"Didalam dirimu seperti ada sihir yang membuat diriku langsung terpikat padamu."
~ Latisya
Halo i'm back
Enjoy the story
Happy Reading^^"Payah banget lo Sya." Dia mendecak kesal setelah mendengar jawaban Latisya. Kemudian pergi meninggalkan Latisya untuk kembali duduk di tempat sebelumnya.
Latisya harus bertanya kepada Lisa soal ini, apakah Abraham ini adalah Abraham yang kemarin itu.
"Lis bentar deh sini." Ucap Latisya pelan.
"Kenapa bisik-bisik si?"
"Yang kemaren kita omongin Kak Abraham kan. Nama panjangnya apa?"
"Abraham Arkeza kalo gak salah."
Deg. Jantung Latisya makin berdegup kencang.
"Kenapa emang?" tanya Lisa lagi. Latisya membawa Lisa berdiri dan melihat kertas tadi.
Lisa tak percaya melihatnya, dia hendak berteriak namun ditahan oleh tangan Latisya.
"Gila, lucky banget si lo Sya." Ucap Lisa pelan.
"Lucky dari hongkong, yang ada gue bingung harus gimana ngadepin cowok dingin kayak dia." Bingung Latisya.
"Gak usah bingung kali. Nikmat Tuhan gak boleh di sia-siain, Sya. Banyak orang yang pengen ada di posisi lo sekarang."
"Cuma karena gue duduk bareng Kak Abra? Tadi aja Nayla sampe pengen tukeran tempat duduk sama gue. Se-famous itu kah dia?"
"Cuma lo bilang. Tuhkan Nayla salah satu contohnya yang iri sama lo. Masih gak percaya juga dia most wanted. Yaudah ayo masuk."
"Iya ayo."
Latisya dan Lisa masuk ke dalam kelas, dan mencari meja yang ada namanya. Latisya bingung kenapa Abraham tak ada di dalam kelas. Setelah menemukan mejanya dia melihat, apakah benar dia duduk dengan Abraham. Dan setelah dia melihat kartu ujian yang ada di meja sebelahnya tertera nama Abraham disana.
Latisya mengangkat kepalanya melihat ke arah depan. Betapa terkejutnya Latisya bahwa Abraham baru saja masuk dan berjalan ke arah mejanya. Latisya tak berusaha memandang kepadanya dia memilih menyiapkan alat tulis yang akan dipakainya.
Hal yang Latisya rasakan saat Abraham duduk adalah jantung dia berdegup sangat cepat, dan wangi parfumnya yang masuk ke hidung Latisya. Namun, entah mengapa dia merasa seperti sedang diperhatikan oleh orang-orang. Latisya mengangkat kepalanya dan menghadap kembali ke depan. Dan benar saja teman-temannya sedang memperhatikannya, kakak kelasnya juga. Latisya bingung, apa ada yang salah dari dirinya. Latisya bingung harus apa sekarang, dia dengan refleks memainkan pulpen yang ada di depannya. Apa mereka iri kepada Latisya? Sepertinya begitu.
"Gak usah peduliin mereka. Mereka liatin lo karena lo duduk bareng gue." Seseorang tiba-tiba berbicara kepadanya. Walaupun pelan tapi itu terdengar jelas di telinga Latisya. Dengan refleks Latisya menoleh pelan ke arah sumber suara. Ya, Abraham yang berbicara. Untuk beberapa detik Latisya tercengang mendengar suaranya. Tapi, dia juga punya tingkat kepekaan yang tinggi sepertinya.
Latisya hanya mengangguk, karena tak bisa berkata apa-apa lagi.
Ujian pun dimulai, Latisya mencoba untuk fokus mengerjakan soal yang ada di depannya. Saat dia menemui soal-soal yang menurutnya sulit dia menghela nafas kemudian bersandar ke kursinya. Latisya tak tahu bahwa Abrahampun melakukan hal yang sama. Dengan segera Latisya kembali mengisi soalnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu