"Memang benar aku selalu memikirkan tentang dirimu. Tapi apakah kamu tahu? Sepertinya tidak."
Happy Reading^^
Saat pulang sekolah, Latisya sangat ingin segera pulang. Namun, Rain bilang ingin pulang bersama karena pacarnya ada ekskul hari ini. Yasudah mau tak mau Latisya menunggu Rain sambil piket juga. Sekarang yang belum selesai tinggal Rain, Latisya, dan Kendra yang sedang mengangkat kursi.
"Ih ini yang lain kalau nyapu gimana si? Gak pernah bersih, gue mulu sama Latisya yang bersih." Dumel Rain.
"Rain udahlah jangan ngedumel terus." Ucap Latisya.
"Habisnya Sya, gue kesel. Kalo gitu mending gak usah piket sekalian." Rain mengomel sendiri.
"Eh jangan-" Latisya berniat untuk meminta Rain tak mengatakan itu.
"Kalo gitu biar lo aja yang piket gak usah suruh orang-orang piket!" Ucap Kendra marah sambil memotong omongan Latisya.
"Ih, kok lo marah si ke gue?" tanya Rain tak terima.
"Ya iyalah lo ngedumel mulu dari tadi. Muak gue ngedengernya." Jawab Kendra tak kalah murka.
"Gue gak minta lo buat denger!" Seru Rain.
"Rain, Kendra, stop udah jangan berantem." Lerai Latisya sambil memegang tangan Rain.
"Iya nih Ken, kamu kenapa si? Kok jadi marah gitu sama Rain?" tanya Tari
"Oh jadi kamu belain sahabat kamu yang suka jelek-jelekin orang." Ucap Kendra sinis.
"Kok jadi ke sana si Ken. Lo yang bikin ribet tau gak si. GUE GAADA NIAT BUAT NGEJELEKIN ORANG LAIN!" Tandas Rain di depan wajah Kendra. Wajah Rain memerah karena dari tadi menahan amarah. Air matanya kini tak bisa terbendung lagi.
"Secara gak langsung lo juga ngejelekin gue kan?" Sindir Kendra.
"Oh jadi lo ngerasa kalo lo ga pernah bener kalau piket." Ucap Rain semakin keras.
"UDAHHH. STOPP. PLEASE. GUE MOHON." Teriak Latisya sambil berdiri ditengah-tengah mereka. Tak kuasa Latisya menahan air matanya. Kendra, Rain, dan juga Tari hanya diam.
"Perdebatan kaya gini ga bakal selesai kalo saling mengungkit masalah. Sekarang mending kita pulang, dari tadi siang suasana hati kita semua lagi gak baik hari ini. Kita pulang ya Rain." Ajak Latisya kepada Rain. Kemudian Rain menaruh sapu dan mengambil tasnya.
"Ayo Sya kita pulang." Ucap Rain tanpa melihat ke arah Kendra dan Tari.
"Tunggu, gak ada yang mau minta maaf disini?" Tanya Latisya melirik ke arah Kendra dan Rain.
"Udahlah Sya, ayo kita pulang!" Ucap Rain sambil menarik tangan Latisya.
"Emang yang salah gak pernah mau ngaku." Teriak Kendra yang ditujukan kepada Rain.
Rain hanya bisa menangis dipundak Latisya.
"Kenapa si dia kaya gitu. Cepet banget kesinggung." Ucap Rain serak.
"Kan lo tau dari tadi siang kita debat mulu. Terus sekarang dia piket lo malah ngedumel gitu. Mungkin suasana hatinya aja lagi badmood." Terang Latisya.
"Gue emang gak pernah mau ngalah sama Kendra. Walaupun kita sering bercanda, ketawa bareng-bareng."
"Yaudah gue yakin pasti kalian bakal baikan. Gimanapun caranya." Ucap Latisya menenangkan Rain.
Kendra benar-benar tak habis pikir dengan Rain. Kendra sangat kesal kepada Rain, setelah apa yang Rain lakukan kepada Kendra.
"Udah ya, kamu jangan marah lagi sama Rain." Rayu Tari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu