"Jika aku tak mencintaimu apakah kita akan baik-baik saja?"
~ Latisya
Halo guys akhirnya aku bisa update hari ini.
Maaf ya kalo kalian nunggu lama
Yaudah dari pada lama langsung aja kalian baca
Enjoy the story
Happy Reading^^
Latisya pulang ke rumah dengan wajah yang muram. Latisya pulang saat menjelang sore hari, dia memilih untuk menyendiri terlebih dahulu menumpahkan semua kesedihannya, dan menunggu matanya tak membengkak karena menangis, ditambah lagi dia mematikan ponselnya. Dia tahu pasti orang tuanya khawatir karena dia pulang telat.
Baru saja Latisya membuka pintu rumahnya, Riri dan Leon sudah menengok ke arah pintu. "Kamu habis dari mana aja si?" Riri sangat khawatir kepada Latisya.
"Maaf Ma, tadi aku pengen sendirian dulu." Jawab Latisya datar.
"Kenapa lagi?" kini Leon yang berbicara.
"Gak apa-apa Pa. Pengen sendiri aja. Aku ke kamar ya Pa, Ma."
"Gak mau cerita sama Mama, sama Papa?"
Latisya hanya diam. Dia bingung harus bagaimana.
"Mending cerita sekarang, kalo nanti kamu inget lagi. Kalo sekarang kan sekalian, biar gak diinget lagi." Saran Leon.
"Yaudah aku cerita." Mereka berjalan ke arah ruang keluarga.
Latisya tak tahu harus bercerita dari mana. "Apa ini soal Kendra?" tebak Riri. Latisya mengangguk sebagai jawaban iya.
"Kenapa lagi? Dia gak anterin kamu pulang?"
"Enggak. Tapi bukan itu masalahnya."
"Terus apa?" tanya Mamanya.
"Aku nyerah sama perasaan aku ke dia Ma, Pa. Aku gak mau ada perasaan lagi sama dia." Jawab Latisya menangis.
"Kalo itu keputusan kamu, Mama hargain. Tapi kamu gak mau coba tanya dulu perasaan dia ke kamu gimana?"
"Tanpa aku tanya juga aku tau jawabannya Ma, dia milih perempuan lain. Artinya dia gak ada perasaan yang sama kayak aku ke dia. Dia cuma anggep aku sahabatnya. Bukan, mungkin hanya temannya. Walaupun dia bilang kita sahabatan, tapi dia gak pernah cerita apapun sama aku, sama aja kayak aku gak dianggap sahabat sama dia Ma." Latisya tak kuat menahan air matanya.
"Gausah tangisin dia Sya. Lepasin apa yang emang seharusnya pergi. Mungkin ini juga cara Tuhan buat jauhin kamu dari cinta yang salah. Belum tentu kan dia gak akan nyakitin kamu kalau kalian bersama." Ujar Leon agar Latisya tenang.
"Tapi tetep aja Pa, aku sakit hati. Dia bertingkah seolah kasih harapan sama aku. Tapi apa, dia malah kaya gini."
"Mungkin itu kamu aja yang terlalu cepat menyimpulkan."
"Mungkin." Latisya tersenyum kecut.
"Perempuan mana Pa yang gak kebawa perasaan kalo diperlakuin spesial? Walaupun sama yang katanya 'sahabat'. Aku punya hati, punya perasaan."
"Iya Papa ngerti. Intinya kamu harus harti-hati sama perasaan kamu. Sekarang, kalo kamu udah nyerah, yaudah lepasin. Gak usah dipikirin lagi perlakuan dia yang dulu-dulu."
"Mama setuju sama Papa. Lagian kalo kita jodohin kamu juga, pasti kamu gak mau kan."
"Bukan waktunya Ma. Menurut aku itu terlalu jauh, hidup aku bukan soal perasaan aku ke dia aja kan Ma?" Latisya mengucapkan itu, bahkan dia tak menyangka akan mengucapkan kalimat barusan. Seolah dia tegar dengan apa yang tengah terjadi, nyatanya dia ragu untuk bisa melepaskan perasaannya kepada Kendra dengan cepat.
![](https://img.wattpad.com/cover/137298214-288-k643924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu