Marah

1.5K 81 8
                                    

Selamat malam untuk kalian yang membaca ini pada malam hari
Selamat pagi untuk kalian yang membaca ini pada pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca ini pada siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca ini pada sore hari

Kawan... kalian libur?😭

Author libur tapi di kasih tugas yang numpuk...huhuhu

Karena libur dua minggu author tau kalian gabut

Jadi malam ini author up KETUA  OSIS ❤















🍁HAPPY READING🍁













'Perasaan wanita lembut, dia gampang banget rapuhnya. Dan lu malah melakukan hal itu ke dia?'












"Liaaaa...."

"Liaaaa...."

Rangga terus meneriaki nama Lia di sepanjang lorong sekolah. Tak peduli banyak siswa lain yang menatap dirinya bingung.

"Dimana sih dia?" lirih Rangga, sepertinya sudah mulai putus asa untuk mencari Lia.

Rangga bertanya kepada siswa lain yang lewat, kebetulan ini sudah jam istirahat. Tapi tak satupun dari mereka yang melihat keberadaan Lia.

Rangga mencoba untuk ke kelas Lia, berharap dia menemukan wanita itu disana.

Tapi hasilnya nihil, Lia tidak berada di kelasnya. Tas milik Lia-pun masih berada di kelasnya. Kemungkinan dia masih berada di sekolah ini, itulah yang ada di otak Rangga.

Setelah dari kelas Lia, Rangga bergegas lagi untuk pergi ke perpustakaan sekolah. Yang ada di pikirannya, Lia adalah seorang murid yang pintar. Jadi pasti dia akan pergi ke tempat itu untuk sekedar mampir ataupun membaca dan meminjam buku.

Tapi masalahnya, apa Rangga tidak berpikir jika seseorang yang sedang bersedih akan pergi ke perpustakaan walaupun hanya iseng? Sungguh ganteng-ganteng bodoh, hehehe.

Yup, betul. Lia tidak ada disana, bahkan perpustakaan itu sama sekali tidak ada pengunjungnya. Miris.

Selanjutnya, Rangga pergi ke kantin. Mungkin saja sehabis nangis Lia jadi lapar, pemikiran bodoh macam apa itu.

Hasilnya sama, dia juga tidak menemukan keberadaan Lia. Di tempat itu hanya ada Amel, sahabat Lia. Karena Amel adalah orang terdekat Lia di sekolah ini, ada kemungkinan dirinya tau dimana Lia sekarang.

Rangga menghampiri Amel yang sedang menyantap makanannya seorang diri. "Mel, lu liat Lia?" tanya Rangga to the point. Amel mencoba untuk menelan makanan yang masih dikunyahnya itu, "Lah kan tadi sama Kak Rangga, kok jadi nanya sama gue?" Amel balik bertanya. Dia memang belum tau apa yang sedang terjadi pada sahabatnya itu.

"Jadi lu gak ada liat dia?" tanya Rangga sekali lagi. Amel hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Rangga menghela napas, kemana lagi dia harus mencari gadis itu. Hampir semua sudut sekolah ini sudah di telusurinya, namun tak sedikitpun mendapat petunjuk dimana Lia berada.

Rangga hampir sudah ingin menyerah saat itu juga, tapi di kepalanya muncul satu ide tentang keberadaan gadis itu.

Rangga langsung bergegas keluar dari kantin, "Yaudah makasih ya!" ucap Rangga sebelum benar-benar meninggalkan kantin.

***

Lia berlari secepat mungkin agar bisa menjauh dari cowo yang baru saja menggoreskan luka di hatinya lewat perkataannya. Tidak, Lia tidak sedang ber-akting. Tapi perkataan cowo yang memiliki wajah ganteng itu memang melukai hatinya. Sedikit, pelan, sederhana, tapi cukup untuk membuat seorang Lia menangis.

Ketua Osis ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang