#4

10.6K 328 5
                                    

Merelakan bukan berarti menyerah kan? Hanya saja membiarkan dia bahagia dengan yang sekarang dan jika dia bosan jadilah orang yang paling dia cari.
Apa itu yang dinamakan cinta sejati?

Happy Reading^^

Ternyata tak semudah itu merelakan Kendra bersama Tari. Mungkin karena satu kelas dan setiap hari bertemu, maka dari itu Latisya sulit merelakan keduanya. Seperti saat ini, Latisya berada di meja Rain dan Tari yang berada di jajaran depan, tengah memperhatikan Kendra dan kawan-kawannya sedang beradegan lucu dengan jokes receh mereka. Suasana kelas menjadi ramai karena itu, semua tertawa kala Jon atau Riko saling melemparkan jokes. Bukan hanya Jon dan Riko, Kendra, Raden, Fedi, bahkan Deni sekalipun ikut memberikan candaan.

Setelah selesai Kendra menarik kursi yang bersebelahan dengan meja Tari. Jadi mereka bersebelahan, dan sialnya posisi Latisya dapat melihat keduanya sedang bertatap-tatapan.

"Gimana-gimana gue lucu kan Rain, Lat, say?" tanya Kendra kepada mereka bertiga.

'What? Say? Sayang?' Latisya teriak dalam hatinya mendengar Kendra mengatakan itu kepada Tari. Berbeda dengan Latisya yang hanya dalam hati, justru Rain mengatakan secara langsung.

"Idih apaan si lo Ken, say? Sayang maksud lo?" tanya Rain meremehkan.

"Kenapa? Lo sirik sama gue? Minta sana panggilan sayang lo ke pacar lo." Balas Kendra sengit. Yang membuat Tari menepuk pelan bahu Kendra. Latisya yang melihat hal itu hanya mengumpat dalam hati dan mengepalkan tangannya yang berada di bawah meja.

"Sorry ya, gue gak alay kayak lo." Cibir Rain.

"Terserah lo Rain. Oh iya say nanti pulang gue anter ya." Ucap Kendra kepada Tari.

"Heh! Lo masih SMP udah mau bawa temen gue naik motor hah?" Sewot Rain.

"Yaelah, naik motor doang mah biasa kali." Jawab Kendra.

"Lo aja biasanya dijemput." Ucap Rain.

"Gak usah Ken, aku gak mau ibu sama ayah aku tau." Jawab Tari. Latisya mengerutkan dahinya, orang tua Tari tidak tahu, artinya mereka backstreet itu kesimpulan yang diambil Latisya. Tapi, itu tak ada urusannya dengan dirinya.

"Yaudah kalo gitu aku anter kamu sampe dapet taksi. Atau kamu dijemput?" tanya Kendra lagi.

"Aku naik taksi."

Latisya benar-benar tak dianggap disana. Dia hanya melihat kemesraan Kendra dan Tari, dan juga perdebatan Kendra dengan Rain. Sepertinya Rain baru menyadari jika mereka menghiraukan Latisya.

"Astaga, gue lupa lo ada di sini juga. Gak diajak ngobrol kan. Lo si gak bersuara." Heboh Rain.

"Santai aja lagi Rain, gue kan pendengar yang baik, hehe." Jawab Latisya dengan senyumannya.

"Iya gue lupa kalo kalian bertiga tuh sepaket. Kalo ada Tari pasti ada si curut sama Latisya." Ucap Kendra sembari meledek Rain.

"Lo anggep gue curut? Jahat banget si lo. Gue aduin lo ya." Ancam Rain kepada Kendra.

"Bodo amat." Acuh Kendra. Rain kesal dan keluar kelas, sepertinya ke kelas pacarnya.

"Dih dasar pengadu." Cela Kendra.

"Latisya lo kan jomblo coba lo punya pacar, biar ngerti deh urusan kayak gini." Goda Kendra.

"Kamu jangan ledek Latisya Ken." Tari mengingatkan Kendra.

"Emang masalah kalo gue jomblo? Suka-suka gue lah. Lagian gak harus punya pacar buat ngerti yang kayak gini." Jelas Latisya sesantai mungkin.

Sepertinya dia sudah tak bagus duduk diantara orang yang sedang berpacaran. Lebih baik dia kembali ke mejanya.

Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang