Taufan

1.7K 83 5
                                    

'Kamu Boleh Menggunakan Hatimu, Tapi Jangan Lupa Libatkan Otakmu Untuk Berpikir Dengan Baik'





🍁Happy Reading🍁








Lia sudah rapih dan siap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini Lia nampak sudah berbeda dengan kemarin, dimana Ia terlihat sangat enggan untuk pergi ke sekolah karena suatu permasalahan dengan seseorang. Tapi hari ini, Lia terlihat biasa saja bahkan bisa dikatakan cukup ceria yang bisa terlihat jelas dari wajahnya.

Sudah bisa dipastikan jika penyebab nya bukanlah karena Lia kemarin menghabiskan waktu bersama dengan pria idaman di sekolahnya itu. Cowo itu sangat aneh bagi Lia. Dia memang memiliki hati yang baik, namun sikap dan perilakunya yang sangat menyebalkan bagi siapapun. Malah orang itu sampai detik ini pun masih di benci oleh Lia.

Lia sedang menunggu di tempat biasanya Dia menunggu angkot. Lia mengambil salah satu buku pelajaran dari dalam tas ransel miliknya. Buku bertuliskan 'Fisika' di sampulnya dan memiliki banyak halaman karena ukuran buku itu yang cukup tebal.

Fisika adalah mata pelajaran yang paling di sukai Lia. Sejak SMP, Lia sudah sangat pandai dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pelajaran tersebut. Bahkan setiap ujian, nilai fisika nya selalu mendapat nilai yang hampir sempurna.

Sejak malam sebelum dirinya tidur, terdapat pemberitahuan dari grup kelasnya bahwa hari ini akan ada ulangan harian fisika. Ini adalah alasan dirinya cukup gembira hari ini karena akan ada ulangan dari mata pelajaran favorit nya itu.

Saking asiknya membaca buku itu, Lia hampir saja lupa kalau di masih berada di halte dekat rumahnya. Lia menengok jam tangannya, setengah jam lagi gerbang sekolah akan ditutup oleh satpam sekolah.

Lia berdiri dari duduknya sambil melihat kiri kanan untuk memastikan bahwa dirinya tidak terlewat angkot satupun. Mungkin sejak membaca buku tadi, Lia sudah melewatkan banyak angkot hingga kini dirinya tak mendapatkan angkot satupun.

Raut wajah Lia langsung berubah dari senang sehabis membaca buku pelajaran kesukaannya itu hingga kini menjadi pucat karena panik. Waktu terus berjalan begitu cepat untuk dirinya sedangkan dia masih belum mendapatkan kendaraan satupun untuk ke sekolah.

Lia memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan berjalan kaki meskipun dia tahu kalau jarak dari rumahnya menuju sekolah lumayan jauh. Namun Lia tak peduli dengan itu, dia hanya berpikir untuk cepat sampai ke sekolah dan tidak terlewat ulangan hari ini.

Sekitar 200M sudah dilalui Lia dan angkot belum juga melewati dirinya sementara waktu terus berjalan semakin cepat. Lia berhenti sebentar untuk mengistirahatkan kakinya yang mulai terasa pegal. "Ya ampun. 15 menit lagi, apa masih keburu yaa?" tinggal 15 menit lagi waktu yang Lia punya untuk mencapai sekolah dan dia sudah tidak mungkin lagi untuk sampai tepat waktu.

Sebuah motor berhenti tepat di hadapan Lia, membuat Lia menatap orang yang mengendarai motor yang masih mengenakan helm itu. Orang itu membuka helm-nya dan langsung tersenyum ke arahnya.

"Liaa!" sapa orang itu.

"Ehh.. Taufan!" balas Lia ke cowo yang ternyata teman sekelas nya itu.

"Lu ngapain disini? Gak ke sekolah?" Taufan melihat Lia dengan sedikit rasa bingung.

"Emm... Ituu. Gue gak dapet angkot, jadinya gue mutusin buat jalan aja."

"Wah kuat juga lu." Taufan menanggapinya dengan sedikit bercanda.

"Yaudah ayo bareng aja sama gue!" ajaknya sambil menunjuk bagian belakang motor dengan dagunya.

"Gak ngerepotin nih?" Lia bertanya dengan sedikit ragu.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang