34. Tidy

2.5K 185 4
                                    

Dewi memikirkan omongan Jeno di taman tadi, dia sedang duduk di atas kasur nya, dengan ponsel yang menyala, tapi ia abaikan.

"Ko takut ya"

Monolog nya, langsung menarik boneka yang ada di samping dirinya, dan menaruh boneka itu tepat di hadapannya.

"Tidy... Aku mau curhat, kamu dengerin aku yah. Jadi gini, ada kakak kelas, yang dari awal aku pindah ke sini,  dia itu selalu terlibat sama aku"

"terus aku kaya... Apayahh..... Hmmm, ke deg degan gitu, tidy. Kalo ada Kaka kelas ini, hmmm kamu mau tau ga? Siapa dia... Dia tuh, ternyata tetangga kita, dunia sempit banget kan? Ka Jeno namanya."

"Aku sekarang heran tidy, perasaan aku cuma, punya penyakit kanker, tapi ko setiap aku lagi Deket Ama ka jeno, berasa aku lagi sakit jantung, tau ga? Ke jantung aku mau keluar gitu, heran aku."

"Owh yahh terus tadi, dia tiba tiba, mau aku janji sama dia, sama molla molly juga. Katanya 'jangan tinggalin aku lagi' aku berat sama janji itu tidy"

Ucap Dewi, dengan memasang mimik sedih di hadapan tidy.

Ia merubah posisinya dari terduduk, menuju tengkurap.

"Aku takut tidy, aku takut ninggalin mereka, aku takut ingkar sama janji itu, aku ga bisa liat bunda sama daddy nangis,  aku takut tidy, aku takut hiks"

Dewi menangis, lagi.

Tida satu atau dua kali ia menangis seperti ini, sejak dulu ia hanya menangis kan bunda dan Daddy saja, ia memikirkan 'bagaimana hidup bunda dan daddy jika tanpa aku?'. Tapi malam ini, bukan hanya bunda dan daddy saja, ka Jeno. Nama itu, orang itu, ntah kenapa ia pikirkan.

Dan diam diam, sunwoo di luar kamar Dewi, mendengar semuanya, mendengar curahan hati nya, ia tak tahan, ia tak bisa mendengar Dewi menangis, dia sudah menganggap Dewi adalah adiknya.

Cklek.

Dewi langsung menghapus air mata nya, dan menunduk membuat wajah nya tidak terlihat, dan Ter tutup oleh rambut yang mulai menipis.

Sunwoo mengusap puncak kepala Dewi, dan membawa Dewi kedalam pelukannya.

"Jangan lemah, ayo buktiin kalo lo bisa, Lo kuat, Lo lawan penyakit itu de" ucap sunwoo,  air mata lelaki itu lolos begitu saja keluar dari mata nya, dan membasahi pipi gembul milik nya.

Sunwoo menangkup, kedua pipi Dewi, dan berkata.

"Dewi yang Abang kenal ga cengeng kaya gini, Dewi yang Abang kenal ga lemah kaya gini, Dewi yang Abang kenal ga gampang putus asa, Dewi yang Abang kenal itu ceria, Dewi yang Abang kenal cantik, ga buluk kaya gini"

Sunwoo, Sambil tersenyum dan air mata mengalir dari matanya, dia tidak mau kehilangan adik nya lagi.

"Abang mahhh hiks" saut Dewi sambil merengek seperti anak kecil.

Sunwoo langsung menghapus air mata yang jatuh dari mata Dewi.

"Jangan nangis, kamu jelek"

"Iiiiishhhh, sana ah ngapain kesini" saut Dewi sambil, menutupkan wajah nya.

"Kamu mau apa? Jangan nangis lagi"

Ini yang Dewi suka dari sunwoo, walaupun jahil nya kebangetan, tapi dia care.


"Aku kangen ka haechan"  ucap Dewi tiba tiba membuat sunwoo bingung.

Dalam hati sunwoo 'lah bukannya dia galau in Jeno? Ko kangen haechan?'

"Ka haechan suruh nginap sini bang, tidur nya Ama Abang, yah yah" sambung Dewi sambil mencari kontak ka haechaniee🌞

"kenapa haechan coba?"

"Gatau kangen, kan tadi ngobrol nya cuma sebentar pas di kantin doang"

"Kan masih bisa besok di sekolah"

"Aku kangennya sekarang" ucap Dewi sambil, mempout kan mulut nya.


"Yauda serah"















"Btw Jeno suka Kenya Ama lu"

Bersamamu | Lee jeno [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang