Spesial

1.5K 96 6
                                    

Selamat malam untuk kalian yang membaca ini pada malam hari
Selamat pagi untuk kalian yang membaca ini pada pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca ini pada siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca ini pada sore hari



























🍁HAPPY READING🍁





























'Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang tulus dari dasar hati tanpa ada campuran dari organ lain' :v




























Setelah mentraktir Tasya, Geri, Ifan dan Lia yang juga ikut-ikutan minta ditraktir. Rangga disuruh ke ruang guru untuk menjelaskan kepada kepala sekolah apa yang sebenarnya terjadi hingga sampai timbulnya perkelahian.

Lia sempat khawatir, takut Rangga kena skors dari sekolah. Oleh karena itu, Lia ikut bersama Rangga ke ruang guru untuk membantu Rangga menjelaskan semuanya.

Sampai di ruang guru, ternyata disana juga ada Reyhan, orang yang terlibat perkelahian dengan Rangga.

Begitu melihat Reyhan, raut wajahnya berubah menjadi kesal sekesal-kesalnya.

"Oke, ada yang bisa jelasin apa yang sebenarnya terjadi?" Pak Johan selaku kepala sekolah, membuka suara setelah dirasanya semua orang yang diperlukan kumpul.

"Jadi gini, Pak..," kata Reyhan menyahut. "Ini, orang ini tiba-tiba aja mukul saya, Pak. Saya gak terimalah, saya pukul balik dia!"

Tak ada sorot mata damai dari Reyhan, yang ada hanya tatapan penuh emosi. Terlebih lagi saat melihat Lia yang duduk di sebelah Rangga.

"Bener gitu, Rangga?" tanya Pak Johan.

"Iya, Pak. Ta--"

"Tapi, kak Rangga mukul dia duluan karena dia mau peluk-peluk saya, Pak," potong Lia. "Padahal saya udah bilang jangan, tapi dia malah tetep maksa."

Sama halnya seperti Reyhan, Lia juga tak ada sama sekali menampilkan ekspresi wajah untuk berdamai.

"Ohh, gitu," Pak Johan menanggapi ucapan Lia. "Jadi, kamu penyebab keributan tadi. Saya harus ngomong sama guru kamu."

"Kalian berdua boleh keluar," kata Pak Johan ke Lia dan Rangga.

"Makasih!" kata Rangga setelah mereka berdua keluar dari ruang guru.

"Untuk?" tanya Lia.

"Tau ah! Nanya mulu."

"Padahal udah jadi pacar, tapi masih aja di ketusin terus." ucap Lia pelan, bermaksud agar Rangga tidak mendengarnya.

"Kan enak ketus sama lu." Rangga mencubit sebelah pipi Lia, ternyata Rangga mendengarnya.

"Gak usah pegang-pegang, ya!" Lia mempercepat langkahnya mendahului Rangga.

Sepertinya, Rangga perlu lebih banyak belajar dari Geri yang lebih berpengalaman berhadapan dengan wanita. Ya, dia harus.

***

Saat ini Lia sedang mencari Amel. Sejak selesai makan tadi, Amel menghilang entah kemana. Dasar, SMK 'Sudah Makan Kabur.'

"Ran, liat Amel gak?" tanya Lia ke Rani, teman sekelasnya.

"Amel? Tadi ada di kelas." jawabnya.

"Oke, makasih."

Lia langsung menuju ke kelasnya, tempat yang mungkin Amel berada disana.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang