Rangga Khawatir

1.8K 103 5
                                    

'Ketika Cinta Mulai Hadir. Berada di dekatnya saja sudah membuat jantung mu berdebar-debar'




🍁Happy Reading🍁



Pagi hari ini adalah pagi yang biasa saja bagi Lia, pagi yang sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Pagi yang tanpa kehadiran seorang Ibu, di temani hanya dengan seorang pembantu yang sangat baik.

Lia sangat tidak bersemangat untuk berangkat ke sekolah. Dia tak ingin kejadian kemarin menimpa dirinya kembali. Kejadian kemarin sudah cukup membuatnya stres semalaman hingga tidur sampai larut malam.

Sungguh, Lia ingin sekali untuk membolos sekolah pada hari ini. Namun, apa yang akan dilakukan Ibu nya jika Dia bolos sekolah?

Ah... Rasanya ingin mati saja jika kalian menjadi Lia. Pergi ke sekolah? Takut kena bully dari orang-orang yang sama sekali tidak tahu kebenaran yang sebenarnya. Bolos sekolah? Takut di marahi Ibu.

'Siapapun tolooongg culik Lia sekarang jugaaaa.'

Lia mengusap wajah frustasi. Lia menggebrak meja makan dengan kesal, sudah tak tau lagi apa yang harus di lakukan. "Ahh... Udah-lah gue sekolah aja. Dari pada gue di omelin Ibu." Lia akhirnya memutuskan untuk sekolah meski hati nya masih bimbang.

"Biii.. Lia berangkat." teriak Lia ke arah dapur. Tanpa menunggu jawaban dari Bi Minah, Lia langsung meninggalkan rumah untuk menunggu angkot di dekat rumahnya.

***

Lia sudah berada di depan gerbang sekolah. Belum saja memasuki sekolah itu banyak mata sudah melirik tajam ke arah nya. Membuat Lia semakin ngeri untuk melangkahkan kaki ke dalam sekolah.

Lia menarik napas panjang dan mengeluarkan nya perlahan dari mulut untuk membuat dirinya tenang. Setelah cukup tenang, Lia berusaha melangkahkan kaki nya yang terasa kaku. Jantung nya terus berdebar-debar takut kejadian di kantin kemarin terulang lagi.

Saat kaki Lia mulai melangkah secara perlahan tiba-tiba saja suara yang sangat cempreng membuatnya terkejut. "LIAAAAAA!!!"

Lia memutar tubuhnya bersiap untuk memukul suara yang sudah di kenali nya itu.

"Weitsss gak kena dong." ucap Amel meledek setelah berhasil menghindari serangan Lia.

"Ishhh lu pagi-pagi bikin kesel aja sih!"

"Hahaha. Lagian lu pagi-pagi udah bengong depan pager gini. Ada apaan sih?" Amel memulai kebiasaan nya yaitu, KEPO!!!

"Nanti aja gue cerita di kelas. Ayo masuk!" Lia menarik tangan Amel supaya cepat-cepat untuk sampai di kelas. Lia sudah tak tahan lagi di tatap dengan tatapan sinis oleh siswa-siswa yang lewat.

Sesampainya mereka berdua di kelas, mereka berdua langsung duduk di kursi masing-masing. Sesuai janjinya tadi di depan gerbang sekolah, Lia langsung menjelaskan alasan mengapa tadi dirinya melamun di depan gerbang sekolah. Semua di jelaskan Lia dengan sangat jelas yang di sambut anggukan kecil pertanda telah mengerti dengan apa yang telah dijelaskan oleh Lia.

"Jadi gitu. Yaudah sih gak usah di pikirin, santai ada gue." ucap Amel sambil menepuk dadanya dengan bangga. Lia hanya tersenyum senang punya sahabat seperti Amel. Amel selalu menolong Lia dalam menyelesaikan masalah, begitupun sebaliknya. Sepasang sahabat yang saling pengertian.

Bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi. Baik Lia dan juga seluruh murid masuk ke dalam kelas mereka untuk mengikuti pelajaran hari ini.

***

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang