Angga Manuel Richard

1.4K 82 8
                                    

Selamat malam untuk kalian yang membaca ini pada malam hari
Selamat pagi untuk kalian yang membaca ini pada pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca ini pada siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca ini pada sore hari












🍁HAPPY READING🍁









'Apa aku boleh menangisi mu yang bahkan hanya sebatas teman biasa?'




















Hari libur adalah hari dimana seseorang menggunakan setiap waktu di hari itu hanya digunakan untuk santai-santai diatas kasur atau bisa juga dibilang rebahan.

Tampaknya itu berlaku untuk siapapun. Buktinya Lia kini sedang bersantai di atas kasurnya tanpa ada niat untuk segera mandi pagi.

Banyak yang bilang kalo cewe cantik itu jarang mandi.

Lia sih tidak peduli dengan hal tersebut. Yang pasti hari libur ini akan diisinya dengan bersantai di atas kasur.

Tapi, berlama-lama di dalam kamar ternyata membuat perut Lia lapar. Kalau saja di kamarnya ada banyak makanan, dirinya tidak perlu keluar kamar dan bisa tetap bersantai ria.

"Bi..." teriak Lia ketika sampai di dapur yang menyatu dengan ruang makan.

Sudah dibilang kan, Bi Minah akan segera muncul kala seseorang memanggil namanya. "Ada apa, non?"

"Lapeeerrr..." Lia menggembungkan kedua pipinya.

Ah, untung saja pembantunya bukan seorang remaja laki-laki, kalau sampai iya bisa-bisa pembantunya langsung jatuh cinta pada Lia karena melihat majikannya yang cantik, imut dan super duper luar biasa itu. Ahahaha author lebay!!!

"Mau makan apa, non Lia?"

"Apa aja deh, yang penting enak!"

Bi Minah langsung menjalankan tugasnya, Lia kembali memainkan ponsel yang sedari tadi berada dalam genggamannya.

Rangga muncul dari arah kamarnya. Pemuda itu sudah berpakaian rapi dan sudah wangi juga.

Lia berniat menggoda cowo itu, "Mau jalan sama siapa, Kak?" Lia menaik-turunkan kedua alisnya.

"Kepo aja!" singkat, ketus, datar. Menyebalkan!

"Sudah biasa, diriku ditinggalkan, diacuhkan, dicampakkan...."

"Lah nyanyi apa curhat?" tanya Rangga sembari mendudukkan dirinya di seberang Lia.

"Apa aja boleh!"

Pesanan Lia akhirnya datang. Bi Minah membawakan sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi favorit Lia.

Karena cacing-cacing di perutnya sudah tidak sabar, Lia segera menyantap makanannya dengan lahap.

"Ikut gak?" ucap Rangga tiba-tiba.

"Hah? Apa?" Lia meminta Rangga mengulangi ucapannya.

"Lu ikut gak, jemput abang gue di bandara? Hari ini dia balik dari USA."

"Gue belom mandi, gapapa?" Lia menyunggingkan senyumnya.

"Serius?" tanya Rangga dengan mata yang membulat.

"Biasa aja kali! Yaudah tunggu 10 menit, gue mandi dulu." Rangga menganggukkan kepalanya.

Selesai makan, Lia langsung berlari ke kamarnya untuk mandi. Lia sebenarnya penasaran dengan sosok kakaknya Rangga. Apa mungkin kakaknya lebih ganteng? Atau sebaliknya? Apa dia memiliki sifat yang sama seperti Rangga? Atau sebaliknya?

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang