23. penyakit

3.2K 226 23
                                    

Di ruang nuansa putih, dan khass bau obat, yaitu rumah sakit.

"Bu kapan aku bisa pulang?"  Kata seorang pasien.

"Nanti ya nak" jawab sang ibunya. Dan mengusap puncak rambut anak itu, yang terduduk lemah di atas kursi roda.

Dengan nafas berat, bunda melihat interaksi antara anak dan ibunya, ia rindu, rindu moment seperti itu.

Cklek

Nampak lah seorang perempuan cantik, mungil, tengah terlelap tenang disana.

Dewi, ya Dewi perempuan riang, polos, dengan senyum indah nya, kini ia hanya Ter tidur nyaman selama sebulan, tidak membangunkan diri dari atas tempat tidur itu.

Bunda rindu Dewi.

Rindu senyuman sang putri.

Bunda duduk disebelah putrinya, sambil mengelus rambut yang hampir menipis, ia tak sanggup dengan kenyataan, dan takdir putrinya.

Dewi di nyatakan koma, dan ini bukan pertama kalinya Dewi koma.

Dewi mengidap penyakit leukimia, Dewi sudah kena stadium 3, tapi semua nya Dewi tutup dengan tingkahnya,  bunda tidak sekali dua kali menangis, dan meminta kepada tuhan.

"mengapa harus putrinya yang kena penyakit seperti itu kenapa tidak bunda saja"

Bunda menatap sendu wajah sang putri, sambil mengelus puncak kepalanya, bunda menangis lagi.

"Dewi,  bangun ayo nak, bunda rindu kamu, bunda rindu senyuman manis kamu, bunda rindu keusilan kamu, bangun nak, ini  sudah sebulan lebih, hiks"

Untuk kesekian kalinya, bunda sangat rindu sang putri.
Bunda menangis sambil memegang tangan Dewi.

"Bun__dha"

Ucap suara parau,  nyaris tidak terdengar, bunda langsung menghapus air mata nya dengan kedua tangannya.

"Nak kamu bangun nak" bunda langsung menciumi keseluruh muka Dewi "bunda panggil dokter dulu yah nak" kata bunda.

"Ha_us Bun"kata Dewi dan bunda langsung menghampiri Dewi memberi minum kepada sang putri.

Dokter dan suster langsung memeriksa Dewi di dalam ruangan. Bunda menunggu nya di luar, Daddy yang sudah di telpon sama bunda, sedang berlari di koridor rumah sakit, menghampiri sang istri.

"Sayang, Dewi sudah siuman, apa betul?" Kata Daddy sambil mengusap punggung sang istri. Bunda hanya mengangguk untuk memberi jawaban, Daddy langsung memeluk sang istri.

Dokter keluar dari ruang inap Dewi, bunda dan Daddy langsung berdiri menghampiri dokter, yang tersenyum menandakan keadaan Dewi mulai pulih, dan baik baik saja.

"Keadaan pasien sudah mulai membaik, dia sungguh putri yang kuat, sebagai orang tua kalian harus mensuport Dewi, dukung dia dari segi apapun, jangan sampai Dewi kelelahan, dan membuat dia mengeluarkan banyak darah dari hidung nya, bersyukur lah karna anak lelaki yang kemarin membawa Dewi cepat pulang kerumah, dan tetap awasi Dewi di luar maupun di dalam rumah, terimakasih" ucap sang dokter da memberi senyuman kepada Daddy dan bunda.

"Dewi sudah menunggu kalian di dalam, dia sudah banyak tanya tadi, padahal baru siuman, dasar anak itu" ucap sang dokter dan menggeleng kan kepalanya.

Dokter Sam, dokter keluarga Park sejak dulu, mereka suda mengenal baik,  dokter Sam sudah menganggap Dewi sebagai adik nya. Dokter Sam dokter termuda di rumah sakit ini, dan sudah menjadi dokter kepercayaan keluarga Park.

Bunda dan Daddy pamit kepada dokter Sam dan memasuki ruangan Dewi.

Daddy tersenyum dan menghampiri sang putri.  "Ada yang sakit ga sayang?" Tanya Daddy.

Dewi hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum seperti biasa. Ini yang bunda rindui, senyuman manis sang putri.

"Bunda ko nangis" tanya Dewi menatap cemas bunda.

Bunda langsung mengusap wajah nya untuk menghapus air mata nya.  "Ngga ko sayang" ucap bunda sambil tersenyum.

"Bunda, daddy, Dewi mau pulang,Dewi kangen sekolah" ucap nya sambil melihat kearah kedua orangtuanya.

"Nanti yah sayang, bunda tanya dokter dulu kamu bisa pulang kapan" ucap bunda

Dewi hanya mengangguk an kepalanya dan langsung mencari benda pipih yang selama ini dia tidak main kan.

"Bun hp Dewi mana?"

Bunda mencari ponsel Dewi dan memberikan benda itu ketangan anak nya.

"Banyak panggilan telepon dari Jeno, sama teman kamu, bunda ga berani buat jawab, karna bingung_"

"Gapapa bunda, bunda jangan pernah bilang sama mereka yah, tentang penyakit aku, aku gamau mereka kasihan sama aku,orang aku kuat ko Bun, tadi dokter Sam juga bilang gitu, hehe, bunda jangan khawatir aku baik baik aja, aku pasti bisa sembuh" kata Dewi sambil memberikan senyuman manis nya.

Dalam hatinya, ia tak tahu bahwa ia bisa atau tidak melawan penyakit ini.

Ia gelisah.











HAPPY NEW YEAR AND HAPPY BIRTHDAY KUN GE💚💚💚 SEMOGA DI TAHUN 2020, LEBIH BAIK DARI YANG SEBELUMNYA, AND SEMOGA BESOK PAGI BUKAN BIAS YANG KE CIDUK DATE😭😭😭 CUKUP TAHUN KEMAREN AJAAA😭.






WE 💚 YOU


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bersamamu | Lee jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang