Cinta

1.6K 105 8
                                    

Selamat malam untuk kalian yang membaca ini pada malam hari
Selamat pagi untuk kalian yang membaca ini pada pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca ini pada siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca ini pada sore hari

Apa kabar kalian para readers dan silent riders_-?

Soal yang bakal up lagi bulan puasa hoax ya jan percaya😂






THANK YOUUUUU BUAT 1K READER😍

UNTUK SEORANG AMATIRAN 1K ITU UDAH SANGAT SPESIAL BANGEEETTT

APALAGI AUTHOR BARU AJA MAIN WATTPAD

SEKALI LAGI

MAAAAKAAAASIIIIIHHHH❤❤

Tapi yang read 1k yang vote cuma 100+😢
Tapi gpp lah












'Ketika kamu sudah yakin jika kau mencintainya, maka kamu harus segera menyatakannya. Atau kamu akan menyesal kedepannya. Tapi ingat KETIKA SUDAH YAKIN. Jadi jangan buat  main perasaan seseorang jika kamu belum yakin.'






🍁HAPPY READING🍁






Lia sudah menunggu di parkiran sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi orang yang ditunggunya tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Lia menatap ke arah luar parkiran dengan gusar. Kakinya sudah pegal karena berdiri cukup lama. Padahal, dirinya mau menyampaikan sesuatu hal yang sangat menggembirakan hatinya. Ehh, malah dibuat kesal seperti ini.

Lia melihat Rangga berjalan menyeberangi lapangan. Dia berjalan cukup santai dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku jaket yang dipakainya.

"Lama banget sih?!" hardik Lia sesaat setelah Rangga sampai dihadapan Lia.

"Gue udah nunggu hampir setengah jam, Kak."

"Kaki gue udah mau copot nih."

Lia memelas dihadapan Rangga. Cowo itu bahkan tidak menanggapi ucapan Lia sebelumnya.

Rangga menaiki motornya tanpa banyak bicara seperti biasa. Lia sudah hampir terbiasa dengan sikap cuek kakak kelasnya ini.

Kalau saja dirinya tidak membutuhkan Rangga untuk menemaninya di rumah dan mengantar-jemput ke sekolah, mungkin sudah ditendang orang ini.

Mesin motor menyala, Rangga langsung menjalankan motornya meninggalkan sekolah. Seperti biasa, tak ada percakapan apapun diantar keduanya.

***

Rangga sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur. Rasa lelah kini menimpa dirinya setelah belajar seharian di sekolah. Seakan ingin memejamkan mata, tapi sang mata tak ingin bergerak untuk menutupnya.

Rangga mengambil ponsel dari atas nakas, memutar lagu favorit bermaksud agar dirinya bisa dengan mudah untuk tidur. Namun sepertinya tidak berhasil, semakin matanya dicoba untuk ditutup Rangga malah semakin tidak bisa tidur.

"Ahh... Kenapa sih?!"

"Merem! Merem! Mereeeemmm!" Rangga mengusap wajahnya kasar.

Padahal ini sudah jam 4 sore, kenapa juga Rangga ingin tidur di jam segitu. Apa dia gak mau berbincang-bincang dengan Lia.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang