Ultimatum

937 66 8
                                    

Selamat pagi untuk kalian yang membaca ini pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca ini siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca ini sore hari
Selamat malam untuk kalian yang membaca ini malam hari




















🍁HAPPY READING🍁





'Seorang sahabat akan rela melakukan apapun untuk temannya yang sedang kesusahan. Jika tidak, maka kamu tidak bisa menyebutnya sebagai seorang sahabat.'







Senang rasanya bisa memperbaiki suatu hubungan yang sempat hancur karena banyaknya masalah. Terlebih, jika orang itu masih sangat kita cintai dan yang dicintai juga mencintai kembali.

Begitulah sekiranya perasaan Lia pagi ini. Lia sangat sangat sangat senang dengan kembalinya hubungannya dengan Rangga. Lia masih sangat mencintai pria itu dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu.

Kejadian yang terjadi kemarin malam selalu berputar ulang di ingatan Lia. Bagaimana tidak? Rangga tidak marah ketika mendengar ceritanya yang paling memalukan dan Rangga justru mengajak Lia balikan.

Wanita manapun pasti akan sangat senang memiliki seorang pria bermodelan seperti Rangga. Menurut Lia, Rangga terlalu banyak kelebihan di dirinya ketimbang kekurangannya. Kekurangan Rangga yang Lia tidak suka hanyalah sikapnya yang cuek, dingin, dan menyebalkan. Hanya itu.

Berangkat sekolah seperti biasa dengan Rangga, melewati jalan ibukota yang padat saat pagi hari, memeluk tubuh orang tercinta dari belakang. Lengkap sudah nikmat yang Tuhan berikan kepada Lia pagi ini.

Bahkan, saat sampai disekolah pun tidak ada seorang siswa yang membicarakan mereka berdua seperti biasanya. Entah kenapa, Lia seperti baru merasakan nikmatnya hidup di dunia.

"Kok tumben ya gak ada yang nyinyir?" tanya Lia ke Rangga.

"Bersyukur aja," jawab Rangga singkat.

"Heran aja gitu, biasanya kita baru masuk gerbang aja udah banyak yang nge-bacot."

"Ya bagus dong. Biar gak berisik pagi-pagi."

Rangga meraih tangan Lia lalu menggandengnya dengan lembut. Lia merasakan tangan Rangga yang dingin menggenggam tangannya membuat jantungnya berdetak cepat. Lia merasakan jatuh cinta kembali kepada Rangga.

Saat kedua pasangan itu mencapai koridor pertama sekolah, langsung banyak pasang mata yang menatap tak suka ke arah Lia. Seolah-olah telah terjadi sesuatu yang menjijikkan terhadap Lia.

"Kak ... kok pada ngeliatin ke aku sih? Yang aku pake ini gak  ada yang salah, kan?" bisik Lia ke Rangga.

"Gak ada, mungkin hari ini lo lebih cantik jadi banyak yang liatin."

Lia tidak melanjutkan perkataannya, dia lebih memilih diam dan mempercayai apa yang dikatakan oleh Rangga.

Lia sudah sampai di kelasnya dan langsung duduk di sebelah Amel yang tampak gelisah. Ternyata di kelasnya juga banyak yang menatap kearahnya dengan tatapan mengerikan.

"Mel, ada apa sih? Sepanjang jalan gue diliatin terus sama anak-anak." Lia mulai penasaran dengan apa yang terjadi.

"Li, gue sih sebenernya gak mau percaya ya. Tapi, buktinya udah jelas banget. Gue gak nyangka loh," balas Amel, jawabannya semakin membuat Lia penasaran.

"Gak nyangka? Kenapa sih emangnya? Ada apa?"

"Nih, lo liat sendiri aja." Amel menyodorkan ponselnya ke Lia.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang