22. apa yang terjadi?

2.8K 233 2
                                    

Sudah 1 bulan, Dewi tidak masuk sekolah. Ntah apa yang menyebabkan Dewi tidak masuk. Chenle dan jisung bingung, kenapa sekolah nya tidak mengeluarkan Dewi?.

Tidak, mereka bukan bermaksud jahat, tapi dulu ada anak murid yang absen sampai 2 Minggu langsung di drop out dari sekolah.

Dan wali kelas nya pun diam saja. Seperti biasanya, nama Dewi di absen pun tidak di coret dengan pulpen, tapi setiap guru yang mengajar, mereka tidak pernah mengabsen nama Park dewi.

Bukan chenle dan jisung aja yang bingung, Dita pun sama, ia memikirkan sahabatnya ini, apa yang terjadi padanya?

Dan mengapa semua guru melewati nama Dewi saat mengabsen anak murid?.

Ada yang tidak beres.

Jam pelajaran Bu irene, selesai tepat pada bel istirahat berbunyi.

" Baik anak anak sudah cukup pelajaran saya, jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah kalian, terimakasih selamat istirahat"

Ucap Bu irene langsung keluar dari kelas, Bu irene ini walikelas nya.

Chenle dan jisung langsung bangun dan mengejar Bu irene.

"Bu tunggu Bu" panggil chenle dengan lantang.

Bu irene, berhenti dan melihat kearah chenle dan jisung.

"Kenapa?, Ada yang mau di tanyakan tentang materi tadi?"

Keduanya kompak menggelengkan kepalanya.

"Bu saya mau nanya sesuatu" ucap jisung

"tapi ibu harus jujur"sambung chenle

Bu irene, hanya mengangguk memberikan jawaban untung mereka, anak muridnya.

"Dewi kenapa Bu, dan_"

"Ikut ibu ke ruangan yah" saut Bu irene dan langsung memberikan buku yang ia bawa ke  chenle dan jisung.

"Eh eh"

"Ayo"

Sampai d ruangan Bu irene, chenle da jisung menaruh buku buku tebal itu di atas meja Bu irene.

"Duduk, ibu jelaskan"

"Jadi_"



***


Chenle dan jisung sudah keluar dari ruangan Bu irene, dengan tatapan hampa.

Mereka tidak satu atau dua kali menghela napas berat, dan saling menguatkan.

"Yo kantin masih ada 15 menit" ucap jisung, dan hanya di anggukan oleh chenle.

Sampai lah di kantin, mereka langsung menuju meja yang biasa mereka tempati.
Sudah ada haechan, renjun, Jaemin dan Jeno di sana dengan tatapan dinginnya.

Chenle dan jisung jadi ragu. Mereka ragu untung menceritakan semua yang Bu irene ucap kan.

"Wegelaaaaseh baru datang di menit menit terakhir, tumben" kata haechan

"Napa lu?" Kata renjun ketika chenle duduk di samping nya.

Chenle hanya menggeleng kan wajah nya dan menidurkan di atas meja kantin ini

"Kenapa si? Perasaan tadi jadi anak baique, nolongin Bu irene" tanya jaemin, melihat jisung dan chenle tidak ada semangat nya sama sekali.

Jeno hanya memperhatikan adik nya ini, ia mereka, jisung dan chenle, sudah di anggap adik walaupun menyebalkan.

Tidak biasanya, hanya itu yang ada di pikiran Jeno.

"Kenapa, cerita" kata Jeno, memperhatikan kedua nya.

"Huhhh~" Hela napas chenle.

"Sung lu aja yang cerita" kata chenle, dan jisung hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Ada apa? Si, serius banget kayanya?" Kata haechan, yah mulai memasang muka serius nya.

"Lu di remed ?" Tanyanya, chenle san jisung hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Anak hype kalo diem, aneh" ucap renjun dan di angguki oleh Jaemin.

"Adaapa cerita"saut Jeno untuk kesekian kalinya.

Chenle menatap jisung ragu, ia takut untuk membicarakan hal ini. Jisung hanya mengangguk an kepalanya saja.

"Janji dulu ga gegabah?" Kata jisung, ke Jeno, Jaemin, haechan dan Jaemin. Mereka semua mengangguk untuk memberi jawaban.


































"Dewi sakit, dirawat di Singapur"







Bersamamu | Lee jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang