"Terkadang. Hati kita mengatakan 'IYA' namun pikiran kita mengatakan 'TIDAK'
Dan kita tidak tau harus mengikuti yang mana"
🍁Happy Reading🍁
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, Lia pun sudah bersiap-siap untuk keluar kelas dan memenuhi janjinya tadi.
Namun semua itu tertunda karena Amel masih saja mengganggunya, dia masih mencoba menghalangi dirinya untuk pergi dengan pemuda itu. Entah ada urusan apa Amel melarang dirinya untuk pergi.
Telinga Lia sudah terasa panas mendengar semua ocehan sahabatnya itu. Tak ada henti-hentinya untuk meyakinkan Lia agar tidak jadi melakukan hal tersebut.
"Mel, udah lah. Lu ribet tau gak! Gue itu cuma mau di anterin pulang sama Taufan, gak lebih!" Lia sudah tak tahan lagi dengan ocehan Amel.
"Lii, please dengerin gue." ucap Amel memohon
"Sebenernya kenapa sih? Apa sebenernya lu itu suka sama Taufan, iya?" tanya Lia dengan tatapan menyelidik.
Amel menggelengkan kepalanya cepat ketika mendengar pertanyaan Lia, "Enggak, enggak sumpah deh. Gue gak mau aja lu nanti jadi suka sama dia."
"Lah, apa urusannya sama lu? Udah deh gak usah bohong lagi, gue tau lu suka kan sama dia?"
"Enggak, beneran. Udah pokoknya gak usah pergi sama dia!"
"Lia, lu di suruh ke ruang osis sekarang." Tiba-tiba seorang cowo datang membuat kedua sahabat itu menengok ke orang itu.
"Hah? Sama siapa?" Lia menaikkan kedua alisnya bingung. Orang tadi hanya mengulangi pertanyaan nya, kali ini dengan ancaman di akhir pertanyaan nya itu lalu berlalu begitu saja.
Lia tampak bingung untuk memutuskan pergi ke ruang osis atau menemui Taufan yang mungkin sudah menunggunya sejak tadi. Sebenarnya dia merasa tidak enak jika harus membatalkan janjinya ini, tapi mau gimana lagi.
"Mel, lu tolong samperin Taufan, ya. Bilang kalo gue hari ini gak jadi balik bareng ama dia, gue ada urusan." Amel langsung lompat kegirangan, akhirnya usaha yang dia lakukan tidak sia-sia. Amel langsung berlari menemui Taufan dan Lia langsung menuju ruang osis.
***
*Ruang Osis*
"Misi..." ucap Lia ketika sudah memasukkan setengah tubuhnya ke dalam ruang osis. Ruangan itu sepi, mungkin karena saat ini sudah jam pulang sekolah dan para anggota osis pun sedang tak ada kegiatan.
Lia memasuki lebih dalam ruangan tersebut dan mendapati seseorang tengah duduk di kursi khusus untuk sang pemimpin osis. "Ada apa, Kak?" Lia sudah tahu jika orang itu adalah Rangga, dia tak ingin membuang-buang waktu.
"Duduk!" ucap Rangga singkat. Lia langsung menuruti perintah itu. Rangga menyodorkan selembar kertas ke Lia tanpa mengucapkan apapun. Lia mengambil kertas itu lalu membacanya dengan seksama.
"Harus sekarang gitu, Kak? Kenapa harus gue sih?" tanya Lia ketika sudah selesai membaca isi kertas tersebut. Rangga hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya. Isi kertas itu adalah perintah dari ketua panitia olimpiade di sekolahnya, Rangga sebagai ketua osis dan Lia sebagai salah satu peserta dari olimpiade itu ditugaskan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut.
Lia sedikit heran, kenapa dari sekian siswa yang ikut serta dalam olimpiade tersebut, kenapa harus dirinya dan juga cowo yang di bencinya ini.
Karena ini adalah perintah dari ketua panitianya langsung dan demi olimpiade yang dua minggu lagi akan dilaksanakan, mau tidak mau Lia harus menjalaninya meskipun sangat malas karena harus dengan orang di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis ✅
Romance[SELESAI] Bebas baca dan cerita gak bakal ada yg dihapus... Tapi usahakan untuk tidak sekedar membaca!!! Follow sebelum membaca 🌷HOPE YOU LIKE🌷 Seorang gadis cantik bernama Gladis Aurelia adalah siswa baru di sekolahnya. Dia berpikir bahwa sekolah...