Yes, Balikan

993 66 3
                                    

Selamat pagi untuk kalian yang membaca ini pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca ini siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca ini sore hari
Selamat malam untuk kalian yang membaca ini malam hari












Update dulu sebelum ujian online 🤤

Kapan sekolah?
Kapan punya duit banyak?
Kapan GA JOMBLO LAGI?













🍁HAPPY READING🍁















'Seseorang yang sayang kepadamu tidak akan pernah berani untuk memarahi mu, bahkan untuk membentak saja dia tidak akan berani.'





















Malam ini, Ibu Lia mengundang Rangga untuk datang ke rumahnya untuk sekedar bertamu. Tentu saja kalian tau siapa yang sesungguhnya meminta mantannya itu untuk datang ke rumah. Ya, siapa lagi kalau bukan Lia. Dia yang meminta Ibunya untuk mengundang Rangga datang ke rumahnya.

Sebetulnya, tidak mudah juga untuk membujuk wanita paruh baya itu untuk mewujudkan keinginannya. Lia sampai harus memberikan seribu alasan untuk bisa meluluhkan hati Ibunya.

Lia ingin Rangga datang ke rumahnya tidak lebih karena dia merindukan sosok itu ketika berada di rumahnya beberapa saat yang lalu. Dulu, Rangga dan Lia bagaikan seekor kucing dan tikus. Mereka tidak bisa berdamai ketika bertemu.

Lia sudah membenci pria itu sejak awal dia masuk sekolah. Menurut Lia, Rangga terlalu sombong dan terkesan angkuh karena tidak pernah membalas orang yang menyapa dirinya. Karena itu Lia membenci Rangga yang dulu.

Berbeda ketika Lia sudah mengenal Rangga, Lia sedikit paham kenapa Rangga bersikap demikian. Menurutnya, bersikap dingin pada orang lain tidaklah salah malah Lia sedikit setuju dengan apa yang dilakukan Rangga. Karena apa? Karena, tidak semua orang yang baik dihadapan kita, baik juga ketika mereka berada dibelakang. Ya, banyak sekali orang-orang bermuka dua di dunia ini. Mereka seolah-olah terlihat peduli dengan diri kita tapi nyatanya, mereka malah menjelekkan diri kita saat mereka di tempat lain.

Setidaknya, Lia mendapatkan sedikit pelajaran dari sikap dingin Rangga. Lia juga bersyukur karena sudah jatuh cinta pada pemuda itu.

Lia yang sedang menunggu Rangga di teras rumah akhirnya berdiri saat melihat mobil yang ia kenali berhenti di depan rumahnya.

Lia melemparkan senyum terbaiknya kepada Rangga. "Selamat malam!" sapa Lia saat Rangga baru turun dari mobilnya.

"Malam," balas Rangga, juga dengan senyum terbaik miliknya.

"Ayo ma--"

"MAS MOBILNYA TOLONG PINGGIRIN SEDIKIT!" teriak seorang tetangga Lia.

"Ihh, apa sih? Teriak malem-malem," omel Lia, tapi tidak ke orangnya langsung."

"Bawel," Rangga kembali ke mobilnya. "Oh iya, Pak. Maaf!"

Rangga yang baru kembali membenarkan parkir mobilnya sedikit terkejut dengan apa yang dia lihat. Lia menampilkan ekspresi wajah yang sangat Rangga suka, ekspresi Lia ketika sedang kesal.

"Boleh cubit pipi lo gak?" tanya Rangga berniat menggoda.

"A-apa sih? G-gak ... gak boleh!"

"Pelit," cibir Rangga, dia berusaha untuk tidak tersenyum apalagi tertawa.

"Ish! G-gak gitu ... a-aku emm ... Yaudah deh boleh," ujar Lia malu, terlihat kedua pipinya merona.

Lagi-lagi Rangga dibuat kaget oleh Lia, dia tidak menyangka wanita dihadapannya ini akan mengijinkan dirinya untuk mencubit pipi Lia.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang