sekarang, perasaannya kepada Kendra belum hilang. Terhitung sudah 2 tahun Latisya menyukai Kendra dan entah berapa kali Latisya berkata ingin menghilangkan perasaannya. Namun, tak terasa sudah 2 tahun perasaannya kepada Kendra tak kunjung hilang. Mungkin, karena Latisya belum mau melupakan perasaannya kepada Kendra.

Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang